Juventus vs AS Monaco: Selesaikan misi tiga trofi
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Tiga trofi sudah di depan mata. Meraih trofi terberat akan melengkapi dua trofi lainnya.
JAKARTA, Indonesia – Jalan menuju final Liga Champions terbuka lebar bagi Juventus. Raksasa Italia hanya perlu menyelesaikan laga terakhirnya melawan wakil Prancis AS Monaco setelah memenangi leg pertama dengan skor 2-0.
Kemenangan Juve akan sulit dibalikkan oleh pasukan Leonardo Jardim. Apalagi, mereka harus melakoni leg kedua di Juventus Stadium, Turin. Beban berat untuk mencetak minimal tiga gol bertambah dengan Juventus menjadi klub tersulit menembus Liga Champions.
Selain itu, pelatih Juve asuhan Massimiliano Allegri tak menganggap remeh laga ini sedikit pun. Padahal ia sudah mengantongi penyelamatan pada dua gol pertamanya Keluarga Monesgasque, Allegri masih belum yakin. Baginya, saat peluit akhir dibunyikan, inilah saat yang tepat untuk merayakan nikmatnya lolos ke final.
“Menang 2-0 di pertandingan pertama tidak memberi kami jaminan,” katanya. Sepak Bola Italia.
Ya, mantan pelatih AC Milan itu tak ingin pasukannya ketinggalan. Dua gol baginya tidak terlalu jauh. Jangankan Juventus, Barcelona yang sempat defisit empat gol di leg pertama melawan Paris Saint-Germain malah bisa mengejar ketertinggalan.
Imbasnya, sejumlah pemain kunci ditahan saat melakoni laga domestik Serie A melawan rival sekota Torino. Beberapa pemain mendapat istirahat ekstra. Mereka adalah kapten sekaligus kiper Gianluigi Buffon, Andrea Barzagli, Giorgio Chiellini, Alex Sandro, dan Dani Alves. Pemain-pemain tersebut merupakan lima pemain utama di sektor belakang Si Nyonya Tua.
Allegri mengaku sengaja melewatkan laga melawan Torino untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi Liga Champions. Apalagi mereka telah mencatatkan 12 kemenangan dalam 16 pertandingan terakhir. Posisi mereka di puncak klasemen Serie A juga masih cukup jauh dari AS Roma di peringkat kedua. Mereka unggul 7 poin dari Francesco Totti dan kawan-kawan.
“Kami mencatatkan 33 kemenangan beruntun di kandang. Cepat atau lambat rekor itu harus berakhir, katanya.
Pada laga melawan Monaco, Juve akan tampil ketat tim penuh. Tidak ada pemain utama yang absen. Dani Alves yang sempat dikabarkan absen karena cedera dikabarkan sudah bisa kembali. Begitu pula Sami Khedira yang absen di Prancis. Allegri punya banyak pilihan di leg kedua karena Claudio Marchisio sebenarnya bermain bagus menggantikan Khedira di leg pertama.
Para pemain beristirahat di benteng terakhir Wanita tua hal ini bukan tanpa alasan. AS Monaco merupakan tim yang kekuatan utamanya adalah kecepatan menyerang. Mereka mempunyai serangan balik yang mematikan. Tanpa kebugaran dan konsentrasi tinggi, mereka bisa dihancurkan Monaco.
Salah satu bek tengah Juve, Giorgio Chiellini, mengakui hal tersebut. Menurutnya, skor 2-0 tidak bisa menjadi satu-satunya tolak ukur kekuatan Monaco. Ancaman mereka lebih banyak pada sisi ofensif. Terutama dari dua penyerangnya, Radamel Falcao dan Kylian Mbappe.
“Mbappe dan Falcao adalah kombinasi pemain muda dan berpengalaman. “Kami tidak akan mampu mempertahankan gawang tanpa dukungan Buffon,” kata Chiellini.
Pemain timnas Italia itu menilai Liga Champions kali ini akan berbeda dibandingkan dua musim sebelumnya. Dua musim lalu mereka lolos ke final namun harus menghadapi Barcelona yang saat itu dilatih oleh Luis Enrique. Blaugrana mereka mengirimnya pulang lebih awal di perempat final.
Saat ini, mereka tinggal menuntaskan misinya di Liga Champions. Dan Gianluigi Buffon dan kawan-kawan hanya berjarak dua pertandingan lagi dari Big Ears — sebutan untuk trofi Liga Champions.
Antusiasme pasukan hitam putih semakin meningkat seiring mereka berada di ambang sejarah besar musim ini. Juve tak hanya berpeluang membawa pulang Liga Champions, tapi juga meraihnya pemenang tiga kali lipat musim ini. Mereka memimpin klasemen Serie A, lolos ke final Copa Italia, dan menuntaskan misi mencapai final Liga Champions.
Namun, Chiellini tidak ingin ambisi besar ini mengalihkan perhatian mereka dari upaya paling mendasar: menang.
“Kami tidak ingin berpikir terlalu banyak pemenang tiga kali lipat. Kami hanya ingin menjalaninya satu per satu,” katanya.—Rappler.com