
Istri Jenderal meminta maaf atas kejadian tamparan di Bandara Sam Ratulangi
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Joyce mengaku sangat menyayangkan kejadian tersebut
JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Joice Onsay Marawouw, pelaku tamparan terhadap petugas keamanan penerbangan di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, meminta maaf kepada media atas kejadian yang terjadi pada Rabu, 5 Juli. Wanita berusia 46 tahun itu mengaku menyayangkan kejadian tamparan yang membuatnya harus berurusan dengan polisi.
Pernyataan itu disampaikan Joice usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya. Meski seharusnya diperiksa sejak kemarin pagi, Joice baru tiba di Mapolda Metro Jaya sekitar pukul 19.20 WIB.
Sesampainya di kantor polisi, wajahnya tampak lemah dan pucat. Bahkan, dia sempat berhenti untuk minum.
“Saya menjawab panggilan polisi, Polres Manado, di tempat ini. Saya sangat menyayangkan kejadian di Bandara Sam Ratulangi pada 5 Juli Rabu kemarin. “Saya mohon maaf atas kejadian ini,” kata Joyce saat memberikan siaran pers, Jumat malam, 7 Juli.
Usai memberikan pernyataan tersebut, Joyce enggan menjawab pertanyaan media tentang kronologis kejadian dan materi ujian.
“Terima kasih. Cukup,” ucapnya singkat.
Sementara itu, kuasa hukum Joyce, Lisye, mengatakan kliennya banyak ditanyai selama proses pemeriksaan. Ia kembali mengatakan kliennya sangat menyesal atas kejadian tersebut.
“Pertanyaannya cukup banyak (dari penyidik). Klien kami turut berduka cita atas kejadian di Bandara Sam Ratulangi pada 5 Juli lalu. “Materi ujiannya hanya berkisar pada kronologis saja,” ujarnya.
Selain itu, menurut Lisye, kliennya berniat bertemu dengan petugas Avsec yang ditamparnya, Elisabeth Jenny Wehantow. Joyce pun digadang-gadang akan meminta maaf langsung kepada Jenny atas perilaku tak pantasnya.
“Kami menuju ke arah itu (ke arah korban),” ujarnya.
Dalam kejadian Rabu pekan lalu, istri Brigjen Johan Sumampouw tiba di bandara sekitar pukul 07.20 Wita. Saat Joice memasuki pintu pemindai X-Ray SCP 2, pintu detektor tiba-tiba berdering karena dia masih memakai arlojinya.
Seorang petugas Avsec bernama Jenny kemudian menyelidiki dan meminta jam tangan tersebut dilepas untuk ditempatkan di mesin rontgen. Namun Joyce rupanya tidak terima dengan sikap petugas Avsec tersebut dan langsung menampar petugas tersebut.
Joyce kemudian dibawa ke polisi bandara untuk diinterogasi. Kemudian dilakukan proses mediasi oleh pihak kepolisian bandara. Usai mediasi, Joyce melanjutkan penerbangannya dengan maskapai Garuda Indonesia GA-603 rute Manado-Jakarta pada pukul 11.00 WITA dengan didampingi petugas polisi bandara.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyayangkan kejadian tamparan itu menimpa anak buahnya. Dia berjanji, para pelaku akan tetap diproses secara hukum. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com