Inggris mengungkap identitas tiga pelaku serangan teror Jembatan London
- keren989
- 0
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan telah muncul tren baru di mana para pelaku meniru serangan teror sebelumnya
JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Polisi Inggris akhirnya mengungkap identitas ketiga pelaku teroris di London Bridge dan Borough Market. Identitas mereka dirilis pada 5-6 Juni.
Ketiganya dikenal dengan namanya Khuram Shazad Butt, Rachid Redouane dan Youssef Zaghba.
Butt diketahui menjadi pemimpin kelompok dan menabrak pejalan kaki di Jembatan London. Pria 27 tahun itu sejak awal tak segan-segan mengutarakan pandangan ekstremisnya. Bahkan, ia pernah terekam stasiun televisi Channel 4 membawa bendera hitam bertulisan Arab ke Regent’s Park.
Butt juga ditangkap dan ditahan selama satu jam bersama anggota kelompok militan tersebut al-Muhajiroun pada tahun 2015. Namun, dia segera dibebaskan. Kelompok al-Muhajiroun dilarang setelah bom bunuh diri 7 Juli 2005 yang menewaskan 52 orang.
Namun pergerakannya terus dipantau oleh badan intelijen MI5 dan petugas polisi kontraterorisme lainnya. Kini publik bertanya-tanya mengapa seseorang yang sudah masuk radar MI5 tidak ditangkap sebelum melakukan serangan teror lagi.
Sedangkan Redouane yang merupakan warga negara Maroko-Libya bekerja sebagai chef spesialis kue kering. Redouane terkenal bertemu istrinya beberapa jam sebelum pertunjukan. Diduga ia juga ingin berpamitan dengan putrinya.
Sedangkan Zaghba merupakan warga negara Italia yang ditahan di negara asalnya karena mencoba menyeberang ke Suriah. Dia baru saja pindah ke London Timur dan bekerja di sebuah restoran.
Menurut pemberitaan media Italia, Zaghba dibesarkan oleh orang tuanya di Maroko. Namun, orang tuanya berpisah ketika dia masih remaja.
Ia kemudian tinggal bersama ayahnya di Inggris, namun masih sesekali mengunjungi ibunya di kawasan Bologna.
Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab menggunakan ketiga pemuda tersebut untuk melakukan serangan teror di London Bridge dan Borough Market pada Sabtu malam, 3 Juni. Akibat serangan teroris tersebut, tujuh orang tewas. Sementara 48 korban lainnya masih dirawat di rumah sakit.
“Sebagian pejuang ISIS melakukan serangan di London kemarin,” klaim ISIS melalui Majalah Amaq.
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan masih ada teror di negara yang dipimpinnya karena berkembangnya ideologi Islam yang jahat dan ekstremis. Ia berjanji akan memberantas seluruh gagasan tersebut hingga tuntas.
Ia mengatakan, penyerangan London Bridge tidak ada kaitannya dengan dua serangan teroris lain yang terjadi di Inggris, yakni di Manchester dan Westminster. Namun, ia meyakini muncul tren teroris baru dari kejadian tersebut.
May juga mengingatkan, tindakan tersebut bisa menjadi inspirasi dan ditiru oleh pelaku teroris lainnya. Mereka menggunakan kendaraan untuk memukul korban hingga tewas, lalu keluar dan menikam orang di sekitarnya.
Sejauh ini, 11 orang telah ditahan polisi Inggris terkait serangan di Jembatan London dan Pasar Borough. Sementara itu, mereka belum mengungkap identitas ketiga pelaku teroris yang salah satunya mengenakan rompi bom palsu untuk menakut-nakuti petugas.
Polisi juga sedang menyelidiki apakah mereka bertindak sendiri atau ada jaringan lain.
“Identitas pelaku yang berhasil dinetralkan akan diumumkan secepatnya,” kata Mark Rowley, kepala polisi kontraterorisme Inggris.
Seorang saksi mengatakan, selain menyerang sejumlah pejalan kaki, sejumlah penyerang juga menikam warga di sekitar Borough Market yang dekat dengan London Bridge.
Akibat aksi brutal tersebut, sedikitnya 48 orang mengalami luka-luka. Mereka dirawat di lima rumah sakit di London. Sementara itu, BBC melaporkan, korban tewas akibat aksi brutal tersebut mencapai tujuh orang.
Seorang reporter BBC yang berada di lokasi kejadian pada saat kejadian, Holly Jones, mengatakan van tersebut menabrak orang-orang di trotoar dengan kecepatan sekitar 80 km/jam.
Sementara itu, saksi lain mengatakan van itu berjalan zig-zag sebelum menabrak kerumunan orang di London Bridge.
“Saya melihat van itu melaju ke kiri dan ke kanan, ke kanan dan ke kiri, berusaha menabrak orang sebanyak mungkin,” kata Alessandro, seorang saksi, seperti dikutip BBC.
Sementara itu, Wali Kota London Sadiq Khan mengecam tindakan kejam tersebut. “Serangan ini merupakan serangan yang disengaja dan pengecut. “Tidak ada pembenaran atas tindakan biadab seperti ini,” ujarnya
Koran lokal, Matahari mengatakan polisi berhasil melumpuhkan ketiga pelaku dengan menembak keduanya. Sementara pelaku lainnya masih diburu.
Sebelumnya, warga Inggris dihebohkan dengan aksi bom yang terjadi di Manchester Arena pada Senin, 22 Mei. Akibat penyerangan ini, 22 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Inggris di London memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penyerangan Jembatan London dan Pasar Borough. Meski begitu, mereka mengimbau WNI di sana tetap waspada.
“KBRI London terus memantau dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait terkait perkembangan kejadian ini,” demikian pernyataan KBRI London. akun Twitter resmi mereka.
Update (4 Juni 2017 – 03:55 GMT) terkait insiden serangan teroris di London Bridge dan Borough Market pic.twitter.com/0cPJ9PyURE
— KBRI (@KBRILondon) 4 Juni 2017
—dengan laporan oleh AFP/Rappler.com