Kementerian Agama menetapkan Idul Fitri jatuh pada Rabu, 6 Juni
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Kementerian Agama menetapkan akhir bulan Ramadhan pada hari Selasa dan Idul Fitri pada Rabu, 6 Juni.
JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Kementerian Agama pada Senin, 4 Juni menetapkan 1 Syawal jatuh pada Rabu, 6 Juli 2016, setelah melakukan observasi di 90 titik di seluruh Indonesia.
Berdasarkan laporan dalam sidang yang baru saja selesai, 1 Syawal 1437 H jatuh pada hari Rabu tanggal 6 Juli 2016, kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di kantornya, Senin, 4 Juni.
Penentuan 1 Syawal dengan menggunakan metode hisab dan rukyat.
sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sebelumnya menyatakan Idul Fitri 1 Syawal 1437 H jatuh pada Rabu 6 Juli 2016. Hal itu terungkap melalui Website resmi muhammadiyahpada hari Senin, 4 Juli.
“Kepada seluruh warga Muhammadiyah agar menunaikan ibadah Idul Fitri dengan memperbanyak takbir, tahmid dan taqdis, menunaikan zakat fitrah serta menunaikan salat Idul Fitri di lapangan yang bersih dan representatif sesuai syariat Islam dan sunnah Nabi Muhammad SAW,” kata Ketua Umum. dari PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Dengan ditetapkannya tanggal 1 Syawal, maka umat Islam di Indonesia akan merayakan Idul Fitri pada tanggal 6 Juli. Tetapi Ratusan jamaah Naqsabandiyah Sumbar memenuhi Musala Baitul Makmur di Kecamatan Pauh, Padang pada Senin, 4 Juli, untuk menunaikan salat Idul Fitri 1437 Hijriah. Ibadah salat dipimpin oleh imam jamaah, Syafri Malin Mudo.
Syafri yang juga Ketua Naqsabandiyah Sumbar mengapresiasi kedatangan jamaah haji dari luar Padang ke Baitul Makmur. Sama seperti tahun sebelumnya, jemaah masih didominasi orang dewasa dan lansia, kata Syafri dilansir Antara.
Menurut Lukman, pengamatan di 90 titik di Indonesia menunjukkan hilal belum terlihat pada Senin sore, 4 Juni. “Disimpulkan bulan sabit berada di bawah ufuk. Jadi besok hari selasa, kita masih puasa. “Tanggal 1 Syawal jatuh pada hari Rabu,” kata Lukman.
Dalam menentukan 1 Syawal 1437 H, Muhammadiyah menggunakan metode perhitungan Wujudul Hilal, yaitu perhitungan bulan baru berdasarkan bulan baru yang diwujudkan.
Sidang isbat pada Senin, 4 Juni dihadiri oleh:
- Duta Besar negara sahabat
- Ketua Komisi VIII DPR RI yang membidangi agama
- Perwakilan Mahkamah Agung
- Majelis Ulama Indonesia (MUI)
- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
- Badan Informasi Geospasial (BESAR)
- Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB)
- Planetarium
- Falak Pakar Ormas Islam
- Kantor Eselon I dan II Kementerian Agama
- Tim Hisab dan Rukyat Kemenag.
Sidang isbat berlangsung tertutup, begitu pula sidang penentuan awal Ramadhan bulan lalu.
Menteri Lukman sebelumnya menyampaikan beberapa pesan seputar sidang isbat:
1/7. Sebelumnya #trialisbat Pemaparan tim Hisab-Rukyat Kemenag RI akan diawali sore ini dengan posisi hilal saat ijtima’ atau konjungsi.
— Lukman H. Saifuddin (@lukmansaifuddin) 4 Juli 2016
2/7. Konjungsi (terjadi beberapa menit setelah matahari terbenam) merupakan peristiwa ketika matahari dan bulan sejajar pada bidang ekliptika yang sama. #trialisbat
— Lukman H. Saifuddin (@lukmansaifuddin) 4 Juli 2016
3/7. Inilah saat bulan sabit sedang rukyat, baik terlihat maupun tidak. Jika melihatnya berarti malam ini bulan baru akan memasuki 1 Syawal. #trialisbat
— Lukman H. Saifuddin (@lukmansaifuddin) 4 Juli 2016
4/7. Jika bulan tidak terlihat, maka Ramadhan tahun ini akan selesai dalam 30 hari. Artinya besok Selasa tetap harus puasa, Idul Fitri hari Rabu. #trialisbat
— Lukman H. Saifuddin (@lukmansaifuddin) 4 Juli 2016
Untuk memantau rukyat hilal Syawal 1437 H, Kementerian Agama telah mengerahkan sejumlah pemantau di seluruh provinsi di Indonesia. Berikut lokasinya rukyat hilal mulai bulan Syawal 1437H :
—Rappler.com
//