Indonesia dan Kuwait dilarang memilih
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Larangan ini menjadi pukulan telak bagi calon kuat Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa sebagai pimpinan FIFA
JAKARTA, Indonesia – FIFA memastikan dua anggotanya yang diskors, Indonesia dan Kuwait, masih dilarang memberikan suara dalam pemilihan presiden badan sepak bola tersebut pada Jumat 26 Februari.
Larangan ini diprediksi bisa menjadi pukulan telak bagi calon kuat Syeikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa sebagai pemimpin badan sepak bola dunia.
Sheikh Salman, anggota Kerajaan Bahrain, mengepalai Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), yang mana Indonesia dan Kuwait menjadi anggotanya.
Dia mendapat dukungan dari komite eksekutif AFC dan mengincar dukungan dari benua itu dalam persaingan ketat melawan penantang utamanya Gianni Infantino, yang merupakan penjabat ketua sepak bola Eropa.
Dibutuhkan dua pertiga mayoritas untuk mengamankan kemenangan pada putaran pertama, yang mungkin sulit dilakukan oleh kandidat mana pun, sehingga pemilu dapat berlangsung dalam dua putaran.
Hanya dibutuhkan suara mayoritas untuk memenangkan pemilu putaran kedua.
Dengan dua anggotanya diskors, 207 anggota FIFA lainnya berhak memberikan suara pada kongres di Zurich, Swiss.
Pada pertemuan yang diadakan pada hari Rabu, 24 Februari, komite eksekutif FIFA “merekomendasikan agar kongres luar biasa diadakan pada hari Jumat dan kedua masalah tersebut akan diselesaikan pada kongres biasa berikutnya di Meksiko,” pada bulan Mei, kata FIFA dalam sebuah pernyataan.
Artinya, pejabat FIFA telah memutuskan bahwa dua skorsing tersebut akan tetap berlaku, dan masalah tersebut akan ditinjau kembali dalam tiga bulan.
Ketika Kongres bertemu pada hari Jumat, masing-masing negara dapat memulai perdebatan mengenai Indonesia atau Kuwait.
Namun, setelah keputusan komite eksekutif tersebut, kecil kemungkinannya akan ada perdebatan lebih lanjut yang dapat mengarah pada pemulihan status kedua negara dan pemungutan suara dapat dilakukan setelahnya.
Indonesia diskors dari sepak bola internasional pada bulan Mei setelah terjadi konflik di dalam Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Sementara itu, Kuwait diskors pada bulan Oktober karena pemerintah mereka diduga mencampuri sepak bola di negara Teluk tersebut. —Laporan AFP/Rappler.com