• October 9, 2024
Hilangkan awan dari langit La Beneamata

Hilangkan awan dari langit La Beneamata

Tidak ada yang lebih realistis bagi Inter untuk meraih gelar juara musim ini, kecuali Coppa Italia.

JAKARTA, Indonesia – Nasib Inter Milan punya “pola”. Klub nama panggilan Nerazzurri ia akan mengalami masa-masa kelam dalam waktu yang cukup lama setelah era dominasi penuh. Setelah bertahun-tahun meraih gelar bersama Jose Mourinho, awan gelap seakan menggantung di langit-langit Giuseppe Meazza, markas mereka.

Dahulu klub ini diberi julukan Yang Tercinta itu sangat dominan di bawah pelatih (Pelatih) dari Argentina Helenio Herrera. Pelatih yang memoles Inter pada 1960-1968 itu menawarkan tiga scudetto alias gelar Serie A, dua Piala Eropa, dan dua Piala Interkontinental yang kini disebut Piala Dunia Antarklub.

Sepeninggal Herrera, Inter berada di zaman kegelapan selama 37 tahun. Mereka hanya mendapat tiga scudettodua Coppa Italia dan satu Piala UEFA.

Dengan rentang waktu hampir empat dekade, meraih gelar tersebut terasa sangat kontras dengan 9 trofi yang dipersembahkan Herrera hanya dalam kurun waktu 8 tahun saja.

Ada kekhawatiran era ini akan terulang kembali. Pasalnya, sejak era Roberto Mancini berakhir pada 2004-2008 lalu bersama Mourinho pada 2008-2010, Inter tak pernah lagi tampil. scudetto.

Dalam lima musim setelah era dominasi tersebut, mereka hanya meraih satu gelar Coppa Italia.

Bahkan, selama masa kepemimpinan kedua pelatih ini, mereka berhasil meraih 12 gelar. Yaitu lima scudettotiga Coppa Italia, tiga Piala Super Italia, dan satu gelar Liga Champions.

Puncak kejayaan Inter adalah musim terakhir Mourinho. Tim biru-hitam menangkap pemenang tiga kali lipat yakni tiga gelar dalam satu musim: juara Serie A, Liga Champions, dan Coppa Italia. Suatu prestasi yang tidak dapat dicapai oleh tim Serie A saat ini.

Masalahnya, Inter mengalami paceklik gelar setelahnya. Dan masih belum ada tanda-tanda “buka puasa”. Kembalinya Roberto Mancini ke Giuseppe Meazza sejak musim lalu belum menunjukkan tanda-tanda ke arah itu.

Musim ini, mantan manajer Manchester City itu justru berhasil membawa Inter berkuasa pemimpin alias pemuncak klasemen Serie A, namun hanya bertahan lima pekan. Setelah itu, tiga kali berjalan tanpa kemenangan mendapatkan mereka menjatuhkan di posisi keempat. Jarak mereka dengan pemimpin klasemen, Napoli, juga terus bertambah. Enam poin!

Perburuan gelar Serie A semakin ketat bagi Inter seiring dengan mental musuh lamanya yang mulai pulih. Juventus terus tampil garis (pukulan beruntun) dalam 11 pertandingan berturut-turut. Mereka tidak dapat dihentikan.

Inter juga harus mulai realistis. Setidaknya untuk mengejar gelar yang berada dalam jangkauan untuk menepis awan yang menyelimuti nasib mereka. Jika tidak, mereka terancam terjerumus ke dalam zaman kegelapan yang panjang.

Oleh karena itu, pada laga semifinal Coppa Italia melawan Juventus, Kamis 28 Januari pukul 02.45 WIB dini hari di Juventus Stadium, Mauro Icardi dan kawan-kawan tak boleh kalah melawan tuan rumah. Hasil imbang atau menang akan memudahkan upaya mereka pada leg kedua yang digelar di Giuseppe Meazza.

Allegri tidak terlalu bertekad melawan Inter

Bentrokan kedua klub memiliki tradisi kuat dalam sepak bola Italia. Bahkan, pertemuan keduanya diberi label sebagai Derby d’Italia alias derby Italia karena ketatnya perebutan gelar antara keduanya.

Namun kubu Juventus nampaknya tak menganggap penting laga ini. Mereka lebih mengutamakan Serie A. Apalagi selisih poin mereka dengan Napoli hanya dua poin.

Hal ini terlihat dari upaya yang dilakukan pelatih Juve Massimiliano Allegri mempertahankan beberapa pemain kuncinya. Mereka antara lain, Leonardo Bonucci, Sami Khedira, Paul Pogba, dan Paulo Dybala.

Salah satu alasan Allegri adalah para pemain tersebut bekerja sangat keras saat mengalahkan AS Roma 1-0 pada 25 Januari lalu. Mereka berhak mendapatkan istirahat ekstra. “Memperbaiki pemain lebih penting daripada pertandingan ini,” katanya seperti dikutip Jurnal Dunia.

Mantan pelatih AC Milan itu menyadari tim tamu lebih gigih di laga ini. Dia sudah menyiapkan pelapis untuk menyambut mereka. “Kami akan bermain lebih terbuka dan bebas. “Kami juga ingin mencapai final,” ujarnya.

Beberapa pemain pengganti yang akan dipasang kemungkinan besar adalah kiper kedua Neto, sayap Alex Sandro, dan Kwadwo Asamoah yang akan menggantikan Paul Pogba. Sedangkan Hernanes akan ditunjuk menggantikan Claudio Marchisio sebagai mesin penyerang di lini tengah.

Di sisi lain, Roberto Mancini akan tetap menggunakan pemain andalannya. Ia mengincar hasil bagus agar bisa lolos ke laga terakhir Coppa Italia.

“Kami harus melihatnya sebagai pertandingan yang berlangsung selama 180 menit. Karena setelah ini ada pertandingan kedua. Kita harus mengatasinya,” katanya Situs resmi Juventus.

Beruntung tidak banyak pemain Inter yang cedera. Hampir seluruh pasukannya dalam kondisi 100 persen. Trio penyerang Adem Ljajic, Rodrigo Palacio, dan Ivan Perisic bisa diturunkan dalam formasi 4-3-3. Mauro Icardi kemungkinan besar akan absen karena tak cocok dengan Mancini.

Masalahnya, performa Inter sedang menurun. Mereka tidak pernah menang dalam 3 pertandingan terakhir. Faktanya, di hari (Pekan) 21 lalu mereka ditahan imbang 1-1 oleh tim zona degradasi Carpi.

“Sudah waktunya bagi kita untuk menyingsingkan lengan baju dan berjuang. “Kita harus segera bangkit untuk melewati periode buruk ini dengan cepat,” ujarnya seperti dikutip Empat Empat Dua.—Rappler.com

BACA JUGA:

Togel Sidney