Jokowi dijadwalkan menghadiri konferensi perubahan iklim di Paris
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Pada KTT perubahan iklim di Paris bulan Desember ini, Indonesia akan menjelaskan pembangunan rendah karbon dan penanganan kebakaran lahan dan hutan
JAKARTA, Indonesia — Indonesia tidak boleh “bersembunyi”. Manfaatkan pertemuan di Paris untuk menyampaikan apa yang telah dilakukan Indonesia dalam hal mitigasi, adaptasi dan praktik baik yang dilakukan dalam konteks perubahan iklim.
Hal itu disampaikan Ketua Komite Pengarah Nasional Perubahan Iklim Sarwono Kusumaatmadja saat menghadiri Pertemuan Multistakeholder Pengendalian Perubahan Iklim di Indonesia, Rabu, 11 November di Jakarta.
Acara yang dibuka oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar ini digelar sebagai bagian dari persiapan delegasi Indonesia pada Conference of Parties (COP) 21 atau biasa disebut dengan Climate Change Conference yang merupakan diadakan dari tanggal 30 November hingga 11 Desember 2015 di Paris, Perancis.
“Insya Allah Presiden akan hadir. Demikian informasi yang saya terima dari Sekretariat Kabinet, kata Siti.
Jika tidak ada perubahan, berarti Presiden Joko “Jokowi” Widodo akan menghadiri rapat tingkat pimpinan. COP 21 bertujuan untuk mencapai kesepakatan untuk mengurangi emisi karbon dioksida bahkan setelah tahun 2020.
Duta Besar RI untuk Paris Hotmangaradja Pandjaitan mengatakan, sejauh ini rencananya akan hadir langsung sebanyak 80 kepala pemerintahan, termasuk Presiden AS Barack Obama dan Presiden China Xie Jinping.
Sebelum kebakaran hutan dan lahan meluas di enam provinsi, Indonesia tercatat sebagai penghasil karbon terbesar kesembilan di dunia.
“Dari segi data, Indonesia selalu menarik perhatian. “Kita juga berada di urutan ketiga dunia dalam hal luas hutan,” kata Siti.
Dia mengutip liputan terbaru di media Inggris, Sang Ekonomyang mengatakan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia jarang terjadi dan sulit diatasi.
Selain melalui jalur perundingan, usulan Indonesia pada COP 21 akan diperjuangkan melalui forum masalah, etalasekampanye dalam berbagai bentuk, termasuk di paviliun Indonesia.
Sejauh ini terdapat 31 agenda yang ada di Paviliun Indonesia selama dua minggu penyelenggaraan. Pengisinya adalah pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat, kelompok pemuda, dan masyarakat adat.
“Kita berjuang bersama untuk memajukan kepentingan Indonesia,” kata Siti.
Usulan Indonesia untuk mengurangi emisi tertuang dalam Rencana Kontribusi Nasional (INDC).
“Tugas negosiator dari Indonesia adalah menunjukkan bahwa Indonesia berkomitmen dalam melaksanakan pembangunan rendah karbon dan pembangunan berkelanjutan. “Hasilnya adalah tercapainya misi kami dalam hal pembiayaan, serta bantuan bagi negara-negara yang rentan terhadap perubahan iklim,” kata Siti.
Pertemuan multipihak tersebut dihadiri sekitar 200 orang dari berbagai sektor.
“Jadikan COP 21 sebagai peluang untuk mengubah krisis menjadi peluang,” ujar Dubes Sarwono. —Rappler.com