• November 28, 2024

Jelaskan 8 mitos tentang HIV dan AIDS

Apa perbedaan antara HIV dan AIDS? Apakah HIV/AIDS hanya menjadi masalah bagi kaum homoseksual dan pengguna narkoba?

JAKARTA, Indonesia – Sebagai salah satu penyakit paling berbahaya, HIV dan AIDS diselimuti berbagai mitos dan kesalahpahaman. Dalam beberapa kasus, kesalahpahaman mengenai penyakit ini mendorong sejumlah perilaku yang justru menyebabkan lebih banyak orang menjadi HIV positif.

Meski masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, para peneliti telah menemukan sejumlah fakta seputar HIV dan AIDS agar masyarakat tidak salah paham.

Di bawah ini adalah beberapa mitos paling umum tentang HIV dan AIDS beserta fakta pendukungnya.

Mitos #1: HIV sama dengan AIDS

Fakta: HIV dan AIDS adalah dua hal yang berbeda. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah nama virus penyebab penyakit imunodefisiensi.

Ketika Sindrom imunodefisiensi didapat (AIDS) merupakan diagnosis lanjutan setelah virus HIV berhasil menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang, sehingga orang tersebut dapat terserang (atau berisiko sangat tinggi untuk) penyakit sistem kekebalan tubuh tertentu.

Tidak semua orang HIV-positif juga terkena AIDS. Pengobatan HIV yang tepat dapat memperlambat atau menghentikan perkembangan HIV, yang pada akhirnya mencegah orang tersebut terkena AIDS.

Mitos #2: HIV/AIDS hanya menjadi masalah bagi kaum homoseksual dan pengguna narkoba

Fakta: Hubungan seks tanpa kondom antara sesama jenis dan penggunaan jarum suntik narkoba memang merupakan faktor umum penyebab HIV, namun hubungan seks penetrasi penis ke vagina juga merupakan penyebab umum penularan HIV dengan jumlah kasus yang dilaporkan cukup signifikan.

Dalam kasus yang jarang terjadi, seks oral juga tergolong sebagai faktor risiko penularan infeksi. Namun, seks anal diketahui memiliki risiko tertular HIV paling tinggi di antara metode aktivitas seksual lainnya.

Mitos #3: Saya bisa tertular HIV jika saya tinggal bersama atau bergaul dengan ODHA

Fakta: Beberapa penelitian membuktikan bahwa HIV tidak menular melalui sentuhan, air mata, keringat, atau pertukaran air liur. Anda tidak akan tertular HIV bila:

  • Berada di ruangan yang sama dan menghirup udara yang sama dengan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
  • Sentuh benda yang disentuh oleh ODHA
  • Minuman dari gelas yang digunakan ODHA
  • Peluk, cium atau jabat tangan dengan ODHA
  • Berbagi peralatan dengan ODHA
  • Gunakan peralatan olahraga bersama ODHA

HIV hanya dapat menular melalui pertukaran cairan tubuh tertentu yang mengandung antibodi HIV konsentrasi tinggi, seperti darah, sumsum tulang belakang, air mani, cairan vagina dan anus, serta air susu ibu (ASI). HIV ditularkan ketika salah satu cairan ini (dari orang HIV-positif) masuk melalui selaput lendir, luka terbuka atau cakaran dari orang yang tidak terinfeksi HIV.

Mitos #4: HIV/AIDS adalah hukuman mati

Fakta: Pada tahun-tahun awal epidemi, angka kematian akibat HIV dan AIDS sangat tinggi. Namun sejak berkembangnya ilmu pengetahuan modern, obat retroviral telah memungkinkan ODHA untuk memiliki umur yang lebih panjang, normal, dan tetap produktif.

Mitos #5: Selama saya minum obat HIV/AIDS, saya tidak akan menularkan virusnya

Fakta: Obat retroviral, meskipun digunakan secara teratur, hanya akan menurunkan kadar HIV dalam darah sehingga tampak dalam batas normal pada setiap pemeriksaan darah. Namun penelitian menunjukkan masih ada sejumlah kecil virus HIV yang bersembunyi di dalam darah. Penting untuk selalu melakukan hubungan seks yang aman untuk mencegah penyebaran virus.

Mitos #6: Saya dan pasangan sama-sama ODHA, kami tidak perlu melakukan seks aman

Fakta: Anda dan pasangan masih berisiko menularkan jenis virus HIV yang resistan terhadap obat. Dua mitra Pasangan seks yang HIV-positif dapat memiliki genetika virus yang berbeda dan, jika keduanya melakukan hubungan seks tanpa kondom, masing-masing virus dapat menginfeksi satu sama lain dan berevolusi untuk menyerang tubuh dengan dua jenis virus yang berbeda.

Hal ini akan semakin memperburuk kelemahan sistem kekebalan tubuh, dan perubahan terapi serta perubahan pengobatan mungkin diperlukan. Penting untuk selalu melakukan hubungan seks yang aman untuk mencegah penyebaran virus.

Mitos #7: Tanda dan gejala virus HIV mudah dilihat

Fakta: Anda bisa menjadi HIV positif selama bertahun-tahun tanpa menunjukkan gejala apa pun. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda, atau mitra Jika Anda HIV positif, Anda dapat melakukan tes darah.

Mitos #8: Ibu hamil yang mengidap HIV akan selalu menularkan HIV ke janinnya

Fakta: Penularan infeksi dari ibu ke anak adalah salah satu cara virus menyebar. Ibu hamil HIV-positif yang tidak menjalani pengobatan memiliki peluang 1:4 untuk menularkannya kepada janin dalam kandungannya. Apabila ibu dan janin mendapat pengobatan yang tepat sebelum, selama, dan setelah kelahiran, maka risiko infeksi pada bayi akan menurun sebesar 1-2%.

—Rappler.com

Sumber artikel ini berasal dari HaloSehat.comsebuah website kesehatan yang menyajikan informasi terpercaya dan mudah diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia.