• April 11, 2025
Indonesia siap membangun rumah sakit untuk komunitas Rohingya

Indonesia siap membangun rumah sakit untuk komunitas Rohingya

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Rumah sakit tersebut akan berdiri di atas lahan seluas 4.000 meter persegi.

JAKARTA, Indonesia — Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia berencana membangun rumah sakit untuk membantu komunitas Rohingya di Myanmar. Rencananya rumah sakit tersebut akan berdiri di atas lahan seluas 4.000 meter persegi.

“Indonesia telah menyelesaikan bantuan jangka pendek berupa bantuan kemanusiaan darurat (kemanusiaan). “Sekarang bantuan tersebut kita alihkan ke proyek-proyek jangka panjang di berbagai bidang seperti kesehatan,” kata Retno saat ditemui sejumlah jurnalis sehari jelang KTT ASEAN di Manila, Sabtu, 29 April 2017.

Retno mengatakan hampir seluruh persiapan pembangunan rumah sakit tersebut telah selesai, mulai dari perizinan, desain konstruksi, hingga pendanaan. “Kami hanya perlu mengurus beberapa izin, dan akan segera membangun rumah sakit.”

Rencana pembangunan rumah sakit bagi komunitas Rohingya juga dibahas dengan Wakil Menteri Luar Negeri Myanmar Kyaw Tin. Menteri Retno dan Kyaw Tin bertemu di Manila pada Jumat sore.

Sementara itu, Presiden Joko “Jokowi” Widodo yang mendarat di Manila pada Jumat sore, berencana mengadakan pertemuan bilateral pertamanya dengan Menteri Luar Negeri Myanmar Aung San Suu Kyi di sela-sela KTT ASEAN.

Seperti diketahui, komunitas Muslim Rohingya di Rakhine State merupakan kelompok minoritas yang kerap mendapat perlakuan diskriminatif dari pemerintah dan masyarakat Myanmar karena tidak dianggap sebagai bagian dari identitas nasionalnya.

Setidaknya ada 1,1 juta warga Rohingya yang belum mendapat status kewarganegaraan. Pada tahun 2012, kekerasan meletus di Rakhine ketika kelompok radikal Buddha menyerang minoritas Rohingya, menewaskan lebih dari 100 orang.

Akibatnya, ratusan ribu orang mengungsi dan terpaksa tinggal di tempat penampungan. Lima tahun sejak kerusuhan, lebih dari 125.000 warga Rohingya masih tinggal di tempat penampungan dalam kondisi yang memprihatinkan. Mereka tidak diperbolehkan kembali ke rumah asalnya di Rakhine.

Kondisi ini mendorong Indonesia untuk mulai memberikan bantuan kemanusiaan darurat jangka pendek, yang kini mulai beralih ke bantuan jangka menengah dan panjang.

Selain bidang kesehatan, bantuan jangka panjang dan menengah juga akan mencakup pendidikan, peningkatan kapasitas manusia, dan pemberdayaan ekonomi, kata Retno.

“Masalah kewarganegaraan ini merupakan hal penting yang ingin diketahui masyarakat internasional. “Saya sudah sampaikan ke Wakil Menteri Kyaw Tin tadi siang,” ujarnya. —dengan laporan ANTARA/Rappler.com

link alternatif sbobet