Indeks persepsi korupsi Indonesia pada tahun 2015 meningkat menjadi peringkat 88
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Indeks persepsi korupsi global ini dikeluarkan setiap tahun oleh Transparency International.
JAKARTA, Indonesia—Transparency International mengumumkan Indeks Persepsi Korupsi (ICP) Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan, dari skor 34 menjadi 36 pada tahun ini dibandingkan tahun lalu. Peringkat Indonesia pun naik dari peringkat 107 ke peringkat 88.
“Pada tahun 2015, Indonesia naik dua poin dari tahun lalu dengan skor 34 menjadi 36,” kata Direktur Program Transparansi Internasional Ilham Saenong dalam paparannya di Hotel Le Meredian, Rabu, 27 Januari.
Indeks persepsi ini merupakan hasil observasi yang dilakukan TI sepanjang tahun 2015 dan diumumkan pada tahun 2016.
Transparency International memberi peringkat pada peringkat ICP dari 168 negara di seluruh dunia, dengan skor 0 untuk negara paling korup, dan 100 untuk negara terbersih. Skor rata-rata dunia adalah 43, yang berarti semua negara dengan skor di bawah ini masih dianggap korup.
Selama delapan tahun terakhir, 2006-2014, indeks persepsi korupsi di Indonesia cenderung meningkat.
Berikut grafiknya:
Inilah indeks persepsi masyarakat Indonesia selama 8 tahun terakhir 2006-2014 @RapplerID pic.twitter.com/OYeEGLHJ9A
— Febriana Firdaus (@febrofirdaus) 27 Januari 2016
Bagaimana peringkat Indonesia di Asia Pasifik?
Bagaimana peringkat Indonesia di Asia Pasifik? @RapplerID pic.twitter.com/FbhAbZXFys
— Febriana Firdaus (@febrofirdaus) 27 Januari 2016
KPK: Kalau tidak ada krisis, hitungannya bisa lebih banyak
Giri Suprapdiono, Direktur Kepuasan, mengatakan Komisi Pemberantasan Korupsi menyambut baik peningkatan skor dan peringkat Indeks Persepsi Korupsi. Indonesia, kata dia, mampu mempertahankan peningkatan skor dan indeks sejak didirikan pada tahun 2004.
Pada tahun 2004, ICP Indonesia masih rendah. Tahun lalu, skor ICP mencapai 34. Tahun ini skornya naik lagi menjadi 36, sehingga mampu memperbaiki posisinya dari tahun lalu 88 menjadi 107.
“Ini merupakan prestasi yang luar biasa, artinya dalam kondisi krisis KPK tahun 2015 pun ICP mampu bangkit, menunjukkan bahwa sebagian besar upaya pemberantasan korupsi di trek,’ katanya kepada Rappler.
Giri menambahkan, kinerja Indonesia dalam mempertahankan peningkatan dari tahun ke tahun sulit ditemukan di negara lain.
Jadi inilah peningkatan skor Indeks Persepsi Indonesia dari tahun ke tahun @RapplerID pic.twitter.com/qfiJB3XvFF
— Febriana Firdaus (@febrofirdaus) 27 Januari 2016
Namun Giri memberi catatan khusus atas kenaikan tersebut. “Skor ini bisa lebih baik jika tidak ada krisis. “Bayangkan kalau tidak ada krisis, IPKnya bisa lebih baik,” ujarnya.
Krisis yang dimaksud Giri adalah krisis yang menimpa pimpinan KPK. Lihat daftar kasusnya di sini.
Sekretaris Jenderal TI Saudara Trisasongko juga membenarkan adanya kaitan konflik terbuka antara Polri dengan KPK dan PKI. “Meski KPK terpukul, indeks persepsi korupsi masih membaik,” ujarnya.
Lebih lanjut Giri mengatakan, skor IPK bisa terus meningkat pada tahun depan jika komitmen politik diperkuat, yang berarti ada jaminan bahwa upaya pemberantasan korupsi akan tetap kuat.—Rappler.com
BACA JUGA: