Karena menolak kehadiran anggota FPI, Gubernur Kalimantan Barat diusir dari Aceh
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Cornelis dinilai intoleran dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dengan menolak kehadiran anggota FPI di Kalimantan Barat.
PONTIANAK, Indonesia – Gubernur Kalimantan Barat Cornelis ditolak kehadirannya di Aceh pada Sabtu 6 Mei untuk kunjungan kerja. Massa berkumpul di depan hotel Hermes tempat Cornelis menginap.
Kehadiran Cornelis di Aceh adalah untuk mengikuti acara Pekan Kontak Nelayan Petani Dukungan Nasional ke-15 tahun 2017 yang diselenggarakan di Aceh. Presiden Joko “Jokowi” Widodo membuka acara tersebut.
Lalu apa alasan Cornelis ditolak kehadirannya di Aceh? Hal itu rupanya bermula dari penolakan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan terhadap rencana kedatangan pimpinan Front Pembela Islam, Rizieq Shihab, Jumat pekan lalu. Rencana kunjungan Rizieq ke Kalimantan Barat kandas beberapa pekan sebelumnya. Bahkan, beberapa hari sebelumnya sudah terbentang spanduk berukuran besar untuk menyambut kedatangan Rizieq.
Namun Rizieq tak hadir pada Jumat pekan lalu dan diwakili dua anggotanya, Ahmad Shabri Lubis dan Hidayat Quaiandri Batangtaris. Sebagian masyarakat menduga batalnya kehadiran Rizieq di Kalbar karena penolakan Cornelis. Apalagi, Cornelis dalam pidatonya beberapa pekan sebelumnya sudah menegaskan menolak Rizieq dan konsep Islam yang disebarkannya.
Menurut Cornelis, Rizieq merupakan sosok yang akan memecah belah keberagaman di Kalimantan Barat. Penolakan Cornelis rupanya mendapat dukungan, karena ormas Dayak juga berpendapat serupa.
“Islam tidak seperti yang dihadirkan Rizieq, karena kalau dia datang, dia akan kami usir,” kata Cornelis saat berpidato yang terekam dalam video.
Video ini kemudian viral di media sosial dengan berbagai sudut pandang. Besar kemungkinan video tersebut menyimpang dari konteks sebenarnya dan dapat menimbulkan kemarahan masyarakat.
Bahkan, untuk berjaga-jaga terhadap kedatangan dua anggota FPI tersebut, Polres Pontianak Kota mengerahkan ribuan petugas. Mereka berkaca pada kejadian penolakan serupa yang menimpa Ustadz Tengku Zulkarnain saat berkunjung ke Kabupaten Mempawah tempo hari.
Kapolres Pontianak Kota Kompol Iwan Imam Susilo mengatakan pihaknya mengerahkan 2.780 personel.
“Di titik-titik tertentu dijaga,” ujarnya, Sabtu 6 Mei.
Jumlah personel yang ada terdiri dari 1.480 polisi dan 1.300 anggota TNI. Penjagaan sudah dilakukan sejak Jumat. Bahkan, polisi juga menyiapkan kendaraan taktis berat di jalan protokol.
Anggota FPI Jakarta datang ke Pontianak untuk melantik Ketua FPI Mempawah.
Aksi protes di Aceh baru terhenti setelah massa mengetahui Cornelis telah tiada berhenti berlangganan dari hotel tempat dia menginap.
Menyakiti umat Islam
Eskalasi kejadian ini semakin meningkat ketika sebuah ormas meminta DPRD mengajukan mosi tidak percaya kepada Cornelis. Klaim tersebut datang dari Ketua Persatuan Masyarakat Melayu Kalimantan Barat, Agus Setiadi. Menurut Agus, ucapan Cornelis dalam pidatonya itu menyakiti hati umat Islam.
Sikap Cornelis yang menolak kehadiran pimpinan FPI dinilai tidak toleran dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Bahkan, ia mengajak warga untuk turun dan berdemonstrasi secara besar-besaran pada 20 Mei mendatang.
“DPRD Kalbar harus mengajukan mosi tidak percaya kepada Gubernur Kalbar Cornelis. Apalagi isi video saat dia berpidato bersifat provokasi, kata Agus.
Namun di tempat terpisah, Ketua Konferensi Kebudayaan Tradisional Malaysia Kalbar, Ketua Anwar, meminta semua pihak bisa mengontrol diri.
“Jangan mudah terprovokasi, harus pintar-pintar memahami akar permasalahan, dan duduk bersama,” ujarnya.
Chairil mengingatkan, sangat tidak menyenangkan hidup dalam kekacauan. Menurutnya, pihak berwenang tidak boleh melakukan represif. Sementara itu, masyarakat tidak perlu cepat marah.
Ia berharap lembaga keagamaan di Kalbar segera bergerak mengantisipasi hal tersebut. Chairil ingin ada ruang dialog yang dimoderatori polisi untuk menindaklanjuti persoalan ini. – Rappler.com