
Kementerian Luar Negeri menyerahkan 2 orang awak kapal TB Charles kepada keluarganya
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Penyerahan Muhammad Sofyan dan Ismail dilakukan tanpa publisitas media untuk menghormati perasaan keluarga awak kapal yang masih disandera.
JAKARTA, Indonesia (UPDATE) – Dua warga negara Indonesia (WNI) Muhamad Sofyan dan Ismail yang berhasil kabur dari kelompok militan Abu Sayyaf akhirnya ditangkap Kementerian Luar Negeri pada Sabtu, 27 Agustus sekitar pukul 12.00 WIB. keluarga. . Mereka tiba di Jakarta dari Manila sehari sebelumnya.
Proses penyerahan kedua awak kapal tersebut berbeda dibandingkan kejadian serupa sebelumnya karena dilakukan tanpa dipublikasikan ke media. Mengapa? Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, hal itu dilakukan atas permintaan keduanya.
Pihak keluarga juga meminta agar proses serah terima tidak dilakukan secara terbuka seperti biasanya, kata Arrmanatha melalui pesan singkat, Senin, 29 Agustus.
Arrmanatha menjelaskan, hal itu juga untuk melindungi perasaan keluarga 5 awak kapal lainnya yang masih dalam cengkeraman kelompok Abu Sayyaf.
Saudara Muhammad Sofyan dan Ismail juga meminta seluruh media menghormati privasinya, kata Arrmanatha lagi.
Keduanya berhasil kabur dari kelompok Abu Sayyaf pada 17 Agustus. Sofyan dan Ismail melarikan diri karena khawatir akan keselamatan mereka. Selama ini mereka berada di Manila untuk mengikuti terapi pemulihan trauma.
Keduanya dalam kondisi baik.
Upaya untuk membebaskan sandera yang tersisa
Saat ini, lanjut Tata -sapaan akrab Arrmanatha- pemerintah Indonesia masih berupaya membebaskan para sandera lainnya. Pemerintah menerapkan strategi multi-pelacakan oleh Pusat Manajemen Krisis (Crisis Center) yang berada di bawah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).
Tekanan juga terus dilakukan Menteri Luar Negeri Retno Pemerintah Filipina dan Malaysia meningkatkan keamanan di wilayah perairannya. “Pemerintah Filipina ditekan untuk segera membebaskan para sandera, sementara Malaysia diminta meningkatkan keamanan di perairan mereka,” kata Tata.
Dua penculikan WNI baru-baru ini terjadi di perairan Malaysia.
TNI juga mengirimkan tim intelijen ke Filipina Selatan dan Sabah, tempat para sandera berada. Mereka akan memberikan informasi mendalam yang berguna untuk pembebasan sandera.
Perundingan
Tak hanya pemerintah, perusahaan pemilik kapal tersebut juga terus melakukan komunikasi intensif dengan kelompok sandera. “Perusahaan juga terus melakukan komunikasi intensif dengan para sandera dan ini dikoordinasikan oleh Crisis Center,” kata Tata.
Ia sendiri belum bisa menjawab soal keselamatan sandera lainnya. “Sejak awal keselamatannya terancam,” ujarnya. – Rappler.com