Israel ingin menjalin hubungan resmi, Indonesia punya syaratnya
- keren989
- 0
Indonesia tidak akan bersedia menjalin hubungan diplomatik kecuali Israel berhenti menjajah wilayah Palestina.
JAKARTA, Indonesia – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta pemerintah Indonesia membuka hubungan resmi dengan Israel.
Meski demikian, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan Indonesia berpegang pada prinsip yang terkandung dalam konstitusi, yakni mengutamakan kemerdekaan Palestina.
“Kalau kemerdekaan bisa tercapai, berarti tuntutan kita terpenuhi, tentu Indonesia juga akan berpikir terbuka (menjalin hubungan resmi dengan Israel),” kata Pramono, Selasa (29 Maret) di Jakarta.
Pramono menggunakan kata “berpikir” dan bukan “setuju”, karena menurutnya Indonesia tidak ingin terjebak dalam belenggu tersebut.
“Hal yang paling penting adalah roh “Memerdekakan Palestina yang saat ini menjadi prioritas Indonesia,” ujarnya.
Netanyahu sebelumnya mengutarakan keinginannya menjalin hubungan resmi dengan Indonesia saat menerima kunjungan sejumlah jurnalis Indonesia ke negaranya pada Senin, 28 Maret. Netanyahu berfoto bersama lima jurnalis senior Indonesia dan mengunggahnya ke akun Twitter resmi perdana menteri Israel.
PM Netanyahu bertemu dengan jurnalis senior Indonesia: “Sudah waktunya hubungan formal antara Israel dan Indonesia”. pic.twitter.com/dnRznbDvJW
— Ofir Gendelman (@ofirgendelman) 28 Maret 2016
“Sudah saatnya hubungan resmi antara Indonesia dan Israel. “Kami memiliki banyak peluang untuk kerja sama bilateral, khususnya di bidang teknologi air dan teknologi tinggi,” kata Netanyahu Zaman Israel.
Dia mengatakan bahwa separuh wilayah Israel adalah gurun. Tidak banyak hujan di negara ini. Namun Israel tidak kekurangan air, malah kelebihan pasokan untuk negara tetangganya.
“Semua orang butuh air, begitu juga Indonesia. Kita bisa bekerja sama di sana, katanya.
Netanyahu juga mengatakan bahwa kedua negara memiliki kesamaan kepentingan dalam memerangi terorisme menjadi alasan perlunya dibukanya hubungan resmi antara Indonesia dan Israel.
“Ini saatnya mengubah hubungan kita karena alasan pencegahan tidak lagi relevan,” kata Netanyahu, merujuk pada upaya mencegah aksi teroris.
Menurut Netanyahu, Yerusalem dan Jakarta adalah “sekutu” untuk melawan ancaman terorisme.
Awal bulan ini, Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo mendapat kesempatan tersebut mendorong komunitas internasional untuk memboikot produk yang diproduksi di pemukiman ilegal atau/oleh pemukiman ilegal yang diduduki Israel. Melalui cara tersebut, Jokowi berharap Israel berhenti menjajah wilayah Palestina.
“Menghimbau masyarakat internasional untuk mendukung boikot terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh pemukiman ilegal Israel,” kata Jokowi. Hal itu diungkapkannya saat menyampaikan pidato pada Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (KTT OKI LB) di Jakarta, pada 6-7 Maret.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, juga dicekal oleh Israel usai KTT LB OKI, 13 Maret lalu.
Saat itu, Retno berniat menunjuk Konsul Kehormatan Indonesia untuk Palestina, Maha Abou Susheh.
Pelantikan terpaksa digelar di Yordania karena Retno dan delegasi Indonesia tidak diberi izin Israel untuk menyeberang ke Ramallah di Tepi Barat, wilayah jajahan Israel.
Dipolitisasi
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri menyayangkan kunjungan tersebut dipolitisasi oleh pihak Israel. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menduga undangan kepada jurnalis terkait dengan keberhasilan Indonesia melakukan kontak langsung dengan Palestina melalui konsul kehormatan.
“Saya kira itu bisa dinilai dari kejadian masa lalu. Apalagi sebelumnya ada kejadian terkait menteri luar negeri, kata Arrmanatha saat dihubungi Rappler, Rabu, 30 Maret.
Meski begitu, Arrmanatha menjelaskan, dirinya tidak bisa melarang media untuk berkunjung ke Israel. Mereka juga mengetahui bahwa kunjungan seperti ini sudah pernah dilakukan sebelumnya.
“Kunjungan sebelumnya dilakukan untuk promosi sosial, pariwisata dan bisnis. “Kami menyayangkan kunjungan ini dipolitisasi oleh Israel,” kata diplomat yang bertugas di New York dan Jenewa itu.
Meski ada tawaran dari Israel, Arrmanatha menegaskan posisi Indonesia akan tetap teguh dalam perjuangan kemerdekaan Palestina dari Israel.
Dikecam DPR
Di sisi lain, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengecam kehadiran lima jurnalis senior di Tel Aviv untuk bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Senin, 28 Maret. Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan kehadiran mereka bertentangan dengan sikap vokal Indonesia terhadap kolonialisme Israel di wilayah Palestina.
Selain itu, Indonesia juga mendesak masyarakat internasional untuk memblokir produk-produk Israel yang diproduksi di wilayah pemukiman ilegal Palestina saat menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI.
Ia mengaku belum paham apa agenda kunjungan kelima jurnalis senior tersebut, apalagi setelah Indonesia menjadi tuan rumah KTT LB OKI. Mahfudz menduga Israel dan Netanyahu khawatir dengan sikap Presiden Jokowi sehingga mencari jalan yang menurut mereka efektif melalui jurnalis.
“Saya juga tidak mengerti bagaimana mereka bisa masuk ke Israel. Sementara dua menteri luar negeri Indonesia yakni Marty Natalegawa dan Retno Marsudi justru ditolak Israel saat hendak masuk ke Palestina. “Mungkin karena pakai paspor biasa warna hijau, masuk lewat Eropa lalu datang ke Israel,” kata Mahfudz saat ditemui di Jakarta, Selasa, 29 Maret.
Ia pun mengamini pernyataan Kementerian Luar Negeri yang menentang keinginan Israel menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia. Sebab jika dicermati akan bertentangan dengan konstitusi Indonesia yang menentang kolonialisme di seluruh dunia. —dengan laporan ANTARA/Rappler.com
BACA JUGA: