• July 8, 2025
Jelang salat Idul Fitri, Mapolda Sumut mengalami teror

Jelang salat Idul Fitri, Mapolda Sumut mengalami teror

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Penyerangan terjadi sekitar pukul 03.00 WIB saat polisi yang berjaga sedang tidur

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Teror kembali menghantui personel polisi yang bertugas menjelang salat Idul Fitri. Pada Minggu, 25 Juni dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, sebuah pos penjagaan di Medan, Sumatera Utara diserang orang tak dikenal.

Diduga pelaku merupakan bagian dari jaringan teroris. Saat itu, dua personel polisi yang sedang melakukan aksi unjuk rasa yakni Aiptu Martua Sigalingging dan Brigadir E. Ginting tiba-tiba diserang oleh dua pelaku.

Terjadilah perkelahian antara Sigalingging dengan pelaku. Bahkan, pelaku juga sempat mencoba membakar ruang surat tersebut. Kejadian tersebut dibenarkan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Warsisto usai salat Iduladha pagi tadi.

Ia mengatakan, pelaku masuk ke Mapolrestabes Sumut dengan cara melompati pagar. Mereka kemudian menyerang pos jaga nomor 2 yang digunakan untuk tamu VIP.

“Posisi itu harus diisi oleh 4 penjaga. Namun, dua orang lainnya sedang berpatroli. Dua orang lainnya berada di pos tersebut. “Satu istirahat, sisanya melaksanakan penertiban di luar pos,” kata Setyo saat ditemui di masjid Mabes Polri.

Akibat penyerangan tersebut, dia menyebut salah satu anggota polisi, Martua Sigalingging, tewas karena ditusuk senjata tajam.

“Kemudian anggota lainnya, Ginting, meminta bantuan kepada Brimob lain yang berjaga di pintu lain,” ujarnya.

Begitu bantuan datang, mereka langsung menembakkan timah panas ke arah kedua pelaku. Satu orang tewas seketika, sedangkan satu pelaku lainnya dalam kondisi kritis.

Sejauh ini belum diketahui identitas kedua pelaku. Begitu pula jaringan tempat mereka berada.

Setyo tak menampik, aksi dini hari tadi merupakan bagian dari serangan teroris. Setyo mengatakan, salah satu teroris paling dicari di Indonesia, Bahrun Naim, pernah meminta pengikutnya untuk bertindak atau berlatih dengan cara apa pun.

“Jika Anda tidak memiliki bom, gunakan senjata apa saja untuk menyerang. “Ini yang dilakukan di Medan,” ujarnya.

Selain itu, saat melakukan penikaman, kedua pelaku terdengar meneriakkan kalimat “Allah Akbar”.

Anggota Densus 88 Anti Teror Polri sebenarnya menangkap tiga orang di Medan yang berencana melakukan teror. Tampaknya ada kelompok atau sel lain yang melakukan serangan yang sama.

Polisi mengatakan mereka akan tetap waspada terhadap kemungkinan serangan lebih lanjut. Sebab pada dasarnya Polri masih menjadi sasaran serangan kelompok teroris di Indonesia.

Makanya pengamanan di pos atau Mako Polri akan ditingkatkan, ujarnya. – Rappler.com

judi bola online