Indonesia mendorong upaya repatriasi pengungsi Palestina
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Jika suatu saat terjadi referendum, Palestina bisa saja kalah karena Yerusalem Timur dipenuhi pemukim Yahudi
Jakarta, Indonesia – Indonesia akan mendorong kembalinya pengungsi Palestina ke wilayahnya pada Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTT) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jakarta, 6-7 Maret 2016.
“Pada KTT OKI nanti, Indonesia akan mendorong upaya pemulangan pengungsi Palestina, kembalinya pengungsike wilayah Palestina,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI Hasan Kleib, Kamis, 18 Februari, di Jakarta.
Menurut Hasan, aktivitas pemukiman ilegal Israel yang masuk ke Yerusalem Timur akan berdampak pada komposisi demografi wilayah tersebut dan masyarakat Palestina bisa kehilangan hak atas wilayahnya.
“Bahaya dari pemukiman ini adalah bahwa mereka akan mengubah komposisi demografi di Palestina. Jadi, dulunya di wilayah Yerusalem Timur banyak orang Palestina, tapi hari demi hari jumlahnya semakin berkurang pemukim Yahudi,” kata Hasan.
“Jadi, kalau suatu saat nanti ada referendum, Palestina bisa kalah karena Yerusalem Timur termasuk di dalamnya pemukim Yahudi semuanya, karena lebih dari lima juta warga Palestina berada di luar wilayah tersebut,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Hasan, pemerintah Indonesia akan menyerukan upaya pengembalian masyarakat Palestina ke wilayahnya.
Dalam rangkaian acara KTT ASEAN-Amerika Serikat di Sunnyland, California, Amerika Serikat, Presiden Joko Widodo mengingatkan perlunya upaya penyelesaian permasalahan di Palestina.
Presiden Jokowi menyatakan dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina terus dilakukan secara konsisten.
Salah satu wujud nyata kontribusi Indonesia adalah kesediaan Indonesia menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI pada 6-7 Maret mendatang. KTT Luar Biasa OKI akan membahas isu Palestina dan “Al Quds Al Sharif” (Kota Suci Yerusalem).
Konferensi luar biasa ini akan mengundang kepala negara dan pemerintahan dari 57 negara anggota OKI.
Selain dihadiri oleh negara-negara anggota OKI, rencananya KTT luar biasa ini juga akan dihadiri oleh negara-negara pengamat yaitu Thailand, Bosnia dan Herzegovina, Rusia, dan Republik Afrika Tengah. – dengan laporan Antara/Rappler.com
BACA JUGA: