• February 15, 2025
Jadilah teman dan orang tua bagi anak Anda

Jadilah teman dan orang tua bagi anak Anda

Bicara soal alkohol, barang ini sepertinya yang paling mudah disalahkan atas segala tindakan kekerasan. Katanya pemerkosaan bisa terjadi karena minum alkohol (ingat kasus YY kan?). Dikatakan bahwa jika siswa ingin berkelahi, minumlah alkohol terlebih dahulu agar berani. Atau bahkan seorang teman mengakui bahwa setelah minum alkohol, bahasa Inggrisnya jauh lebih baik dibandingkan saat dia sadar.

Apakah begitu?

Sebelum kita bicara lebih jauh, mari kita pahami dulu cara kerja alkohol, seperti dikutip dari websitenya sains.howstuffworks.com:

Alkohol mempengaruhi kimia otak dengan mengubah tingkat neurotransmiter. Neurotransmitter adalah pembawa pesan kimiawi yang mengirimkan sinyal ke seluruh tubuh yang mengontrol proses berpikir, perilaku, dan emosi.

(Alkohol mempengaruhi otak dengan mengubah tingkat neurotransmitter. Neurotransmiter adalah cairan kimia yang mengirimkan sinyal ke seluruh tubuh yang mengontrol proses berpikir, perilaku dan emosi manusia).

Selain itu, alkohol dapat mengaktifkan kadar elektrolit dalam tubuh, melemahkan tubuh, membuat otak mengeluarkan kata-kata kasar, dan meningkatkan hormon dopamin di bagian bawah otak. hadiah. Hormon ini menimbulkan rasa senang ketika seseorang mengonsumsi alkohol.

Sekadar informasi, dopamin merupakan hormon yang kadarnya terus meningkat. Misalnya kita biasanya minum segelas bir dan merasa enak, sehingga kedepannya kita membutuhkan lebih dari satu gelas untuk merasakan kenikmatan yang sama.

Saya pribadi cukup memahami cara kerja alkohol dalam tubuh seseorang. Ya, efeknya berbeda-beda pada setiap orang. Tidak semua orang bisa langsung mabuk setelah meminum alkohol hingga 5 botol. Namun ada juga temannya yang langsung mabuk meski hanya meminum sebotol minuman keras dengan kadar alkohol di bawah 5 persen.

Jika kita berbicara tentang alkohol, itu bisa panjang. Kita masing-masing pasti pernah mempunyai pengalaman atau sekedar cerita menarik dari pengalaman teman.

Dulu, senang melihat seorang teman yang kalau mabuk seperti dalang, yakni ngobrol semalaman. Atau lucunya melihat teman menjadi agresif setelah minum alkohol nyosaurus di sana-sini

Setelah menjadi seorang ibu, saya sedikit ngeri dengan interaksi sosial anak muda masa kini. Tak perlu jauh-jauh bicara soal narkoba, seks bebas, dan lain-lain, masalah alkohol yang lebih mudah didapat sudah membuat Anda merinding.

Katanya, jika ibu saya menjadi sahabat anak saya, seharusnya hidup saya relatif lebih tenang karena anak akan lebih terbuka kepada kami. Mengapa bebannya ditanggung ibu? Iya…menurut saya, ibu itu mengikat dengan anaknya adalah otomatis. Bagaimana tidak? tidak 9 bulan nafas, darah, detak jantung berbagi, kok! Hanya nongkrongpengantin pria apa yang sudah ada jadilah persahabatan kan? Eh, tapi teman anak macam apa dia itu?

Saya mempunyai seorang teman yang hidupnya tidak lepas dari alkohol. Tidak hanya di kantor, di tempat nongkrong, bahkan di rumah. Aku heran, kenapa dia bisa bersama ibunya? (Maaf, di keluarga saya alkohol masih tabu diinginkan).

Menurutnya, ibunya keren. Sang ibu bahkan berpesan kepada temannya ini: “Sebanyak apapun kamu ingin minum sampai tidak bisa bangun, yang penting lakukan di rumah. Jika kamu keluar rumah, itu akan membuatmu malu!”

Akibatnya teman tersebut tidak bisa berhenti minum alkohol, namun saat berada di luar rumah ia hanya mengonsumsi alkohol sebanyak yang diperlukan. Tidak berlebihan.

Apakah hal itu memengaruhi keadaan emosinya? Aku juga tidak tahu, ya. Tapi yang pasti, dalam situasi seperti itu tidak mabuk alias malah sadar kalau dirinya cenderung lebih agresif dan temperamental. Jadi saya berpikir, apa jadinya kalau dia punya keluarga, yang berarti dia minum alkohol di rumah? Bagaimana dengan anak istrinya?

Teman lain yang memiliki anak remaja mengaku dia adalah sahabat anaknya. Sejak kecil, sahabat saya berbagi tugas dengan suaminya. Ibu adalah sahabat anak, sedangkan ayah adalah orang tua. Ia menanamkan rasa percaya diri pada anak-anaknya, termasuk mengajak anak-anak menginap bersama teman-temannya selama beberapa hari. Namun tentu saja hal itu disertai dengan komitmen tertentu. Ya, Tidak ada makan siang gratis Kanan…

Komitmennya, anak wajib melaporkan setiap aktivitas yang dilakukannya selama terpisah dari orang tuanya, lengkap dengan fotonya. Mengapa anak itu menginginkannya? Ya, itu adalah bagian dari ikatan antara anak dan orang tua.

Bukankah itu dibatasi? Itu tidak terbukti, kok. Karena sudah terbiasa sejak kecil, kemudian menjadi kebiasaan bagi anak. Bahkan, ia mengatakan jika tidak melaporkan hal tersebut kepada ibunya, ia merasa ada yang tidak beres.

Selain dua cerita di atas, ada juga tokohnya peran sebagai orang tua yang mengatakan bahwa orang tua (dalam hal ini ibu) tidak boleh berteman dengan anak. Menurutnya ibu mempunyai 2 peran, yaitu peran emosional dan fungsional. Contoh peran emosional adalah ketika seorang ibu menidurkan anak, memeluknya, dan sebagainya.

Sedangkan peran fungsionalnya adalah saat ibu mengganti popok, memasakkan makanan untuk anak, dan lain sebagainya. Memahami kedua batasan ini sangat penting bagi orang tua.

Jadi, secara fungsional, seorang ibu (kenapa ibu? Karena biasanya perempuan sulit memisahkan antara cinta dan logika) harus bisa mengenalkan anak pada apa yang pantas atau tidak, apa yang aman dan tidak, apa yang diinginkan dan dibutuhkan, dan sebagainya. .

Sulit? Ya memang. Namanya juga menjadi seorang ibu, dimana ketika seseorang mempunyai status tersebut maka ia harus bersiap 24 jam sehari, 365 hari setahun, tanpa hari libur dan tidak ada apa pun terima kasih.

Selamat Hari Ibu Internasional! —Rappler.com

Lita Iqtianti adalah ahli strategi konten untuk Rappler Indonesia. Dia dapat dihubungi di Twitter, @neglita.

Togel Hongkong Hari Ini