Indonesia mengeluarkan ultimatum kepada Grab dan Uber setelah mendapat protes dari pengemudi taksi
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Aplikasi ride-hailing diperintahkan untuk bermitra dengan perusahaan transportasi lokal atau akan menghadapi larangan pemerintah
JAKARTA, Indonesia – Pemerintah pada hari Kamis, 24 Maret, meminta aplikasi Uber dan Grab untuk menjadi badan usaha dan bermitra dengan perusahaan transportasi lokal pada tanggal 31 Mei atau menghadapi larangan setelah protes yang dilakukan oleh pengemudi taksi pada hari Selasa.
“Hal ini sejalan dengan peraturan pemerintah tahun 2009 bahwa semua angkutan umum harus berbadan hukum, mendaftar dan bekerja sama dengan pengusaha taksi legal,” kata juru bicara kementerian JA Barata.
Menanggapi perintah pemerintah tersebut, unit Grab di Indonesia menyatakan telah bekerja sama dengan mitra lokal Indonesia. “Grab kini berusaha memastikan bahwa mitra kami dapat dan akan mengikuti setiap persyaratan pemerintah,” kata Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia.
Belum ada komentar langsung dari Uber.
Aplikasi ride-hailing disalahkan oleh pengemudi taksi atas penurunan pendapatan mereka. Ribuan pengemudi taksi berkumpul di Jakarta pada hari Selasa untuk mengungkapkan kemarahan mereka, sebuah protes yang dengan cepat meningkat dan berubah menjadi kekerasan.
Pada suatu kesempatan, insiden tersebut melibatkan pengunjuk rasa yang berusaha melepas jaket a ojek atau pengemudi sepeda motor, sedangkan lainnya melibatkan pengemudi taksi yang a ojek helm pengemudi dan membuangnya.
Kemarahan semakin meningkat di kalangan pengemudi taksi di seluruh dunia atas tantangan yang ditimbulkan oleh Uber, salah satu perusahaan start-up paling bernilai di dunia, dan gelombang layanan berbasis aplikasi lainnya yang biasanya menawarkan tarif lebih murah dibandingkan operator transportasi tradisional.
Tumpangan gratis
Sehari setelah protes, perusahaan taksi Blue Bird memberikan layanan gratis selama 24 jam dalam upaya memulihkan citranya setelah protes kekerasan yang melibatkan beberapa pengemudinya.
Meterannya sudah jalan tapi saya tidak perlu bayar, kata Stuart Burney asal Australia di Jakarta usai naik taksi Blue Bird, Rabu, 23 Maret. “Mengambil tumpangan gratis yang ditawarkan oleh perusahaan taksi cukup bagus.”
Burney adalah salah satu yang beruntung karena banyak orang kesulitan menemukan atau memesan kabin Blue Bird pada hari Rabu. Netizen juga melalui Twitter mengeluhkan kurangnya taksi, dan mengatakan tidak ada gunanya bebas.
Beberapa warga Jakarta juga mengungkapkan ketakutannya untuk menggunakan Blue Bird. “Saya takut naik taksi Blue Bird meskipun mereka menawari kami tumpangan gratis setelah melihat pengemudinya menyerang ojek pengendara di TV,” kata Daboe, seorang komuter di Jakarta, kepada Rappler. Aplikasi baru seperti Go-Jek juga memungkinkan penumpang untuk naik sepeda motor.
Dia juga mengkhawatirkan hal itu ojek pengendara bisa menjadi pendendam terhadap taksi.
Takut
Banyak manajer ojek termasuk Go-Jek dan Grab, melindungi diri dari serangan sehari setelah protes dengan melepas seragam mereka. Alih-alih jaket yang dipajang oleh perusahaannya, mereka malah mengenakan kemeja sendiri.
“Saya tidak mau pakai jaket Grab saya hari ini,” kata Igun, salah satu pengendara Grab Taxi. “Sopir taksi menyerang rekan kerja saya,” tambahnya.
Agus, salah satu penumpang Grab, mengaku memutuskan tidak mengenakan seragam sejak Selasa. Banyak temannya yang bekerja di Grab Taxi mengambil pilihan yang sama. “Mungkin aku akan memakai seragamku besok,” katanya. – Rappler.com