• November 23, 2024
Hubungan jaringan teror Malaysia-Indonesia sudah lama terjalin erat

Hubungan jaringan teror Malaysia-Indonesia sudah lama terjalin erat

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Salah satu warga negara Indonesia diduga ditangkap polisi Malaysia karena berupaya menimbulkan teror saat Raja Salman berada di Kuala Lumpur.

BANDUNG, Indonesia – Kapolri Jenderal Tito Karnavian membenarkan adanya satu warga negara Indonesia yang ditangkap polisi Malaysia pada akhir Februari lalu. WNI tersebut merupakan bagian dari kelompok teroris yang diduga menyerang rombongan Raja Arab Saudi saat masih berada di Kuala Lumpur.

“(Informasi) juga muncul di media. “Dia ikut kelompok (teroris) di sana (Malaysia),” kata Tito usai memberikan kuliah umum di Aula Barat ITB, Kota Bandung, Rabu, 8 Maret. (BACA: Malaysia Tangkap 1 WNI Terduga Teroris yang Akan Serang Raja Salman?)

Ia mengatakan, keterkaitan antara kelompok teroris Indonesia dan Malaysia merupakan hal yang lumrah dan sudah berlangsung lama. Baik Indonesia maupun Malaysia kerap dijadikan tempat pelarian para teroris kedua negara tersebut.

“Dulu, di era DI/TII, ketika diserang dan ditekan di sini, (mereka) mengungsi ke Sabah, Sarawak. Pada masanya, Jemaah Islamiyah (JI) melarikan diri ke Malaysia. Pelaku asal Malaysia juga mengungsi ke sini, seperti Azhari dan Nurdin M. Top, kata Tito.

Diakui kedua negara sekutu ini telah menjadi jaringan lokal dengan koneksi tingkat regional. Oleh karena itu, Polri membangun kerja sama internasional dan regional untuk memerangi dan menangani aksi terorisme dan radikalisme.

Sementara terkait WNI yang diamankan, Tito menjelaskan, pihak Kepolisian RI telah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan rekannya dari Malaysia. Terkait penanganan tindakan antiterorisme, ia mengatakan kerja sama antara Indonesia dan Malaysia berjalan sangat baik.

“Kita punya liaison officer (LO) di sana (Malaysia) yang kontak dan hubungan kerja sama kontrateror di sana dengan kontrateror di Indonesia sangat baik,” ujarnya.

Menurut Khalid Abu Bakar, Kepala Inspektur Kepolisian Malaysia, WNI tersebut ditangkap bersama enam orang lainnya. Mereka diyakini merupakan bagian dari jaringan kelompok Negara Islam Irak Suriah (ISIS).

“Mereka berencana menyerang rombongan Raja Arab Saudi saat mengunjungi Kuala Lumpur. “Kami berhasil menangkap mereka dalam waktu singkat,” kata Khalid.

Warga negara Indonesia tersebut ditangkap pada 21 Februari bersama seorang warga negara Malaysia. Warga negara Indonesia berusia 28 tahun ini dideportasi dari Turki pada bulan Juni 2016 setelah ditahan karena diduga mencoba memasuki Suriah secara ilegal. Tujuannya adalah bergabung dengan kelompok ISIS.

WNI dan WN Malaysia tersebut ditangkap di kawasan Kepong, Kuala Lumpur. Masing-masing bekerja sebagai teknisi pabrik dan petani. – Rappler.com

uni togel