ISAC menemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh terduga teroris Fonda Solikhin
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
ISAC meminta Kapolri mengevaluasi Densus 88.
JAKARTA, Indonesia — Hasil survei Islamic Study and Action Center (ISAC). ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada mulut dan perut jenazah terduga teroris Fonda Amar Sholikhin.
Anggota kelompok teroris pimpinan Santoso ini diduga disiksa sebelum meninggal. Fonda alias Ponda alias Dodo dikabarkan tewas ditembak pada 28 Februari saat operasi gabungan TNI-Polri di Poso, Sulawesi Tengah.
Ketua ISAC HM Kurniawan mengatakan, jenazah Fonda tiba di kampung halamannya di Brengosan, Solo, Jumat 18 Maret pukul 5:30 pagi. setelah berada di RS Bhayangkara, Palu, Sulawesi Tengah sejak 29 Februari.
Usai keluarga menunaikan salat subuh, sekitar pukul 06.45, peti mati pria berusia 22 tahun itu dibuka warga dan disaksikan keluarga Fonda serta panitia pemakaman.
Warga dan panitia mendapatkan temuan sebagai berikut:
- Jenazah Fonda masih berada di dalam kantong jenazah berwarna kuning
- Jenazahnya tidak dimandikan
- Jenazahnya belum diselimuti
- Berdasarkan keterangan kerabat Fonda, berdasarkan keterangan petugas bandara, mereka meyakini jenazah Fonda tidak diberi formalin.
- Terdapat luka di dahi kanan yang diduga bekas tembakan
- Gigi depan atas dan bawah jenazah Fonda hancur
- Perut Fonda bagian kiri robek dan terdapat jahitan
Melihat kondisi tersebut, ISAC berpendapat bahwa:
Selain dugaan luka tembak di dahi kanan, jenazah Fonda mengalami luka benda tumpul di gigi depan dan luka tusuk di perut kiri.
Untuk itu, ISAC mendesak Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengevaluasi kinerja Densus 88.
Apa tanggapan Kapolri?
“Kami (Mabes Polri) belum mengetahui secara detail kondisi jenazah, silakan ditanyakan ke dokter. “Dan setahu saya Fonda ditemukan tewas,” kata Badrodin kepada Rappler, Selasa, 22 Maret.
Fonda sebelumnya pernah digerebek Densus 88 menyusul perkembangan operasi kontak senjata pada 9 Februari lalu. Polisi mengikuti Fonda dan jaringan Santoso lainnya selama 20 hari berturut-turut. Sampai sayaa dilaporkan meninggal pada 28 Februari.
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Agus Rianto mengatakan, kontak senjata itu terjadi saat Satgas Operasi Gabungan Tinombala 2016 Polri dan TNI sedang melakukan penegakan hukum.
Selain Fonda, ditemukan 1 pucuk senjata, 7 tenda, dan 20 karung beras. —Rappler.com
BACA JUGA: