• December 4, 2024

Inilah perbedaan serangan cyber tebusan WannaCry dan Petya

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, motif pembuatan virus Petya bukan untuk mencari uang

JAKARTA, Indonesia – Setelah dihebohkan dengan serangan siber malware Wannacry, kini dunia kembali diganggu oleh virus komputer lain yang populer bernama Petya. Serangan tersebut pertama kali muncul di Ukraina dan akhirnya menyebar ke negara lain.

Ada banyak organisasi Ukraina yang terinfeksi virus ini, mulai dari pemerintah, bank, bandara, sistem kereta bawah tanah hingga perusahaan negara lainnya. Bahkan, pada akhirnya serangan siber juga menimpa negara tetangganya, Rusia. Sistem pemantauan radiasi di reaktor nuklir Chernobyl juga mati. Akibatnya, para pekerja terpaksa menggunakan tangannya yang berisiko terkena paparan radiasi nuklir secara langsung.

Sejauh ini Indonesia belum terkena serangan siber Petya. Namun Kementerian Komunikasi dan Informatika tidak mau mengambil risiko. Pasalnya, beberapa rumah sakit di Jakarta terkena serangan ransomware WannaCry.

Untuk mencegah hal tersebut terjadi di Indonesia, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengimbau masyarakat untuk waspada dan melakukan berbagai tindakan pencegahan.

Pertamaputuskan sementara perangkat dari jaringan mana pun. Keduacadangan data penting ke penyimpanan yang berbeda. Ketiga“Gunakan software original dan jangan lupa update anti virus pada perangkat Anda,” kata Rudi saat memberikan siaran pers, Jumat, 30 Juni di sebuah kafe di Jakarta Pusat.

Rudi kemudian menjelaskan cara kerja virus PETYA sedikit berbeda dengan ransomware Wannacry. PETYA tidak hanya mengunci data, tetapi juga mengunci penyimpanan terinfeksi sehingga seluruh data yang tersimpan pada penyimpanan tersebut tidak dapat diakses.

Menurut Rudi, motif serangan siber ini bukan untuk mencari uang.

“Kecurigaan sementara saya, motifnya bukan untuk mencari uang tebusan (tebusan), karena email peretas yang melakukan penyerangan diblokir. Jadi, kalau kena, jangan berikan uang tebusan kepada pelakunya, ujarnya.

Mantan komisaris PT Indosat ini pun menyampaikan informasi tersebut kepada pemangku kepentingan industri strategis di Indonesia, meski saat ini masih musim libur lebaran dan mudik. Ia mengaku telah berkoordinasi dengan pejabat tinggi di sektor energi, perbankan, dan transportasi.

Kementerian Komunikasi dan Informatika juga mengimbau para pelaku usaha industri terkait untuk segera mengambil langkah preventif seperti yang telah dijelaskan.

Jangan buka email yang mencurigakan

Di tempat yang sama, Bisyron Wahyudi, Deputi Operasi Jaringan dan Keamanan Tim Respons Insiden Keamanan Indonesia pada Infrastruktur Internet (ID-SIRTII) mengimbau masyarakat sipil untuk waspada dan berhati-hati dalam menggunakan jaringan Internet.

“Virus PETYA hanya membutuhkan satu komputer yang terinfeksi virus untuk menginfeksi semua komputer yang terhubung dalam jaringan yang sama. “Jadi, kami berharap masyarakat berhati-hati, apalagi jika menerima email dengan link yang mencurigakan,” kata Bisyron.

Dia menyarankan untuk tidak mengklik tautan yang mencurigakan. Bisyron juga meminta masyarakat untuk tidak menginstall program tersebut jika ada permintaan gadget yang memuatnya.

Beliau juga menjelaskan langkah-langkah yang bisa dilakukan jika gadget kita terindikasi terinfeksi malware PETYA. Tujuannya agar perangkat lain tidak tertular virus.

Pertamasegera putuskan sambungan perangkat dari jaringan Internet. Keduamatikan perangkat segera sebelum virus meminta Anda untuk me-restart perangkat. KetigaSaat reboot, jangan gunakan penyimpanan yang terindikasi terinfeksi virus, tetapi gunakan penyimpanan lain yang bersih. Terakhir“Setelah dinyalakan kembali, segera backup data-data penting Anda ke tempat penyimpanan terpisah,” jelas Bisyron.

Kementerian Komunikasi dan Informatika dan ID-SIRTII juga menyediakan contact point bagi masyarakat yang ingin berkonsultasi lebih lanjut mengenai pencegahan dan pengendalian serangan malware ini. Mereka dapat menghubungi nomor-nomor berikut:

  • Direktorat Jenderal Aptik (Aries K.) – 08567235183
  • ID-SIRTII (Didien) – 08119936071
  • Pj Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Noor Iza) – 08119781518

– Rappler.com