ICW mengajak masyarakat memberikan informasi keberadaan Setya Novanto
- keren989
- 0
Keberadaan Setya Novanto hingga malam ini masih belum diketahui
JAKARTA, Indonesia – Koalisi masyarakat sipil antikorupsi mengapresiasi langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam melakukan upaya penangkapan Ketua DPR Setya Novanto. Menurut mereka, Setya seharusnya ditangkap karena sering mangkir saat dipanggil lembaga antirasuah.
Berdasarkan catatan Institute Corruption Watch (ICW), Ketua Umum Partai Golkar itu sempat tiga kali mangkir, salah satunya sebagai tersangka. Namun ironisnya, saat hendak ditangkap penyidik KPK pada Rabu malam lalu, Setya menghilang dan tidak berada di rumahnya yang terletak di Jalan Wijaya nomor XIII Kebayoran Baru.
Peneliti ICW Lalola Esther mengatakan hilangnya Setya semakin memperkuat dugaan masyarakat bahwa pria 62 tahun itu memang berniat melanggar hukum.
Memang dia berniat untuk tidak menjalani proses hukum dan akan mangkir dari segala upaya hukum yang dilakukan KPK, kata Lalola saat menggelar konferensi pers di kantor ICW, Kamis, 16 November.
Selain itu, pihak Setya juga beberapa kali melakukan perlawanan terhadap KPK. Pertamaia menggugat Direktorat Jenderal Imigrasi ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) atas perintah yang melarangnya pergi ke luar negeri, Keduarevisi Undang-Undang KPK, dan terbaru Ia kembali mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Hal ini semakin menunjukkan Setya tidak kooperatif dalam menjalani proses hukum yang sedang dihadapinya saat ini, ujarnya.
Untuk membantu KPK menelusuri keberadaan Setya, ICW menyebarkan poster bertajuk “Setya Novanto, Ketua DPR, Dicari” kepada publik. Harapannya, masyarakat bisa berkontribusi dengan memberikan informasi jika mengetahui atau melihat Setya yang hingga saat ini belum ditemukan KPK.
Masyarakat dapat berpartisipasi dengan mengirimkan email ke [email protected], telepon atau surat.
“Informasi ini (laporan masyarakat) tentunya akan kami kumpulkan dan diteruskan ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Sementara itu, tov imbalan “Bagi yang memberikan informasi valid tentu menjadi kewenangan Komite Pemberantasan Korupsi (KPK), bukan ICW,” kata Lalola.
Ia mengimbau masyarakat tidak ikut-ikutan menyembunyikan keberadaan Setya karena tindakan tersebut bisa dianggap sebagai bagian dari tindak pidana.
“Tapi kalau masyarakat misalnya lewat Setya, tapi baru sadar kalau itu Setya, itu tidak bisa dianggap bersembunyi. Lain halnya jika mereka sudah mengetahui SN buron, bahkan memberikan akomodasi sementara, sehingga bisa dipertimbangkan untuk membantu seseorang yang buron, ujarnya.
Lalu bagaimana dengan tamu tak dikenal yang menjemput Setya di rumahnya, apakah dia juga bisa didakwa menyembunyikan buronan? Lalola mengatakan hal ini memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
“Apapun informasi yang masyarakat miliki tentang Setya, akan sangat membantu penyidik KPK dalam menemukan Setya,” ujarnya.
Poster Setya akan dipublikasikan di media sosial dan berbagai area publik lainnya hari ini.
Mempermalukan sosok negarawan
Di tempat yang sama, organisasi Gerakan Anti Korupsi (GAK) Lintas Perguruan Tinggi juga mengimbau Setya segera menyerahkan diri ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Sebab, sikap yang dipilihnya secara samar-samar seperti ini justru merendahkan sosok seorang negarawan. Selain itu, Setya juga menjabat sebagai Ketua DPR dan Ketua Umum salah satu partai besar di Indonesia.
“Kali ini Setya Novanto merendahkan kenegarawanannya dengan terus menghindari panggilan KPK. Kalau dia negarawan sejati, Setya akan hadir (saat dipanggil KPK). “Pertandingan sebenarnya hanya terjadi di lapangan,” kata Andi Sahrandi yang mewakili GAK Across Universities.
Nanti di pengadilan, Setya mampu menunjukkan bukti bahwa dirinya tidak bersalah. Setelah dia menjalani persidangan, baru diketahui apakah dia terbukti bersalah dan akan dihukum atau bebas.
Sementara itu, dalam percakapan telepon dengan media, Setya berjanji akan datang ke kantor KPK malam ini. KPK juga mengingatkan, jika Setya masih mangkir, kemungkinan besar namanya akan masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) malam ini. – Rappler.com