
Jokowi meminta warga DKI tak ragu menggunakan hak pilihnya saat pilkada
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengimbau warga tidak sepenuhnya percaya pada hasil quick count yang dikeluarkan berbagai lembaga.
JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo meminta seluruh warga DKI tanpa ragu menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan kepala daerah yang akan digelar pada 19 April mendatang. Pasalnya, mantan Gubernur DKI ini telah memerintahkan personel TNI dan Polri untuk menjamin kelancaran dan keamanan pelaksanaan Pilgub DKI putaran kedua. Jadi, dia menjamin tidak akan ada campur tangan dan intimidasi dari pihak manapun.
“Saya yakin proses demokrasi di DKI akan berjalan lancar, bersih, tertib dan menghasilkan pemimpin yang benar-benar pilihan rakyat, pilihan warga DKI Jakarta. Dan pemimpin ini akan menjadi yang terbaik untuk DKI Jakarta, kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Senin, 17 April.
Sementara itu, di tempat yang sama, Menko Polhukam Wiranto mengaku telah berkoordinasi dengan Panglima TNI, Kapolri, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) mengenai berbagai hal yang mungkin menghambat pelaksanaan kebijakan tersebut. meminimalkan gangguan. putaran kedua Pilkada DKI. Oleh karena itu, dia berharap masyarakat bisa tenang dan tidak terprovokasi dengan intimidasi apa pun.
Silakan masuk ke TPS masing-masing dan laksanakan proses pemilu dengan tenang sesuai pilihan masing-masing, agar hasil pilkada bisa sesuai dengan yang dicanangkan Presiden, sehingga akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas dan mumpuni, kata Wiranto.
Purnawirawan Jenderal TNI ini mengatakan, ancaman terhadap Pilkada sebenarnya tidak akan ada jika masyarakat menaati aturan dan memercayai petugas yang menjaga keamanan. Tidak perlu campur tangan pihak lain dan semuanya bisa berjalan lancar.
Survei belum tentu benar
Wiranto juga mengingatkan masyarakat akan hasil survei yang dilakukan jelang Pilkada 19 April lalu. Mantan Ketua Umum Partai Hanura ini mengatakan, tidak ada salahnya masyarakat membaca hasil survei tersebut. Meski demikian, ia berharap apa yang dikeluarkan lembaga survei tidak serta merta dijadikan acuan oleh masyarakat.
“Karena survei ada marginnya kesalahanmiliknya. Terdapat tingkat kesalahan yang berarti lembaga survei tidak dapat mengklaim hasilnya seratus persen (benar). “Tidak bisa,” kata Wiranto.
Begitu pula dengan hasil quick count setelah dilakukan pemungutan suara. Dia mengatakan skor cepat tidak dilarang. Namun, ia kembali mengimbau agar hasil tersebut tidak dijadikan acuan bahwa penghitungan suara sudah selesai.
Pemerintah berharap masyarakat terus menunggu hasil penghitungan suara yang dirilis KPU DKI.
“Jadi, partai yang mendukung apapun (sedikit) dari masyarakat adalah dukungan yang diwujudkan dengan memilih ya. “Tidak diwujudkan secara fisik dalam mengambil langkah-langkah yang merugikan kita semua,” ujarnya.
Jika terjadi sesuatu yang dapat mengganggu ketertiban dan ketentraman pada pemilukada besok, Rabu, kata Wiranto, maka masyarakatlah yang dirugikan.
“Kita akan merusak sistem demokrasi yang telah kita bangun dengan baik dan mendapat pujian dari komunitas internasional. “Sangat disayangkan jika kita akhirnya bunuh diri,” ujarnya. – Rappler.com