Keluarga anggota kru TB Charles menunggu 170 hari
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
“Setelah saya ceritakan, Rafni lalu menangis. Katanya, Ayah tidak bisa pergi jauh lagi, Bu,” kata Elona menirukan ucapan putranya.
SAMARINDA, Indonesia – Penantian Elona Ramadhani membuahkan hasil. Selama 170 hari atau enam bulan atau kurang delapan hari, ia sabar menunggu kabar suaminya, Robin Piter, dari cengkeraman kelompok militan Abu Sayyaf.
Ibu tiga anak ini tersenyum lega dan ketiga perwakilan Kementerian Luar Negeri mengabarkan bahwa suaminya dan seorang awak kapal lainnya bernama Muhammad Nasir telah berhasil dibebaskan pada Senin 12 Desember. Elona mengaku khawatir dengan nasib suaminya, karena 3 awak kapal lainnya sudah menghirup udara kebebasan.
“Sekitar pukul 15.00 WITA Pak. Rahmat dari Kementerian Luar Negeri memberitahu saya bahwa suami saya ada waktu luang bersama Pak. Nasir,” kata Elona saat ditemui di kediamannya.
Ditemani ketiga putranya, Rafni (10 tahun), Ransi (9 tahun) dan Bino (5,5 tahun), Elona tak sabar melepas kerinduannya. Maklum, ibu rumah tangga ini hampir 6 bulan jarang berkomunikasi dengan suaminya.
“Pertama kali Mas (kami dengar kabar suami saya), datang ke Jakarta sekitar 4 bulan lalu,” kata Elona lagi. (BACA: Kunjungi Kementerian Luar Negeri, Keluarga Tuntut Pembebasan Awak Kelompok Abu Sayyaf)
Kebebasan Robin Piter sengaja tidak diberitahukan kepada tetangganya. Kabar gembira itu baru disampaikan kepada Rafni, putra sulungnya, pada Senin malam.
“Setelah saya ceritakan, Rafni lalu menangis. Katanya, Ayah tidak bisa pergi jauh lagi, Bu,” kata Elona menirukan ucapan putranya.
Saking bahagianya Elona, ia mengaku belum berencana menyambut suaminya. Dia masih diliputi kegembiraan atas kebebasan suaminya.
“Kalau saya dan anak-anak ketemu saja dulu. Belum ada isu penyambutan,” ujarnya lagi.
Bersyukur
Putri Nasir, Agcrista Permata Kusuma pun mengucapkan terima kasih. Perempuan berusia 23 tahun itu mengucapkan terima kasih kepada Khalid yang masih memberinya kesempatan bertemu ayahnya.
Sama seperti Elona, Krista – sapaan putri Nasir – dilaporkan Kementerian Luar Negeri Senin pekan lalu.
Intinya Pak M Nasir dan Robin Piter bebas. “Kami sekeluarga sangat bersyukur Mas,” kata Krista saat dihubungi melalui pesan singkat, Selasa, 13 Desember.
Disinggung mengenai rencana ayahnya setelah bersama keluarga, Krista mengatakan Nasir belum ada rencana pensiun. Menurut Krista, keputusan sepenuhnya diserahkan kepada Nasir untuk menentukan kelanjutan pekerjaannya.
“Yang penting kita bertemu dulu. Adapun kelanjutan pekerjaan ayahmu di bidang pelayaran akan saya kembalikan kepadamu, sesuai keinginannya, kata Krista yang saat ini tinggal di Semarang, Jawa Tengah.
Sejauh ini, baik Elona maupun Krista belum mengetahui kapan Nasir dan Robin Piter akan dikembalikan ke Indonesia. Mereka menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah dan perusahaan.
“Kami sangat berharap bisa segera bertemu dan berkumpul lagi,” kata Elona.
Keduanya diculik pada Juni lalu bersama 5 awak kapal lainnya. Saat itu, kapal TB Charles 001 dan kapal Robby 152 sedang berlayar di perairan Sulu, Filipina bagian selatan.
Kapal tersebut dua kali menjadi sasaran pembajakan, sekitar pukul 11.30 dan 12.45, oleh dua kelompok berbeda. Pemerintah sempat menganggap penculikan itu palsu karena setelah dilacak nomor kontak penelepon, penculik sebenarnya berada di Petamburan Timur, Jakarta. Sedangkan setelah ditelusuri, nomor kontak selulernya dibeli di Bandung.
Pemerintah mengklaim pembebasan Nasir dan Robin Piter merupakan bagian dari diplomasi total berbagai elemen. Mereka juga membantah membayar uang tebusan kepada kelompok Abu Sayyaf. – Rappler.com