
Helikopter TNI Angkatan Darat jatuh di Sleman dan menghantam rumah warga
keren989
- 0
Helikopter TNI Angkatan Darat tersebut jatuh saat dalam perjalanan menuju Yogyakarta untuk mengamankan acara open house Presiden Jokowi.
YOGYAKARTA, Indonesia – (UPDATED) Helikopter Bell 205 A-1 Skuadron 11 milik TNI Angkatan Darat menabrak rumah warga di Dusun Kowang, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta sekitar pukul 15.35 WIB. Helikopter produksi perusahaan Bell tersebut jatuh saat terbang dari Solo menuju Yogyakarta untuk ikut melindungi Presiden Joko “Jokowi” Widodo yang berencana bertahan. rumah terbuka Sabtu 9 Juli di Istana Grand Palace.
Di dalamnya diketahui membawa 5 personel TNI Angkatan Darat. Akibat kejadian tersebut, 2 orang anggota TNI AD tewas. Mereka adalah Letda Cpn Angga Juang (Pnb II) dan Serda Sirait (AV).
Sedangkan 3 personel TNI AD yakni Kapten CPN Titus Benekditus Sinaga (Pnb I), Serka Rohmad (TI) dan Kopda Sukoco selamat dalam peristiwa maut tersebut.
Selain menewaskan 2 personel TNI AD, 1 warga sipil juga tewas.
“Dari pilot dan awak pesawat jumlahnya ada 5 orang, namun ada juga seorang perempuan meninggal dunia yang belum diketahui identitasnya,” kata Kepala Operasional Kantor Basarnas Yogyakarta, Asbani, Jumat, 8 Juli.
Asbani menduga warga sipil yang menjadi korban adalah warga desa tempat jatuhnya helikopter tersebut.
“Helikopter tersebut jatuh menimpa rumah seorang warga yang mendapat informasi bahwa rumahnya kosong. Namun yang jelas biarlah pihak yang berwenang memberikan konfirmasi, ujarnya lagi.
Dua korban tewas dan 3 korban luka dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda DIY Kalasan.
Saat ini lokasi kejadian dijaga ketat oleh petugas Paskhas TNI AU dan kepolisian. “Masyarakat dilarang mendekati lokasi kejadian,” ujarnya.
Kronologi kejadian
Informasi yang diterima dari Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, kontak terakhir antara helikopter dengan menara kendali pesawat terjadi sekitar pukul 15.14 WIB. Dua menit kemudian, menara pengawas kehilangan kontak dengan helikopter bernomor registrasi HA-5073.
“Sekitar pukul 15.20 WIB kondisi helikopter masih stabil di atas lapangan Bogem. Namun begitu memasuki Desa Kowang, suara helikopter mulai mereda dan memasuki bagian atas salah satu rumah warga. “Di atas persawahan, mesin mulai mati dan bagian helikopter miring,” kata Sutopo dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat, 8 Juli.
Saat ditemukan warga, helikopter tersebut jatuh menimpa 2 rumah milik warga sekitar, Heru Purwanto dan Parno. Kedua pemilik rumah tidak mengalami luka-luka, karena tempat tinggalnya dibiarkan kosong karena hendak mudik.
Salah satu saksi mata yang mengetahui jatuhnya helikopter tersebut, bernama Aris, mengaku sedang duduk di dalam rumah dan mendengar suara gemuruh keras dari atas rumahnya.
“Saya pikir ada gempa bumi,” katanya kepada Rappler.
Begitu keluar rumah, Aris melihat warga berhamburan keluar rumah karena takut tertabrak helikopter yang jatuh.
“Suara benturannya sangat keras dan nampaknya ada helikopter yang jatuh,” ujarnya lagi.
Dari pantauannya, saat helikopter jatuh, tidak terdengar suara ledakan maupun asap yang mengepul.
“Tidak ada ledakan. Namun (helikopter) menghantam bagian belakang rumah Pak Suparno dan Pak Heru. Keduanya selamat,” kata Aris.
Ada penumpang sipil di dalam helikopter
Berdasarkan data yang dimiliki TNI, ada satu korban meninggal dunia, seorang perempuan bernama Fransisca Nila Agustin. Namun mereka tidak mengatakan bahwa korbannya adalah warga sipil.
Ketua RT 001 Sarengan mengatakan Fransisca memang begitu sipil Serengan RT 001, RW 001 Blulukan Colomadu, Karanganyar. Korban merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan suami istri, Sri Marjono-Sriwidadi. Fransisca diketahui sehari-harinya bekerja sebagai perawat Klinik Saras di Desa Gajahan Colomadu.
“Saya tidak tahu kalau korban bisa naik helikopter TNI,” kata Jimanto.
Kemarin, pihak keluarga mendatangi RSUD Yogyakarta untuk mengambil jenazah Fransisca. Sementara itu, puluhan warga tetangga korban terus berkumpul di rumah duka hingga Jumat malam dan mendirikan tenda, penerangan, dan kursi untuk menunggu kedatangan jenazah korban.
Helikopter terbang
Komandan Jalur Udara (Danlanud) Adisutjipto, Marsekal Pertama Imam Baidirus mengatakan, Helikopter Bell TNI AD yang jatuh di Kabupaten Sleman masih layak terbang. Sebab kenyataannya helikopter tersebut masih bisa digunakan.
“Saya kira kalau pesawat sudah terbang, (pasti) layak digunakan,” kata Imam.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigjen M. Sabrar Fadhilah mengatakan, tim penyidik diterjunkan ke lokasi pada Jumat malam. Tim akan mencari tahu penyebab jatuhnya helikopter tersebut. Sedangkan kerugian besar yang dialami warga akan dikompensasi sepenuhnya oleh TNI. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com
BACA JUGA: