• July 11, 2025
Jantung Mirna serasa berhenti berdetak sesampainya di rumah sakit

Jantung Mirna serasa berhenti berdetak sesampainya di rumah sakit

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Dokter menduga Mirna meninggal karena tengkoraknya pecah

JAKARTA, Indonesia – Sidang kematian I Wayan Mirna Salihin atau Mirna kembali ditahan pada Senin 29 Agustus di PN Jakarta Pusat dengan menghadirkan Dr. Prima Yudho dan dr. Ardianto dari RS Abdi Waluyo sebagai saksi. Kedua dokter umum ini merawat Mirna sesampainya di rumah sakit Saya di Waluyo sekitar pukul 18.00.

Berikut beberapa fakta yang terungkap dalam persidangan dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso:

1. Mirna berhenti bernapas saat sampai di rumah sakit

Menurut dr. Prima Yudho dan dr. Ardianto, nyawa Mirna sudah tak ada harapan saat tiba di RS Abdi Waluyo sekitar pukul 18.00.

“Saya memeriksa denyut nadi dan pernapasan saya. “Begitu tiba, pernapasan dan jantung saya berhenti,” kata Dr. kata Prima Yudho.

Meski demikian, kedua dokter tersebut tetap memeriksa refleks cahaya pada bola mata dan melakukan resusitasi jantung paru (CPR) sesuai standar SOP.

2. Mirna dinyatakan meninggal secara medis pada pukul 18.30

Saat tiba di IGD RS Abdi Waluyo sekitar pukul 18.00, jantung Mirna sudah tak berdetak lagi. Namun dokter di unit IGD baru menyatakan Mirna meninggal secara medis pada pukul 18.30 setelah melakukan prosedur pertolongan medis di IGD.

Prosedur yang dilakukan antara lain pemeriksaan refleks mata, resusitasi jantung paru (CPR), dan elektrokardiogram (EKG). Perawat pun sempat memasang infus dan oksigen pada tubuh Mirna.

“Begitu sampai, nafasnya terhenti dan jantungnya berhenti berdetak, artinya dia sudah meninggal. Pasien dinyatakan meninggal secara medis pada pukul 18.30 WIB, kata dr Prima.

3. Dokter menduga Mirna meninggal karena tengkoraknya pecah

Dokter Ardianto merawat Mirna di IGD RS Abdi Waluyo. Ia menduga Mirna meninggal karena pecahnya pembuluh darah di kepalanya. Namun hasil scan tengkorak dan otak (CT SCNA) menunjukkan pembuluh darah di kepala masih normal.

Terkait kondisi tubuh secara keseluruhan, Ardiato menyatakan kondisi Mirna saat itu normal, namun pada area bibir terdapat tanda-tanda kebiruan.

“Karena saya merawat pasien yang pembuluh darahnya pecah dan gejalanya mirip (dengan Mirna), akhirnya saya menawarkan untuk melakukan CT scan untuk melihat apakah ada pembuluh darah yang pecah di otak. Tampaknya hasilnya normal, kata Ardianto

4. Dokter yakin Mirna sudah meninggal sebelum dia tiba di rumah sakit

Kedua dokter yakin Mirna meninggal sebelum dia tiba di rumah sakit. Namun yang pasti, Tim medis rumah sakit sebaiknya memberikan penanganan standar sesuai SOP, seperti resusitasi jantung paru (CPR) untuk membuka jalan napas dan mencatat aktivitas kelistrikan jantung dengan alat elektrokardiograf (EKG) selama kurang lebih 15 menit.

“Pasien datang sekitar pukul 18.00 WIB, dalam keadaan henti napas dan henti jantung, juga tidak sadarkan diri. “Kami nyatakan DoA (mati pada saat kedatangan),” kata Prima Yudho.

Menurut Ardianto, prosedur EKG yang diberikan hanya untuk bukti medis.

“Dibutuhkan bukti untuk menjelaskan kematian tersebut kepada keluarga korban. Hasil EKG menunjukkan korban memang meninggal dunia, kata Ardianto.

5. Masih ada 10 orang saksi dan 5 orang ahli yang belum dihadirkan di persidangan

Jaksa Penuntut Umum Ardito Muwardi mengatakan masih ada beberapa saksi yang tidak dihadirkan dalam persidangan.

“Saksinya sekitar 10 orang, tapi kalau saya hitung ahlinya ada lima,”

Menurut Ardito, saksi yang dihadirkan dalam persidangan merupakan saksi ahli dan saksi prioritas utama.

“Saksi-saksi yang dihadirkan menjadi prioritas semua orang, tinggal menambahkan keterangan tambahan untuk memperkuat dan melengkapi kesimpulan agar lebih meyakinkan,” kata Ardito. – Rappler.com

Live Result HK