• July 6, 2025

Jessica bukanlah seorang psikopat, hanya emosinya yang tidak stabil

JAKARTA, Indonesia – Sidang kasus kopi sianida yang melibatkan terdakwa Jessica Kumala Wongso berlanjut di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Kamis, 1 September. Dalam sidang ke-17 ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menggunakan kesempatan terakhir untuk menghadirkan saksi.

Dua orang saksi ahli dihadirkan yakni Kriminolog Universitas Indonesia, Prof. Ronny Nitibaskara dan Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia, Sarlito Wirawan. Namun kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan, sejak awal mengajukan keberatan kepada dua saksi ahli tersebut.

Ada dua alasan mengapa dia keberatan. Pertama, Prof. Sebagai saksi ahli, Sarlito pernah membantu polisi memeriksa terdakwa hingga berkonsultasi dan memberikan diagnosis.

“Jadi, ada hubungan antara pasien dan dokter, karena Jessica bilang seperti itu karena dia tahu itu dokter, jadi kalau dia sendiri yang menjadi asisten penyidik, maka dia sebagai” panggil saksi ahli di sini, tentu independensinya akan dipertanyakan,” kata Otto sebelum diadili, Kamis 1 September.

Sementara itu, keberatan terhadap Prof. Ronny karena sudah terbiasa bekerja di Mabes Polri dan atas perintah. Menurut Otto, Ronny juga bisa dikatakan tidak independen karena berada di bawah komando Kapolri.

Bahkan, dalam berita acaranya dia mengatakan sering diperintah Kapolri, sehingga tidak pantas kalau dia ahli dalam persidangan ini,” tegas Otto.

Pernyataan Otto dibantah jaksa penuntut umum yang menyebut objektivitas berdasarkan teori yang dikemukakan para ahli di persidangan. Ronny pun membela diri dengan mengatakan bahwa dirinya sudah terbiasa bertindak dan menganalisa suatu hal secara objektif.

Majelis hakim memutuskan melanjutkan persidangan dengan mendengarkan keterangan Ronny dan Sarlito. Hakim berjanji akan mencatat perkara obyektif dalam berita acara (BAP).

Analisa CCTV

Ronny menganalisis tingkah Jessica berdasarkan rekaman kamera pengawas (CCTV). Dari rekaman tersebut, Ronny melihat Jessica berulang kali menunjukkan tanda-tanda kecemasan. Hal ini ditunjukkan melalui tanda-tanda nonverbal.

Jessica berkali-kali terlihat mengacak-acak rambutnya dan memperlihatkan gerakan tubuh yang menghalangi kantong kertas lalu melihat ke kiri dan ke kanan. Menurut Ronny, itu tanda-tanda kecemasan dan ia berusaha menenangkan diri.

“Mengibaskan rambut merupakan tanda untuk menenangkan diri dan membuat diri nyaman saat berada dalam situasi dan kondisi yang tidak nyaman, tegang, dan cemas. “Dia memilih menyentuh bagian tubuhnya sendiri, dalam hal ini Jessica memilih menyentuh rambutnya,” kata Ronny.

Hani dan Mirna kemudian datang, namun ada jarak yang berbeda saat mereka memeluk Jessica. Hani tampak datang dan memeluk Jessica erat dengan tubuh mereka yang hampir menempel sempurna.

Sedangkan saat Mirna memeluk Jessica, ada jarak di antara keduanya, karena Mirna hanya memeluk Jessica dengan satu tangan. Tangannya yang lain mengelus bahu Jessica. Menurut Ronny, dari situ terlihat Mirna terlihat risih dengan Jessica karena jarak yang jauh.

Perilaku nonverbal menjaga jarak ini menunjukkan Mirna merasa risih bertemu Jessica, kata Ronny.

Otto kemudian meminta klarifikasi apakah berkas CCTV yang dilihat ahli dan yang dilihat di pengadilan itu sama atau tidak. Sayangnya Ronny mengaku tidak membawa berkas CCTV yang dilihatnya.

Otto pun membantah kesimpulan yang disampaikan Ronny karena isinya bertentangan dengan keterangan salah satu saksi.

Bukan psikopat

Hal lain yang disampaikan Ronny, Jessica bukanlah seorang psikopat karena ia hanya memiliki 4 dari total 22 ciri psikopat. Menurut Ronny, Jessica masuk dalam kategori kombinasi kepribadian narsis, labil emosi, mudah berubah emosi, obsesi posesif, dan tidak stabil.

Hal ini memungkinkan Jessica melakukan tindakan kekerasan fisik, baik melukai dirinya sendiri maupun orang lain.

“Di awal Berita Acara Pemeriksaan (BAP) pertama saya tulis bahwa saya menduga ada unsur psikopat pada Jessica. “Tapi saya bilang perlu diteliti lagi,” kata Ronny.

Jessica, kata dia, masuk dalam kategori kepribadian yang emosinya tidak stabil, mudah berubah, dan memiliki kebutuhan yang besar untuk dicintai.

Perilaku yang tidak biasa

Sementara itu, Sarlito menyebut Jessica melakukan tindakan tak lazim di hari terbunuhnya Mirna. Biasanya ketika seseorang sedang menunggu temannya, dia akan menunggu dengan bermain gadget atau membaca buku. Namun, Jessica justru memesan minuman terlebih dahulu.

Selain itu, ia juga melakukan gerakan mencurigakan seperti memasang kantong kertas untuk menutupnya. Hal itu pun dinilai sesuatu yang tidak biasa bagi Sarlito.

“Perilaku yang tidak biasa dalam psikologi ini patut mendapat perhatian khusus,” ujarnya.

Sikap tidak biasa lainnya adalah saat Mirna dalam kondisi kritis. Jessica justru memalingkan muka dari Mirna, kaget banget dan saat ada reaksi dari orang-orang disekitarnya, dia mendekat. Menurut Sarlito, hal tersebut bertentangan dengan hal yang biasa dilakukan seorang teman jika melihat temannya dalam kondisi kritis.

“Biasanya pelaku akan lari dulu, lalu kembali lagi untuk membantu,” ujarnya.

Otto membantah analisa Sarlito dengan alasan setiap orang memiliki karakteristik berbeda dalam menunggu dan menghadapi keadaan darurat. Menurut Otto, Sarlito tidak boleh memberikan tafsir tunggal bahwa perilaku Jessica tidak biasa.

“Itu mungkin biasa bagimu, tapi belum tentu bagi orang lain. Oleh karena itu, kita harus menyepakati pendapat terlebih dahulu dan menentukan norma ini. “Harus ada parameter dan batu ujiannya,” kata Otto.

Akui dia depresi

Seperti pada sidang sebelumnya, Jessica lebih banyak bungkam, namun pada sidang kemarin ia membantah pernyataan Ronny. Bahkan sampai menitikkan air mata.

Jessica membantah semua pernyataan Ronny. Dia menyebut pernyataan Ronny bohong.

“Kalau saya yang tidak depresi, bagaimana saya tidak depresi? Tidak benar saya tidak depresi. Saat dicek, itu bukan niat saya. “Saya ikuti saja prosesnya dan pendapatnya tidak benar,” ujarnya.

Di akhir sidang, Jessica pun memilih tak menjawab pertanyaan seputar kehidupan seksnya. Ia mengaku tidak menjawab karena tidak memahami pernyataan tersebut dan tidak menyangka akan menjebaknya hingga berujung pada kesimpulan bahwa ia menyukai wanita.

Sidang selanjutnya akan digelar pada Senin 5 September pukul 14.00. Dalam sesi itu, giliran pengacara Jessica yang menghadirkan saksi-saksi yang bisa memberikan kesaksian untuk Jessica. – Rappler.com

Pengeluaran Hongkong