Indonesia harus fokus pada pendanaan untuk mencegah kebakaran hutan
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Ada 3 hal yang harus diperhatikan Indonesia terkait permasalahan pendanaan pada Konferensi Perubahan Iklim COP 21
PARIS, Perancis – Para perunding dan diplomat Indonesia pada Forum Konferensi Perubahan Iklim, atau Conference of Parties (COP) 21, di Paris, Perancis, harus menyelaraskan diri dengan isu nyata yang menjadi perhatian masyarakat global, yaitu isu kebakaran hutan dan lahan. . Hal ini juga harus menjadi fokus dalam negosiasi pendanaan (pembiayaan).
“Apakah kamu perdagangan karbon bukan lagi hal yang penting dalam COP ini,” kata Lin Che Wei, penasehat kebijakan Menteri PPN/Ketua Bappenas, di sela-sela COP 21 di Paris, Senin 30 November.
Lin Che Wei mengatakan kepada Rappler bahwa dalam 17 tahun terakhir, ketika kebakaran hutan dan lahan semakin sering terjadi, pemerintah tidak pernah mengalokasikan dana untuk pencegahan.
“Ada uang untuk memadamkan api. Padahal kalkulasinya, dana pencegahan akan 25 hingga 50 kali lebih murah dibandingkan dana pemadaman kebakaran, ”ujarnya.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo dalam wawancaranya dengan Al Jazeera TV sebelum berangkat ke COP 21 kali ini mengatakan, pemerintah mengeluarkan dana tak kurang dari 30 juta dolar AS untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang masif.
Dampak El Nino menyebabkan kekeringan yang luar biasa sehingga lahan mudah terbakar, kata Jokowi.
Ia menggambarkan sulitnya memadamkan api di lahan gambut karena lokasi kebakaran berada jauh di dalam, hingga 4 meter di bawah permukaan tanah. Jokowi meminta bantuan internasional untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan gambut.
Lin Che Wei yang juga pakar di bidang pasar modal mengatakan Indonesia dapat memanfaatkan forum COP 21 untuk meningkatkan kesadaran global akan pentingnya menjaga hutan yang merupakan paru-paru dunia.
Menurut Lin Che Wei, ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian para perunding Indonesia di Paris. Pertama, jumlah yang diperoleh harus mencerminkan Indonesia sebagai negara yang memiliki kawasan hutan yang luas.
Agus Justianto, staf ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bidang ekonomi dan sumber daya, mengatakan luas hutan Indonesia sekitar 130 juta hektar, menempati urutan ke-3 dunia setelah Brazil dan Kongo.
Selain itu, Indonesia harus bisa yakin bahwa Indonesia adalah negara maritim yang memiliki aset kepulauan yang penting bagi dunia.
Dan ketiga, Indonesia harus mampu meyakinkan dunia bahwa sebagai negara kepulauan, Indonesia juga memiliki pulau-pulau yang rentan terhadap dampak perubahan iklim berupa kenaikan permukaan air laut. —Rappler.com
BACA JUGA: