Investigasi Jaringan Teror Sarinah (Bagian II)
- keren989
- 0
SOLO, Indonesia – Pada artikel pertama, kami menemukan petunjuk tentang seorang terduga teroris bernama Afif. Ia disebut sangat dekat dengan pemimpin spiritual Aman Abdurrahman yang kini mendekam di Lapas Nusakambangan. Baca profilnya di sini.
Dalam penggeledahan di hari kedua, kami bertemu dengan beberapa sumber di Solo yang mengungkap bagaimana Bahrun Naim, orang yang diduga dalang teroris bom dan penembakan di Sarinah, bekerja dan merekrut anggota. Mereka pun mengungkap nama pelaku kedua yang juga merupakan rekan Afif.
Kondisi Suriah
Sumber pertama kami adalah Sekjen Pusat Kajian dan Aksi Islam Hendro Sudarsono yang juga merupakan penghubung Tentara Muslim Surakarta, staf pengajar Pondok Al Mukmin Ngruki.
Hendro mengatakan Bahrun Naim memiliki hubungan yang cukup dekat dengan orang-orang yang dikenalnya. Salah satunya adalah Ibad dan Andika.
Ibad dan Andika ditangkap Seksi Khusus 88 (Densus 88). Ibad ditangkap Densus pada pertengahan Agustus 2015 di Desa Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah. Serta Andika yang ditangkap pada Desember 2015 di Bekasi.
Menurut Hendro, jaringan Bahrun Naim di Indonesia berdasarkan informasi dari orang-orang yang pernah kontak dengannya yang dilacak melalui aliran uang.
Seperti kasus Andika, menurut keluarga ada transfer ratusan juta rupiah dari Bahrun Naim, kata Hendro kepada Rappler, Jumat, 15 Januari.
Lalu bagaimana mereka bisa merekrut ‘pengantin’ ini – sebutan untuk pelaku bom bunuh diri – untuk menjadi anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) cabang Indonesia? Hendro belum tahu pasti, tapi dari kesaksian orang-orang yang diajak bergabung, memang seharusnya begitu amalia.
Amaliyah adalah sedekah atau perbuatan. Amalan yang dilakukan harus memberikan dampak yang signifikan. Misalnya saja, ledakan bom di gereja dan kantor polisi yang direncanakan oleh kelompok teroris Bekasi.
Bahrun mewajibkan, harus ada amaliyah, kata Hendro.
Sumber Rappler yang juga aktivis dan jemaah organisasi Islam membenarkan hal tersebut. Ia bahkan mengatakan bukan Bahrun yang mengambil bola, melainkan orang-orang inilah yang tertarik bergabung dengan ISIS di Suriah. Rata-rata mereka bersedia beramaliyah untuk mendapatkan tiket ke Suriah.
“Tetapi itu sangat sulit,” katanya.
Lalu bagaimana cara calon anggota menghubungi Bahrun? Sumber Rappler mengatakan, tidak sulit untuk menghubungi Bahrun.
“Dia punya banyak kurir,” kata sumber itu.
Calon anggota bisa bertemu dengan kurir melalui interaksi sosial, misalnya di organisasi keagamaan. Kuncinya, “orang-orang yang mempunyai minat yang sama biasanya akan bertemu dalam satu lingkaran pertemanan,” ujarnya.
Bahrun telah berkembang biak di Internet
Dalam perkembangannya, sejak kabar Bahrun bergabung dengan ISIS pada awal tahun 2015, pria bernama asli Anggi Saputro ini berhasil merekrut lebih dari 100 anggota di Indonesia yang tersebar dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur.
Dijelaskan sumber sebelumnya, Bahrun tidak berkomunikasi langsung dengan mereka, melainkan melalui kurir dan internet.
Menurut Hendro, Bahrun mengandalkan keahliannya untuk berkomunikasi secara aman melalui digital dengan kurirnya. Dia muncul di Facebook dengan banyak nama, bahkan membuat website bahrunaim.co.
Bahrun memiliki banyak sekali akun FB sehingga Hendro menduga Bahrun tidak bekerja sendiri. “Kami curiga karena Bahrun Naim, sosok yang muncul di FB dan blog itu digunakan untuk membenarkan bahwa dia benar-benar Bahrun Naim,” kata Henro.
“Saya khawatir Bahrun Naim tidak sendirian, tapi ada juga aktor lain (Bahrun Naim),” ujarnya lagi.
“Geng Jakarta” mulai teridentifikasi
Sementara polisi masih mengidentifikasi lima pelaku teror Sarinah. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan pagi ini ada empat nama yang ditelusuri.
Namun dia belum mau membeberkan nama-nama yang terlibat. Dia hanya mengakui Afif. Saat ini, kata Badrodin, polisi fokus mengejar orang-orang yang kontak langsung dengan Bahrun.
“Kami mengejar seseorang yang dihubungi langsung dari Suriah,” kata Badrodin kepada Rappler pagi ini.
Katanya, jumlahnya bukan hanya satu, tapi banyak.
Sumber Rappler di kepolisian menambahkan pernyataan Badrodin tentang identitas pelaku teroris Sarinah alias ‘Geng Jakarta’. Menurut sumber tersebut, polisi sudah memiliki nama.
Yakni Afif, Amir Qali warga negara Kanada yang juga menyandang kewarganegaraan Aljazair, Ali dan Dian yang tinggal di Kelurahan Sanggrahan Meruya, Kembangan Utara, Jakarta Barat, serta AG yang disebut-sebut merupakan adik kelas Afif saat SMA. Nama mereka masuk dalam daftar korban yang dirilis RS Polri.
Namun, ada satu pelaku lagi yang belum teridentifikasi. Sumber tersebut belum bisa memastikan apakah pelaku masuk dalam daftar nama korban atau melarikan diri saat terjadi kejar-kejaran dengan polisi dan Densus 88 saat kejadian kemarin.
Apakah kamu ikut Bahrun ke negeri Paman Sam?
Lalu dimana ‘panglima’ Bahrun Naim? Keberadaan Bahrun masih menjadi misteri. Komunitas aktivis di Solo tidak percaya ketika polisi mengatakan operasi tersebut dikendalikan dari Suriah.
Belum ada yang bisa memastikan keberadaan Bahrun saat ini.
“Ada dua pendapat, di Indonesia dan Suriah,” kata sumber Rappler.
Namun sumber lain mengungkap, beberapa waktu lalu Bahrun menghubungi ayahnya menggunakan kode telepon Amerika. Berarti dia ada di negeri Paman Sam? Ataukah Bahrun menyesatkan masyarakat dan Densus 88 saat ini?
Tidak ada yang bisa memastikan. Yang pasti rekaman yang diyakini dari Bahrun itu beredar di kalangan komunitas aktivis gerakan di Solo. Dalam pesan itu, Bahrun menanggapi tudingan dirinya mengendalikan serangan Sarinah dari Suriah.
“Wah, orang saya jarang online, menurut saya ini komunikasi, komunikasi dari Hong Kong?” dia berkata. —Rappler.com
BACA JUGA: