• November 26, 2024
Jakarta Singles Card dilebih-lebihkan di media sosial

Jakarta Singles Card dilebih-lebihkan di media sosial

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Sandiaga mengatakan, program prioritasnya hanya ada tiga, yaitu penciptaan lapangan kerja, murahnya biaya hidup, dan mudahnya akses pendidikan.

JAKARTA, Indonesia – Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno menilai reaksi masyarakat terlalu berlebihan menanggapi wacana Kartu Jakarta Jomblo (KJJ). Saking berlebihannya, pembahasan wacana sudah keluar konteks.

Sandiaga menjelaskan ide Kartu Jakarta Jomblo (KJJ). Tanggapan Anies Baswedan sesuai aspirasi tim media merdeka.id. Akhirnya, reaksi tersebut menjadi viral di dunia maya.

Ketika Sandigaga sebelumnya menyampaikan kepada media bahwa program tersebut akan dilaksanakan dalam bentuk kartu khusus, Anies justru menyikapi wacana tersebut sebagai lelucon dan tidak serius. Saat ditemui KPU DKI saat dilantik menjadi gubernur, mantan Menteri Pendidikan ini mengatakan, program untuk lajang merupakan turunan dari program lain seperti OKE OCE (One District One Center).

Lalu bagaimana reaksi Sandi? Kali ini dia sependapat dengan Anies. Dua program andalan mereka yakni OKE OCE dan pembiayaan pembelian rumah dengan uang muka 0 rupiah diharapkan dapat membantu para jomblo dalam mencari pasangan. Atau bagi mereka yang siap mengambil langkah lebih serius, meyakinkan calon mertua bisa menjadi aset.

“Program ini ramai diperbincangkan di media sosial, sehingga sangat hingar bingar. Hal ini terjadi setelah Pilkada berakhir, dimana sebagian masyarakat masih kebingungan sehingga mengungkit permasalahan tersebut diambil di luar proporsinya,” kata Sandi saat menghadiri acara Rappler Talk, Senin sore, 15 Mei di kantor Rappler.

Soal apakah program warga DKI yang masih lajang ini akan menjadi prioritas Pemprov ke depan, mantan Ketua KADIN itu menyerahkannya kepada tim sinkronisasi yang dibentuk Anies-Sandi. Tim ini dipimpin oleh mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said.

“Biarkan Pak Sudirman menyelesaikan program kerjanya. Tapi kita punya tiga prioritas, yakni mencari pekerjaan yang lebih baik, membuat biaya hidup di Jakarta lebih terjangkau, dan memberikan pendidikan bagi generasi mendatang, ujarnya.

Selain Sudirman, anggota tim sinkronisasi lainnya adalah Edriana Noerdin, Eko Prasojo, Fadjar Pandjaitan, Rikrik Rizkiyana, Marco Kusumawijaya, Mohammad Hanief Arie Setianto, dan Untoro Hariadi. Edriana merupakan spesialis gender di beberapa organisasi internasional, Eko merupakan mantan Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Kemudian Fadjar menjabat Wali Kota Jakarta Barat periode 2004-2008, Rikrik merupakan wirausaha sosial dan pengacara, serta Marco dikenal sebagai peneliti dan perencana kota. Terakhir, Hanief merupakan akuntan dan staf pengajar di Universitas Janabrada Yogyakarta.

Senin kemarin, tim sinkronisasi resmi diumumkan di Rumah Peserta di kawasan Menteng. Mereka bertugas menerjemahkan seluruh masukan dan ide warga Jakarta yang dikumpulkan melalui Rumah Partisipasi. Selain tim sinkronisasi, Anies-Sandi juga membentuk tim yang terdiri dari direksi dan pakar.

Tim pengarah akan bekerja memperjuangkan aspirasi berbagai kalangan, sedangkan tim ahli akan membantu menyusun programnya. – Rappler.com

judi bola terpercaya