Kabar masuknya 10 juta TKI asal Tiongkok ke Indonesia adalah hoaks
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Jadi sekarang kami minta kalau dibilang ada data 10 juta WNA atau 1 juta orang ilegal, kami tunjukkan, kata Yasonna.
JAKARTA, Indonesia – Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Yasonna Laoly membantah kabar masuknya 10 juta pekerja asal China ke Indonesia. Yasonna mengatakan, kabar tersebut merupakan hoaks dan sengaja disebarkan oleh pihak tertentu.
“Itu lelucon (tipuan). Nah, sekarang kami minta kalau dibilang ada data 10 juta WNA atau 1 juta orang ilegal, tunjukkan ke kami, karena kami sudah menindak lebih dari 7.887 (pekerja ilegal) dan mereka sudah dideportasi. “Ada 329 orang yang pro keadilan sepanjang tahun 2016,” kata Yasonna saat menyampaikan catatan akhir tahun kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kamis 29 Desember.
Dari data yang dimiliki Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, saat ini terdapat 31 ribu tenaga kerja asing (TKA) asal China yang memiliki izin tinggal sementara (ITAS) di Indonesia. Data tersebut berbeda dengan yang dimiliki Kementerian Ketenagakerjaan yang menyebutkan terdapat 21 ribu TKA asal China. (BACA: Banyak orang termakan isu 10 juta TKA ilegal)
Lalu mengapa datanya berbeda?
“Yang bekerja ada 21 ribu, tapi kadang keluar-masuk, tentu lintas data kita harus lebih besar,” kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Yasonna justru mempertanyakan asal muasal kabar serbuan 10 juta buruh asal China dan meminta masyarakat bersikap “adil” dalam menyikapi kehadiran buruh dari luar negeri. Menurut Yasonna, jumlah TKI yang bekerja di luar Indonesia jauh lebih besar dan tidak menjadi masalah bagi negara setempat.
“TKI di Malaysia ada sekitar 2 juta orang, tapi Malaysia tidak ribut kan? Belum lagi pekerja migran di Hong Kong berjumlah sekitar 200 ribu orang, berapa jumlah penduduk Hong Kong? Sedangkan jumlah penduduk Indonesia sendiri berjumlah 250 juta jiwa. “Yang penting kita pantau,” ujarnya.
Yasonna kemudian menjelaskan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sedang mengembangkan aplikasi untuk melacak keberadaan TKA di Indonesia. Nantinya, jika TKA masuk ke Indonesia, di pintu masuknya petugas imigrasi akan menggunakan bar code di paspornya.
“Jadi kalau mau pesan tiket harus pakai barcode. Jadi kita tahu kalau dia mau pesan tiket ke Bali, kita tahu dia ada di Bali. Jadi, jika dia… tetap“Kami berhasil menemukan lokasi terakhirnya di Bali,” jelas Yasonna.
Ia mengaku meragukan kebenaran pemberitaan serbuan 10 juta TKA asal China. Jika hal ini benar-benar terjadi, dampaknya pasti akan dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Seluruh tenaga kerja asing di sini sekitar 70 ribu, lalu siapa yang menyerbu?” dia berkata. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com