• November 27, 2024

Investigasi jaringan teror Sarinah

SOLO, Indonesia – Suara ledakan beruntun terdengar dari kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis pagi, 14 Januari. Ledakan pertama terdengar sekitar pukul 22.40. Kemudian terjadi ledakan kedua hingga keenam.

Satu dari enam ledakan dilakukan oleh dua pelaku yang terjebak di depan kedai kopi Starbucks di Menara Cakrawala.

Tujuh orang dilaporkan tewas, termasuk lima pelaku ledakan. Kamera yang diambil Aditia Noviansyah, fotografer majalah Tempo, berhasil menangkap wajah pelaku saat hendak menurunkan petugas polisi.

Dalam foto tersebut, terlihat seorang pria yang mengenakan sarung tangan dan sepatu Nike menodongkan pistol ke arah kerumunan warga yang hendak mendekat untuk melihat lokasi ledakan. Wajahnya tergambar jelas.

Dari identifikasi korban dan foto tersebut, dalam waktu singkat polisi langsung menyelidiki jaringan pelaku ledakan dan penembakan di kawasan Sarinah.

Polisi mengaku memiliki informasi mengenai jaringan di balik pelaku. Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian, kelima pelaku teroris tersebut terkait dengan Jamaah Anshor Khilafah Nusantara (JAKN).

Kelompok ini dipimpin oleh seorang WNI di Suriah, Bahrun Naim. Bahrun merupakan anggota ISIS asal Solo. Dia diyakini sebagai dalang di balik ledakan dan serangan brutal pada hari Kamis.

Badrodin Haiti, Kapolri, membenarkan klaim tersebut. Polisi semakin yakin Bahrun berada di balik aksi teroris tersebut.

“Perintahnya datang dari sana (Bahrun sekarang di Suriah), ada yang mendapat telepon dari sana,” kata Badrodin kepada Rappler, Jumat pagi, 15 Januari.

Polisi belum mengetahui bagaimana Bahrun mengetahui dan merekrut kelima pelaku tersebut. Namun Badrodin menyebut ada perantara antara Bahrun dan kelima pelaku. “Sekarang kita sedang mencari siapa sosoknya (siapa perantaranya),” ujarnya.

Bisa jadi, tokoh yang dimaksud berasal dari Solo, daerah asal Bahrun.

Siapakah Bahrun Naim?

Informasi yang dihimpun Rappler dari orang-orang yang mengenal Bahrun di Solo, awalnya ia adalah anggota jemaah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Ia bergabung dengan HTI saat kuliah di Universitas Sebelas Maret Solo.

Selain berstatus mahasiswa aktif di paroki, pria kelahiran 1979 ini memiliki usaha rental komputer dengan fasilitas internet. Tak heran jika Bahrun sudah terkenal di komunitas IT (informasi dan teknologi) di Indonesia. Ia bahkan disebut sebagai salah satu hacker paling terampil.

Namanya mungkin populer di dunia IT, namun menurut sumber Rappler, Bahrun merupakan “aktivis gerakan” biasa di Solo.

“Dia tidak punya kemampuan bertarung,” kata sumber yang enggan disebutkan namanya. Menurutnya, kemampuan pacaran Bahrun masih rata-rata.

Namun aktivitas di komunitas HTI dan IT belum memuaskannya. Ia kemudian bertemu dengan beberapa orang dari jemaah lain.

“Ada perubahan pemikiran saat itu,” kata sumber itu. Bahrun tak sekadar mau adu wacana, ia ingin naik kelas dengan cara bertarung.amalia, alias sedang beraksi.

Karena tak lagi sependapat dengan HTI, Bahrun “dipecat” dari organisasi tersebut.

Lalu dia menghilang sejenak. Namanya kembali muncul pada 9 November 2010 saat Seksi Khusus (Densus) 88 menangkapnya. Ia kemudian ditangkap bersama sejumlah barang bukti berupa ratusan butir amunisi ilegal dan senjata lunak.

“Dia sangat suka bermain senjata lunak,” kata sumber itu lagi.

Bahrun tidak diproses di pengadilan di Jakarta, melainkan di Solo. Meski ditangkap Densus 88, itu tidak dijerat dengan UU Terorisme, namun UU Darurat No. 12 Tahun 1951 tentang senjata tajam dan bahan peledak.

Majelis hakim Pengadilan Negeri Surakarta kemudian memvonisnya 2 tahun 6 bulan penjara.

Namun di kalangan rekan-rekan Bahrun, kejadian ini masih menjadi misteri. Bahrun diduga tidak memiliki ratusan butir amunisi ilegal. Dalam persidangan, Bahrun juga membantah kepemilikannya. Kasus tersebut akhirnya menguap dan tidak pernah dilaporkan lagi.

Usai menjalani hukuman, Bahrun kembali ke masyarakat dan mendirikan usaha penerbitan. Ia membuat majalah bertajuk Independent Post. Majalah tersebut hanya terbit tiga kali dan tidak terdengar kabarnya lagi.

Selepas menggarap majalah tersebut, nama Bahrun tak terdengar lagi. Dia menghilang lagi dan muncul kembali di akhir tahun 2014.

Kemunculannya kali ini mengejutkan rekan-rekannya di Solo, pasalnya ia sudah berada di Suriah dan menyatakan dukungan terhadap ISIS. Foto Bahrun dengan pistol dan amunisi diposting di Facebook.

“Sebenarnya agak berlebihan,” kata salah satu kenalan Bahrun di Solo.

Setelah itu, ia aktif memulai perjuangan gerilya dan berkoordinasi dengan simpatisan ISIS di seluruh negeri dan di ASEAN.

Dua peristiwa terkait Bahrun pada tahun 2015 adalah penangkapan empat simpatisan ISIS di Desa Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, pada pertengahan Agustus 2015.

Salah satunya adalah Ibad yang dikabarkan merupakan penerima dana dari Bahrun di Suriah. Yang lainnya hanya diketahui dengan inisialnya saja, yaitu YK yang disebut ahli pembuat bom; dan G dikatakan sebagai orang yang menyiapkan bahan peledak tersebut.

Terakhir adalah pemuda bernama Andika yang diduga terlibat, namun belakangan mengaku salah ditangkap.

Penangkapan ini dilakukan terkait dugaan rencana peledakan kantor polisi dan pengeboman gereja.

Peristiwa kedua adalah penangkapan dua simpatisan ISIS di Bekasi, yakni Nur Hamzah dan Andika. Andika yang diduga salah ditangkap kini kembali ditangkap. Keduanya pun ditangkap karena diduga menjalin hubungan dengan Bahrun.

Salah satu pelaku terkait dengan pemimpin spiritual ISIS Indonesia

Terduga pelaku teror ledakan dan penembakan Sarinah tertangkap kamera.  Foto oleh Alfian/EPA

Badrodin, Kapolri, mengatakan polisi hanya mengetahui hubungan Bahrun dengan lima pelaku teroris Sarinah hanya sebatas sambungan telepon. Ada permintaan dari Bahrun untuk berlima. Namun Badrodin enggan menyebutkan permintaan yang dimaksud.

Investigasi polisi terhadap hubungan mereka masih berlangsung.

Di Solo, nama-nama pelaku teror Sarina beredar. Satu dari lima orang telah diidentifikasi. Pelaku pertama rupanya terlibat pelatihan “jihadis” di Aceh berinisial AF asal Karawang.

Ia divonis 7 tahun penjara dan ditahan di Lapas Cipinang.

AF disebut-sebut sangat dekat dengan pemimpin spiritual Aman Abdurrahman yang kini mendekam di Lapas Nusakambangan.

Namun nama tersebut belum bisa dikonfirmasi ke pihak kepolisian, sebab hingga saat ini pihak kepolisian belum merilis data resmi.

Kemungkinan dikaitkan dengan Aman Abdurrahman ada, kata Badrodin. Namun sekali lagi, polisi masih mengidentifikasi jenazah pelaku hingga saat ini.

Sumber Rappler di Solo membenarkan hal tersebut. Identitas AF diyakini merupakan anggota ISIS yang masih berhubungan dengan Bahrun. Nama AF pun langsung dikenal masyarakat Solo. Ia diketahui merupakan simpatisan ISIS.

Lantas, apakah Bahrun sudah menghubungi Aman soal aksi lima pelaku di Sarinah? Informasi tersebut belum bisa dipastikan saat ini karena pihak-pihak yang mengenal Bahrun yang enggan disebutkan namanya masih belum mengetahui keberadaan pria asal Solo tersebut saat ini.

Bisa di Suriah, bisa juga di Indonesia, ujarnya. Keberadaannya masih belum jelas. Pergerakan Bahrun masih sulit dilacak, baik oleh orang yang mengenalnya maupun polisi.—Rappler.com

BACA JUGA:

Togel Sidney