• November 26, 2024
Indonesia menjadi negara pertama yang siap membantu Arab Saudi dan Iran berdamai

Indonesia menjadi negara pertama yang siap membantu Arab Saudi dan Iran berdamai

Raja Salman menyambut baik perhatian Indonesia untuk menciptakan perdamaian regional

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan surat Presiden Joko “Jokowi” Widodo kepada Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz Al-Saud di Riyadh pada Senin, 18 Januari .

Surat tersebut berisi pesan perdamaian di tengah konflik antara Arab Saudi dan Iran. Jokowi menekankan pentingnya stabilitas dan perdamaian di kawasan, serta kesediaan Indonesia membantu meningkatkan hubungan kedua negara.

Raja Salman dikabarkan menyambut baik perhatian yang diberikan Indonesia dan menekankan kesiapan Arab Saudi untuk menjalin hubungan baik dengan seluruh negara Islam, termasuk Iran, sesuai dengan prinsip saling menghormati dan tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing negara.

Arab Saudi mengapresiasi langkah Indonesia sebagai negara pertama yang menyampaikan kesiapannya membantu terus terciptanya perdamaian di Timur Tengah, termasuk terjalinnya kembali hubungan baik antara Arab Saudi dan Iran, kata Retno. situs resmi Kementerian Luar Negeri.

Retno sebelumnya juga menyampaikan surat serupa kepada Presiden Iran Hassan Rouhani di Teheran pada 13 Januari lalu.

Guna mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah, Retno juga melakukan pembicaraan dan pertemuan dengan berbagai negara di kawasan, seperti pada 14 Januari dengan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab dan Menteri Luar Negeri untuk bertemu. dari Oman hari ini.

Sejumlah pertemuan lainnya juga akan dilakukan Retno, termasuk menghadiri pertemuan luar biasa para menteri luar negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang digelar pada Jumat 21 Januari di Jeddah, Arab Saudi.

Pesan perdamaian dan upaya Indonesia dilakukan sesuai amanat Pembukaan Konstitusi untuk ikut serta dalam penyelenggaraan ketertiban dunia dan perdamaian abadi, kata Retno.

Sebelumnya, pada awal tahun ini, Arab Saudi mengeksekusi ulama Syiah Iran, Nimr al-Nimr, yang mengundang reaksi keras.

Sekelompok pengunjuk rasa Iran melakukan protes di depan gedung kedutaan Arab Saudi di Teheran, melemparkan bom molotov ke gedung tersebut dan membakarnya.

Marah karena kedutaannya diserbu, Arab Saudi mengeluarkan ultimatum kepada diplomat Iran untuk meninggalkan negaranya. Kerajaan Saudi menegaskan tidak akan membiarkan Iran meremehkan tingkat keamanan di negaranya.

Sejumlah negara lain di kawasan, seperti Bahrain, Sudan, dan UEA juga telah memutus hubungan diplomatik dengan Iran.

Peluang luas untuk mediasi

Dosen Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia, Mohammad Riza Widyarsa, menilai meski Menlu Retno diterima dengan baik oleh Presiden Iran dan Raja Arab Saudi, namun masih terlalu dini untuk meramalkan keduanya. negara-negara akan segera duduk di meja perundingan. Ia juga memperkirakan Kementerian Luar Negeri masih menunggu langkah apa yang akan diambil kedua negara.

“Saya yakin suatu saat akan ada mediasi antara kedua negara. “Tidak mungkin kedua negara besar di Timur Tengah masih berselisih, hanya saja belum diketahui kapan mediasi bisa terealisasi,” kata Riza saat dihubungi Rappler, Selasa, 19 Januari.

Lagi pula, dari perkembangan yang dia amati, tampaknya Saudi mengajukan persyaratan yang ditujukan kepada Iran jika ingin bernegosiasi. Saudi bersedia berdialog jika Iran menghormati urusan dalam negeri negaranya dan tidak ikut campur.

“Iran juga pasti akan menetapkan persyaratan yang kurang lebih sama. Jangan ikut campur urusan dalam negerinya, imbuh Riza.

Namun, dia kembali menyarankan agar Indonesia tidak sendirian mengundang kedua negara ke meja perundingan. Sebab, Riza melihat Saudi sedang menggalang dukungan di negara-negara Liga Arab untuk menyudutkan Iran.

“Indonesia tidak bisa bekerja sendiri, oleh karena itu perlu mengundang negara-negara di luar kawasan Timur Tengah yang juga memiliki hubungan baik dengan Iran dan Arab Saudi. “Jika perlu, negara-negara yang mendukung kedua negara ini juga akan diundang,” ujarnya.

Namun, sebelum negosiasi dilakukan, eskalasi kedua negara harus dikurangi terlebih dahulu. Jika Indonesia berhasil mempertemukan Iran dan Saudi ke meja perundingan, maka pengaruh Indonesia di kawasan Timur Tengah akan semakin meningkat.

“Bisa dibilang mediasi terjadi karena peran Indonesia,” kata Riza. – Rappler.com

BACA JUGA:

Pengeluaran SDY