Impian Indonesia menjadi negara hub keuangan syariah pada acara WIEF
keren989
- 0
Indonesia memiliki kombinasi populasi Muslim dan kelas menengah yang besar, menjadikannya tempat yang menarik untuk berinvestasi
JAKARTA, Indonesia – World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 resmi dibuka oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo di Jakarta Convention Center (JCC) pada Selasa, 2 Agustus. Acara yang dihadiri lebih dari 100 negara ini dimanfaatkan Indonesia untuk menunjukkan bahwa negara kepulauan tersebut merupakan tempat yang ideal untuk berinvestasi.
Selain itu, Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia dan kelas menengah yang cukup besar.
“Dengan kombinasi populasi Muslim dan kelas menengah yang besar, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pusat keuangan berbasis syariah,” Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang memimpin komite tersebut, mengatakan pada hari Selasa, saat memberikan siaran pers pada bulan Agustus. 2.
Selain itu, kata Sri, Indonesia ingin menunjukkan melalui acara ini bahwa banyak wirausahawan perempuan yang bisa lahir di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Menurut Sri, ada persepsi bahwa perempuan tidak memiliki cukup kesempatan di negara-negara Muslim.
“Di sini kita bisa menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya berperan sebagai pembeli, tapi juga sebagai produsen,” ujarnya.
acara komunitas muslim
Jokowi dalam pidato pembukaannya mengatakan, umat Islam mempunyai peluang lebih besar untuk meningkatkan perekonomiannya di saat kondisi perekonomian global belum pulih dari krisis tahun 2008. Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, komunitas Muslim memiliki demografi terbaik dibandingkan agama lain di dunia.
“Komunitas Muslim memiliki populasi generasi muda tertinggi. Rata-rata usia pemuda muslim adalah 23 tahun, sedangkan rata-rata usia remaja non-muslim adalah 30 tahun, kata Jokowi.
Perbankan syariah, kata Jokowi, juga bernilai multi triliun. Kini fesyen, kuliner, dan arsitektur muslim berkembang pesat dan berpotensi menciptakan tatanan dunia.
Pendapat senada juga diungkapkan oleh Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak yang juga menjadi keynote speaker pada acara WIEF tahun 2016. Berdasarkan data yang dimilikinya, tingkat perekonomian umat Islam di dunia pada tahun 2014-2015 meningkat hampir dua kali lipat di seluruh dunia. Tingkat konsumsi umat Islam diperkirakan mencapai US$2,6 triliun pada tahun 2020.
Fakta ini juga berdampak pada kawasan ASEAN yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Pertumbuhan ekonomi (PDB), kata Najib, bahkan mencapai 4,5 persen pada tahun lalu. Hal ini merupakan anomali di saat perekonomian global sedang mengalami perlambatan.
Tantangan Umat Islam
Meski disuguhkan fakta-fakta positif, namun tidak dapat dipungkiri bahwa umat Islam masih dihadapkan pada berbagai permasalahan. Hal ini termasuk terbatasnya akses terhadap pendidikan, kemiskinan, pengangguran dan perang. Belum lagi ancaman teroris yang mengatasnamakan Islam akan melakukan tindakan keji terhadap umat.
“Tidak ada satu pun ajaran Islam yang dibawa oleh kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Itulah mengapa penting bagi mayoritas umat Islam untuk mengutuk mereka,” kata Najib.
Selain itu, Najib juga meminta umat Islam untuk melawan segala kebohongan yang disampaikan ISIS tentang Islam.
“Kita juga harus melawan upaya mereka untuk mencuci otak dan mengeksploitasi generasi muda kita. “Malaysia dengan tegas menyatakan perlawanannya terhadap ISIS dan antek-anteknya,” tegasnya.
Untuk itu, pemerintah Malaysia mendirikan organisasi bernama Regional Digital Counter-Messaging Communications Center (RDC3) di luar ibu kota Kuala Lumpur. Tujuannya tak lain untuk melawan propaganda ISIS melalui media siber.
Berdasarkan data yang dimiliki otoritas Malaysia, sebanyak 95 hingga 98 persen warga Malaysia diketahui direkrut melalui media sosial. Saat ini, terdapat sekitar 47 warga Malaysia yang diketahui bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah.
Kehadiran Najib di forum WIEF menarik perhatian media karena namanya masih dikaitkan dengan skandal korupsi perusahaan investasi 1MDB. Pada Senin, 1 Agustus, Najib dan Jokowi menggelar pertemuan bilateral di Istana Negara. Terdapat 3 isu strategis yang dibahas kedua pemimpin dalam forum konsultasi bilateral tahunan tersebut.
WIEF ke-12 akan dilaksanakan hingga Kamis 4 Agustus. Pertemuan tiga hari tersebut diharapkan dapat membuka peluang bisnis dan menjalin kemitraan di dunia Islam antara pemimpin negara, industri, akademisi, pakar, dan eksekutif perusahaan.
Selain dihadiri oleh Perdana Menteri Najib, WIEF ke-12 juga dihadiri oleh Presiden Tajikistan, Emomali Rahman, Presiden Republik Guinea, Alpha Conde, dan Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Shriyan Wickremesinghe. – Rappler.com