Indonesia-Filipina resmi membuka jalur pelayaran RoRo
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Jalur pengiriman ini dapat membuat pengiriman barang lebih cepat dan murah dari Davao City ke Sulawesi Utara.
JAKARTA, Indonesia – Hubungan dagang Indonesia dan Filipina semakin erat dengan dibukanya jalur pelayaran dari Davao City dan General Santos ke Bitung di Manado. Jalur pelayaran tersebut akan diresmikan oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan Presiden Rodrigo Duterte pada Minggu, 30 April.
Kedua pemimpin akan membuka upacara pelantikan setelah menghadiri KTT ASEAN ke-30 di Manila pada hari Sabtu.
Pengiriman akan dilayani dengan kapal laut Gulung Buka gulungannya (RoRo) dengan kapasitas 500 TEU (tsatuan setara kaki besar) dan dioperasikan oleh Sistem Transportasi Laut Asia. Kapal tersebut akan mulai beroperasi pertama kali pada Minggu 30 April dan dapat melayani pelayanan setiap minggunya.
Otoritas Pembangunan Mindanao (MinDA) mengatakan jalur pelayaran antara Filipina dan Indonesia diharapkan dapat meningkatkan perdagangan dan hubungan kedua negara.
“Keterhubungan jalur laut dengan wilayah di Asia Tenggara yang sedang mengembangkan EAGA (East ASEAN Growth Area) penting untuk memperkuat hubungan perdagangan antar negara anggota. Apalagi jalur laut ini secara langsung mendukung sasaran di pilar EAGA lainnya seperti sektor bisnis, pariwisata, sosial budaya, dan pendidikan, kata Abul Khayr Alonto, Ketua MinDA.
Proyek prioritas
Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Filipina Arturo Boncato Jr. mengatakan jasa pengiriman RoRo merupakan salah satu proyek prioritas negara EAGA Brunei-Indonesia-Malaysia-Filipina (BIMP). Dengan cara ini mereka dapat menyediakan jalur baru yang lebih cepat dan lebih murah di bidang perdagangan barang.
Menurut data yang dirilis MinDA sebelumnya, dibutuhkan waktu antara 3-5 minggu jika ingin berlayar dari Davao ke Bitung. Sementara dengan tersedianya jalur baru, kapal hanya membutuhkan waktu 1,5 hari untuk berlayar. Durasi tersebut belum termasuk masa docking di pelabuhan.
Pembukaan jalur pelayaran ini juga dapat menghemat biaya yang cukup besar yakni mencapai 74 ribu Peso atau setara Rp 19 juta. Belum lagi, jalur baru tersebut juga akan meningkatkan daya jual produk-produk asal kawasan Mindanao.
“Jalur ini akan memberikan akses yang lebih efisien bagi pengusaha lokal untuk berdagang dengan mitranya di Indonesia,” kata Boncato.
Produk yang akan dikirim ke Bitung melalui jalur laut Mindanao antara lain makanan hewan, pupuk, bahan bangunan, produk pembuatan es krim, unggas (halal), buah-buahan segar dan buatan. Jalur ini juga dapat digunakan untuk memasarkan produk lain seperti kelapa, kopra, jagung, bahan makanan, semen, sayuran, daging, kacang-kacangan, kedelai, biji kopi dan gula.
Rute perintis
Rute baru dari Davao ke Bitung telah dipilih sebagai pilot project operasi pelayaran RoRo di wilayah BIMP-EAGA. Hal ini berdasarkan studi penelitian tahun 2012 yang dilakukan oleh Japan International Cooperation.
Studi tersebut juga menyoroti bahwa rute tersebut juga memungkinkan untuk pengiriman kargo jika semua peralatan tersedia. Kajian yang dilakukan oleh Foundation for Research Education and Institutional Development dengan bantuan US Agency for International Development pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa jalur pelayaran Minandao ke Sulawesi Utara merupakan jalur strategis bagi kedua negara. – dengan laporan oleh Adrianus Saerong/Rappler.com