• September 24, 2024
Ke Gunung Kawi, Menteri Saleh mendukung industri susu

Ke Gunung Kawi, Menteri Saleh mendukung industri susu

Produsen susu sapi mempunyai peran ganda, yaitu menyediakan nutrisi dan menyerap susu segar yang dihasilkan peternak. Konsumsi susu per kapita Indonesia sebesar 12,1 kilogram per tahun

MALANG, Indonesia (UPDATED) – Perusahaan penghasil susu sapi di Indonesia dinilai mampu berperan ganda dalam memenuhi kebutuhan susu dan perekonomian nasional. Sebagai bagian dari industri, pelaku usaha di sektor ini membantu menggerakkan perekonomian dengan memberikan nilai tambah, meningkatkan ekspor, dan menyerap lapangan kerja. Itu sebabnya kami menjadikan industri susu sebagai industri prioritas, kata Menteri Perindustrian Saleh Husin kepada Rappler, Senin, 30 Mei.

Akhir pekan lalu, Saleh Husin mengunjungi pabrik susu milik PT Greenfields Indonesia di Desa Gunung Kawi, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Di sana, Saleh mengingatkannya akan peran ganda tersebut. “Peran ganda peternak sapi adalah pertama, memenuhi kebutuhan gizi dan meningkatkan tingkat konsumsi per kapita kita yang masih 12,1 kilogram per tahun. Kedua, berperan secara ekonomi yaitu penyerapan susu segar yang dihasilkan peternak, pakan dari peternak dan ekspor, kata Saleh.

Sejauh ini konsumsi susu per kapita Malaysia mencapai 36,2 kilogram/kapita per tahun, Myanmar 26,7 kilogram/kapita, Thailand 22,2 kilogram/kapita, dan Filipina 17,8 kilogram/kapita. Data tersebut menunjukkan masih besarnya potensi pasar industri pengolahan susu di Indonesia.

Sementara itu, kebutuhan bahan baku susu segar untuk susu olahan dalam negeri saat ini berkisar 3,8 juta ton (setara dengan susu segar). Industri dalam negeri hanya mampu memasok 798.000 ton (21 persen) bahan baku susu mentah. Sebagian besar masih harus diimpor yaitu 3 juta ton (79 persen) dalam bentuk susu bubuk skim, lemak susu anhidrat, dan bubuk buttermilk dari berbagai negara seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

“Kekurangan ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pelaku usaha peternakan sapi perah dalam negeri untuk meningkatkan produksi dan kualitas susu segar, sehingga kebutuhan bahan baku susu bagi industri dapat ditingkatkan secara bertahap,” kata Menperin.

Industri susu, industri prioritas

Kementerian Perindustrian telah menetapkan industri ini sebagai salah satu industri prioritas untuk dikembangkan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN).

Pemerintah juga memberikan berbagai kemudahan, antara lain pembebasan pajak pertambahan nilai produk susu segar melalui Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2007; pemberian kredit usaha peternakan sapi sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.05/2009; Bentuk potongan pajak penghasilan (PPh). tunjangan pajak untuk penanaman modal baru atau perluasan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2015 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang Usaha Tertentu dan Daerah Tertentu.

Menurut Saleh, Greenfields Indonesia juga telah mengajukan fasilitas pengurangan pajak penghasilan (tunjangan pajak) pada rencana perluasan industri. “Kemenperin sudah mengeluarkan rekomendasi kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI,” kata Menteri Saleh yang didampingi Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Direktorat Jenderal Industri Pertanian Kementerian Perindustrian. Willem Petrus Riwu.

Pemberian fasilitas subsidi pajak ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi perkembangan industri ke depan dan meningkatkan jumlah investasi dalam negeri.

Greenfields Indonesia merupakan bagian dari Japfa Group dan mengembangkan industri susu terintegrasi mulai dari beternak, beternak sapi perah, sapi perah hingga pengolahan susu segar menghasilkan Susu Ultra High Temperature (UHT) dan Susu Extended Self Life (ESL).

Perusahaan juga memiliki peternakan sapi perah dengan 8.000 ekor sapi Holstein di Malang dan sedang membangun pabrik pengolahan senilai US$15 juta di peternakan sapi kedua di Blitar dengan investasi sebesar $38 juta.

“Perusahaan kami merupakan perusahaan peternakan sapi dan produsen susu yang besar dan terintegrasi. “Produk susu yang dihasilkan telah diekspor ke Singapura, Malaysia, Hong Kong, Filipina, Brunei,” kata CEO Japfa & Entitas Terkait Handojo Santosa.

Greenfields akan menggunakan ekspansi ini untuk menambah lahan pertanian dan pabrik baru guna menargetkan pasar ekspor lainnya termasuk Taiwan, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Maladewa, dan Papua Nugini.

Greenfields juga berkomitmen untuk menginvestasikan $345 juta untuk membangun lima peternakan dan pabrik pengolahan selama 10 tahun ke depan.

Perusahaan juga akan meningkatkan produksi susu hingga 6 kali lipat dari 40 juta liter menjadi 260 juta liter pada dekade berikutnya. Dari sisi kinerja ekspor, Greenfields juga menargetkan penjualan ekspor senilai $105 juta dalam 10 tahun ke depan.

Menperin berharap Greenfields Indonesia aktif berkolaborasi dan berkolaborasi dengan para praktisi kesehatan, penggiat gizi, pengambil kebijakan dan pihak terkait lainnya untuk menyebarkan edukasi yang dibutuhkan guna mewujudkan generasi Indonesia sehat kini dan masa depan.

“Selanjutnya saya meminta Greenfields tetap berkomitmen untuk menyerap susu segar dalam negeri, dengan pendekatan pendampingan untuk meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas dan peternakan yang lebih baik bagi peternak binaan,” kata Saleh. – Rappler.com

Data HK Hari Ini