Indonesia di belakang Marvel Comics
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia — Mungkin Anda masih ingat peristiwa April 2017 lalu, ketika ilustrator Indonesia Ardian Syaf dipecat dari Marvel Comics karena memasukkan pesan-pesan sensitif dalam karyanya tentang komik X-Men?
(BACA LEBIH LANJUT: Komik X-Men Berisi Pesan Tentang Bela Islam Ditarik Marvel)
Namun Ardian bukan satu-satunya talenta Indonesia yang pernah bekerja di salah satu perusahaan komik terbesar di dunia. Sejak tahun 2009, Marvel telah merekrut beberapa seniman Indonesia untuk bekerja dalam proses pembuatan komiknya.
Sebuah pintu yang selalu terbuka
Dalam acara Hari Kreatif Marvel 2018Pemimpin Redaksi Marvel Comics CB Cebulski mengatakan bahwa perusahaannya selalu menawarkan kesempatan bagi siapa pun untuk bekerja sama dengan mereka.
“Kami selalu membuka pintu. “Kami selalu membuka kesempatan bagi Anda untuk bekerja sama dengan kami,” ujarnya pada acara yang digelar di Universitas Bina Nusantara, pekan lalu.
Acara tersebut juga dihadiri oleh empat ilustrator Indonesia yang saat ini masih aktif berkarya di Marvel, yaitu Yasmine Putri, Ario Anindito, Miralti Firmansyah, dan Sunny Gho.
“Mereka berempat sudah membuktikan mampu melewati gerbang yang kami buka. “Karena ini bukan soal bakat, tapi keyakinan pada diri sendiri dan keinginan yang kuat,” kata CB.
Sunny Gho merupakan salah satu artis Indonesia pertama yang bergabung dengan Marvel. Ia telah bekerja sama dengan Marvel sejak tahun 2009 dan hingga saat ini terdapat hampir 10 artis Indonesia yang mengerjakan berbagai proyek.
“Tidak dibukakan gerbangnya, karena gerbangnya selalu terbuka. Hanya saja kita baru mengetahuinya, ternyata kita bisa masuk (di Marvel). “Jadi setelah itu aku bilang ke teman-teman, ‘Oh, ayo kita coba bekerja di Marvel’,” ujarnya di acara yang sama.
Sunny bekerja di Marvel sebagai berwarna yang bertugas menambahkan warna pada panel hitam putih yang dibuat oleh ilustrator lain. Dia telah terlibat dalam beberapa proyek Marvel terkenal seperti Perang Saudara 2 Dan Kekaisaran Rahasia.
Berbeda dengan Sunny, Yasmine Putri mendapat kesempatan bekerja sama dengan Marvel berkat usahanya mengirimkan portofolio melalui salah satu acara. Penipu komik.
“Jadi portofolionya kami serahkan sekitar seminggu sebelumnya. Lalu setelah itu cocok tinjauan portofolio-Pada hari H, yang lulus akan dipanggil. Kebetulan saya dipanggil. “Terus setelah itu ada satu pilihan lagi, lalu saya baru dapat email,” ujar perempuan yang sudah bekerja di Marvel sejak 2015 itu.
Sejak saat itu, Yasmine telah mengerjakan berbagai proyek, termasuk menjadi bagian dari tim yang menciptakan Iron Man yang Tak Terkalahkan, Spiderman yang Menakjubkan, Spider Women sebaik Laba-laba Gwen.
Tak hanya Yasmine, Miralti Firmansyah juga mendapat kesempatan bekerja sama dengan Marvel berkat mengirimkan sampel karyanya di salah satu perusahaan mereka. Penipu komik lokal. Ia mengaku sangat terkejut sekaligus senang saat menerima email yang memberitahukan bahwa dirinya telah diterima menjadi salah satu ilustrator Marvel.
“Ini adalah mimpiku,” katanya.
Terbuka terhadap ide-ide baru
Bekerja sebagai ilustrator di Marvel tidak menghalangi seniman untuk memberikan saran terhadap karakter yang digambarnya. Ario Anindito mencontohkan hal yang dilakukannya pada karakter Scarlett Witch.
“Saya memberikan saran bagaimana Scarlet Witch bisa terbang lebih baik, lalu saya memberikan saran bagaimana jika saya menambahkan sayap,” kata Ario kepada media di sela-sela. Hari Kreatif Marvel 2018. Menurut Ario, saran yang diberikan ilustrator biasanya bisa diterima editor asalkan mendukung cerita dan tidak melampaui standar masing-masing karakter.
Ilustrator juga bisa berkreasi sesuai dengan latar belakangnya masing-masing. Misalnya, seperti yang dilakukan Ario dalam salah satu proyeknya, Kolam kematian. Itu bertambah wajah Harimau Cisewu di punggung Deadpool saat dia bertarung melawan Scarlet Witch.
“Saya sedih karena Macan Cisewu memang pantas dan berwajah imut. “Jadi saya pikir saya ingin mengabadikan Macan Cisewu di komik Marvel dan tentunya yang paling cocok ada di Deadpool dimana dia adalah karakter yang cukup gila,” kata Ario kepada media di sela-sela. Hari Kreatif Marvel 2018.
Penambahan elemen ke dalam komik Marvel oleh ilustrator sering dilakukan dan diperbolehkan, selama masih sesuai dengan koridor perusahaan.
“Selama tidak berbenturan dengan sesuatu yang sensitif, seperti politik, suku, atau agama, sebenarnya tidak masalah. “Kalau lucu dan tidak melanggar hak cipta, apapun itu tidak masalah,” kata Ario.
Peluang bekerja di Marvel masih terbuka lebar
Pemimpin Redaksi Marvel Comics CB Cebulski mengatakan bahwa Marvel sangat terbuka terhadap ide Super hero asli Indonesia. Namun sebelumnya masih ada tantangan yang harus dijawab.
“Kami juga membutuhkan penulis. “Jadi kami masih mencari penulis lokal yang bisa menghadirkan cerita orisinal dan karakter orisinal, serta memadukannya dengan dunia Marvel yang ada,” ujar pria yang bekerja penuh waktu di Marvel sejak 2002 itu.
Membuat komik tidak hanya membutuhkan ilustrator saja, namun juga membutuhkan penulis yang menciptakan ceritanya. Meski peluang selalu ada, namun hingga saat ini belum ada orang Indonesia yang bekerja sebagai penulis di Marvel.
Sebagai salah satu orang Indonesia pertama yang bekerja di Marvel, Sunny melihat pada dasarnya jumlah penulis di Marvel yang bukan berasal dari Amerika atau Inggris sangat sedikit.
“Pada dasarnya memang demikian bahasa pertama kami tidak berbicara bahasa inggris “Jadi walaupun kita bisa menulis bahasa Inggris, atau berbicara bahasa Inggris, menulis (sesuai) bahasa Inggris itu agak berbeda, jadi ini pekerjaan rumah,” kata Sunny.
Bukan hanya soal bahasa, tapi juga soal budaya. Menurut Sunny, masyarakat Indonesia pada umumnya masih belum mengetahui bahwa ada pekerjaan yang bertajuk “penulis komik”. Masyarakat umum biasanya mengetahui bahwa komika adalah seseorang yang juga menulis cerita.
“Jadi kebanyakan orang hanya ingin membuat komik, termasuk menggambar dan menulis,” ujarnya.
Diakui Sunny, banyak penulis fiksi berbakat asal Indonesia, namun belum banyak yang mengenal media komik sebagai sarana bercerita.
“Kami punya banyak penulis fiksi, tapi mereka belum pernah bertemu dengan media komik.”
Namun, Ario mengingatkan, tantangan tersebut sebenarnya merupakan peluang emas. “Posisi penulis untuk komik Marvel terbuka lebar, posisi yang belum ada yang mengisinya. Jadi sebenarnya ini adalah kesempatan emas untuk menjadi salah satunya penulis “Yang pertama dari Indonesia untuk Marvel,” ujarnya.
Ada tiga kunci utama yang harus dimiliki siapa pun jika tertarik mengikuti jejak Yasmine, Ario, Sunny, dan Miralti.
Yang pertama adalah mempunyai mimpi yang besar. “Karena kita bisa melakukan ini karena kita awalnya punya mimpi,” kata Ario.
Ario juga menambahkan poin kedua yaitu kepada gairah yang besar di bidang komik.
“Hari-hari awal kita semua bekerja Komik tidak dipikirkan, diliput oleh media atau dibayar oleh Marvel seperti sekarang, tidak. Tapi karena kami sangat menyukai gambar, kami menyukainya permainanKami bahagia lakukan. Namun sepertinya arah kerja kami tiba-tiba sampai disini, kami sangat bersyukur karena itu mimpi yang menjadi kenyataan,” dia berkata.
Miralti pun menambahkan satu poin terakhir dan terpenting bagi seseorang yang ingin mengejar impiannya dengan mengutip pernyataan CB Cebulski.
“Benar apa yang dikatakan Cebulski, ini bukan tentang bakat, ini tentang kepercayaan pada diri sendiri, karena banyak orang yang bisa berfoto tapi tidak percaya diri, tidak berani keluar. Ini yang perlu diperbaiki, ujarnya.
—Rappler.com