• October 2, 2024
Kejanggalan terungkap dalam penyewaan kendaraan dari kantor penasihat perdamaian

Kejanggalan terungkap dalam penyewaan kendaraan dari kantor penasihat perdamaian

(DIPERBARUI) Komisi Audit mengatakan banyaknya kendaraan yang digunakan oleh OPAPP ‘tidak masuk akal dan berlebihan’

MANILA, Filipina (DIPERBARUI) – Komisi Audit (COA) menemukan bahwa Kantor Penasihat Presiden untuk Proses Perdamaian (OPAPP) menghabiskan setidaknya P45 juta untuk sewa kendaraan pada tahun 2014 – 469% lebih besar dari anggaran yang dialokasikan.

Menurut auditor pemerintah, OPAPP tidak mengikuti alokasi P7,97 juta ($168,660)* untuk sewa kendaraan bermotor sebagaimana tercantum dalam rencana keuangan dan jadwal pengeluarannya. Sebaliknya, biaya yang dikeluarkan sebesar P45,24 juta ($957.000).

Laporan audit yang dikeluarkan oleh COA pada tanggal 18 Desember juga menunjukkan bahwa kantor tersebut menyewa total 294 kendaraan pada tahun 2014 – 89 unit setiap bulan, dan 205 unit berdasarkan pengaturan “per aktivitas”.

Mobil yang disewa tersebut merupakan tambahan dari 56 kendaraan yang sudah dimiliki lembaga tersebut.

COA menunjukkan dalam laporannya bahwa OPAPP menyalurkan dana dari program lain untuk defisit tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Departemen Anggaran dan Manajemen (DBM).

Diantara Surat Edaran APBN Nomor 446 Tahun 1995penyewaan kendaraan bermotor lebih dari 15 hari harus mendapat persetujuan sekretaris anggaran.

“Kami memverifikasi kepatuhan OPAPP terhadap persyaratan di atas dan menemukan bahwa 89 kendaraan bermotor yang disewa setiap bulan pada tahun 2014 tidak tercakup dalam izin dari DBM,” kata auditor negara dalam laporan tersebut. “Keharusan untuk menyewa 294 kendaraan bermotor tidak dapat dipastikan karena tujuan atau kegiatannya tidak selalu disebutkan dalam dokumen pendukung.”

COA mewajibkan OPAPP untuk menyampaikan catatan seluruh transaksi penyewaan kendaraan pada tahun 2014 melalui surat tertanggal 16 Januari dan 23 Februari.

Namun, kantor tersebut hanya dapat menunjukkan dokumen 37 kendaraan – 20 di Mindanao dan 17 di Metro Manila.

Namun, menurut Wakil Sekretaris Luisito Montalbo, OPAPP diwajibkan oleh COA pada bulan Januari 2015 untuk memenuhi persyaratan yang diperlukan.

“OPAPP selalu menjaga komitmennya terhadap tata kelola yang baik, khususnya tata kelola yang transparan dan akuntabel. Oleh karena itu, kami secara konsisten menerapkan kehati-hatian dalam pelaksanaan program kami, dan secara ketat mematuhi peraturan dan regulasi audit dan akuntansi pemerintah,” ujarnya.

Terlalu banyak mobil?

Auditor juga meminta OPAPP menjelaskan perlunya menyewa 294 kendaraan.

“Banyaknya kendaraan yang digunakan OPAPP dalam operasi sehari-harinya mungkin dianggap tidak masuk akal dan berlebihan berdasarkan Surat Edaran COA No. 2012-003,” kata COA. “Kami merekomendasikan agar pihak manajemen menjelaskan/membenarkan perlunya menyewa 294 kendaraan tersebut.”

Dalam pernyataannya, OPAPP mengatakan penyewaan kendaraannya memiliki dasar hukum berdasarkan Pasal 76 KUHP tahun 1987.

Berdasarkan ketentuan ini, biaya tersebut diperbolehkan, karena “kendaraan bermotor akan digunakan oleh badan/lembaga ad hoc presiden yang diberi mandat untuk melaksanakan tugas tertentu dalam jangka waktu tertentu.”

OPAPP, kata Montalbo, adalah badan ad hoc berdasarkan Perintah Ekspor No. 125, seri tahun 1993.

“Itu benar-benar per transaksi, per kebutuhan, kami menyewa kendaraan,” kata Montalbo. “Agar kami dapat memenuhi fungsi pemantauan proyek, yang seringkali berlokasi di daerah yang sulit dijangkau dan terkena dampak konflik, kami harus mengerahkan staf untuk kunjungan lapangan dan konsultasi masyarakat.”

“Jadi untuk keperluan itu kami tidak punya pilihan selain menyewa kendaraan,” tambahnya.

Kejanggalan di atas kertas?

COA mengatakan dalam laporannya bahwa dokumen likuidasi yang diserahkan oleh OPAPP atas biaya sewa kendaraannya memuat “rincian pendaftaran yang meragukan,” berdasarkan database Kantor Transportasi Darat (LTO).

Dua nomor pelat, yang seharusnya dipasang pada Toyota Fortuner dan Mitsubishi Montero, belum diproduksi hingga April 2015, kata COA.

Selain itu, rincian kendaraan lain yang tercantum dalam dokumen sewa tidak sesuai dengan kuitansi resmi atau sertifikat pendaftaran (OF/CR) saat divalidasi dengan LTO.

  • Nomor pelat yang seharusnya untuk Toyota Grandia yang disewa oleh OPAPP dari layanan persewaan di Kota Marikina pada bulan Juni 2014 sebenarnya ditetapkan untuk sepeda motor yang terdaftar di Kota Davao, menurut LTO Wilayah 11.
  • Nomor pelat Toyota Fortuner yang diduga disewa dari Barlo Enterprises masih aktif dan ditetapkan pada Toyota Corona tahun 1978, ungkap kantor LTO-Manila West.
  • Nomor plat Hyundai Tucson yang disewa selama 14 bulan, juga dari Barlo Enterprises, sebenarnya terdaftar pada dump truck Isuzu.
  • Sementara itu, dua Toyota Fortuner lainnya juga mendaftarkan nomor pelat pada kendaraan jenis lain, sedangkan nomor pelat mobil lainnya tidak sesuai dengan unit mana pun yang terdaftar di LTO.

“OPAPP mengadakan perjanjian sewa dengan perusahaan yang tidak bergerak dalam usaha persewaan kendaraan bermotor atau tidak terdaftar di DTI (Departemen Perdagangan dan Perindustrian) dan perusahaan persewaan mobil yang mensubkontrakkan jasanya kepada perorangan sehingga merugikan pemerintah, katanya. kata COA. Rappler.com

*$1=Rp47

Sidney prize