Jemaah umrah Indonesia diimbau tidak terbang dengan Qatar Airways
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Jemaah umrah yang sudah memesan tiket Qatar Airways akhirnya dialihkan ke maskapai lain
JAKARTA, Indonesia – Pemutusan hubungan diplomatik yang dilakukan Arab Saudi dan beberapa negara Timur Tengah terhadap Qatar juga berdampak pada WNI. Setidaknya hal ini dirasakan calon jemaah umrah yang akan berangkat ke Saudi dengan Qatar Airways.
Pasca pemutusan hubungan diplomatik, Saudi akhirnya melarang seluruh maskapai penerbangan Qatar untuk mendarat di bandara negara Petro Dollar tersebut. Bahkan, mereka mencabut izin operasional kantor perwakilan Qatar Airways di Saudi.
Akibatnya, calon jemaah umroh asal Indonesia berisiko terlantar. Namun Kementerian Perhubungan sudah menyiapkan rencana.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso mengaku telah mengambil kebijakan untuk memberikan kemudahan bagi jemaah umroh asal Indonesia yang sudah membeli tiket Qatar Airways. Penumpang asal Indonesia tersebut kemudian dipindahkan ke maskapai lain, salah satunya Saudia Airlines.
“Proses transfer sudah dimulai sejak Senin 5 Juni. Total penumpang Qatar Airways yang dipindahkan ke Saudi Airlines berjumlah 20 orang, kata Agus dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 Juni.
Sedangkan pada hari itu, sebanyak 45 jamaah dialihkan ke penerbangan Garuda Indonesia. Agus mengimbau jamaah tetap tenang dan menjalankan ibadah dengan khidmat.
“Kami juga menghimbau kepada pengelola agen perjalanan haji dan umrah yang menggunakan Qatar Airways untuk melaporkan hal ini agar dapat dicari solusinya,” ujarnya.
Agus pun mengimbau maskapai nasional dan internasional selain Qatar membantu kebijakan tersebut. Tujuannya untuk menjamin kelancaran transportasi jamaah umroh.
Pemerintah, kata Agus, akan terus menerapkan kebijakan tersebut hingga konflik di Timur Tengah selesai.
Situasi masih terkendali
Duta Besar RI untuk Qatar, Marsekal TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi mengimbau WNI di Qatar tetap tenang dan terus memantau perkembangan situasi dengan berbagai cara. Basri meminta WNI tidak mengambil tindakan berlebihan karena situasi di Qatar masih aman dan terkendali.
“Sampai saat ini kondisi politik dan keamanan secara umum normal. “Tidak ada tanda-tanda peningkatan eskalasi politik dan keamanan, meskipun terdapat peningkatan jumlah aparat keamanan di wilayah-wilayah yang dianggap penting, seperti pusat pemerintahan, tempat ibadah, bandara, stasiun, terminal bus, fasilitas umum, dan pusat perbelanjaan. katanya. Kata Basri melalui keterangan tertulis.
Ia mengatakan, jumlah WNI di Qatar tergolong tinggi dan mencapai lebih dari 43 ribu orang. Ini juga diambil dari data tahun 2015. Mereka tersebar di seluruh Qatar, khususnya di Al Khor, Dukhan, Umm Said, Al Shamal, Doha dan sekitarnya.
Untuk memastikan kondisi di Qatar aman, ia sengaja mengunjungi wilayah yang memiliki komunitas diaspora terbesar di Qatar, yakni Al Khor. Kepada WNI, dia mengatakan KBRI sudah menyiapkan beberapa rencana.
“Duta Besar adalah orang terakhir yang meninggalkan Qatar. Situasi politik ini terjadi pada tahun 2014, jadi masyarakat tidak perlu khawatir, ujarnya. – Rappler.com