• October 9, 2024

Kenali penyandang tunarungu di Deaf Cafe Fingertalk

Deaf Cafe Fingertalk didirikan untuk memberikan kesempatan kerja bagi penyandang tunarungu

Ada yang menarik saat saya berkunjung ke kafe bernama Fingertalk ini. Belum genap satu tahun, Deaf Cafe Fingertalk sudah menyedot perhatian masyarakat.

Tidak salah lagi, tempat ini sangat spesial karena Deaf Cafe Fingertalk merupakan sebuah kafe yang mempekerjakan penyandang tunarungu sebagai chef, pramusaji bahkan pekerja. bengkel.

Dissa Syakina Ahdanisa, gadis berhijab yang berulang tahun ke-26 pada Februari mendatang, mendirikan Deaf Cafe Fingertalk pada Mei 2015.

Ide ini muncul ketika ia mengunjungi Nikaragua sebagai sukarelawan. Saat itu, Dissa baru saja meninggalkan pekerjaannya sebagai akuntan di Jepang dan memulai petualangannya di Nikaragua untuk belajar bahasa Spanyol.

Hingga suatu saat ia menemukan sebuah kafe yang mempekerjakan orang-orang tunarungu di sana. Maka lahirlah ide untuk membuat kafe serupa di tanah kelahirannya.

Deaf Cafe Fingertalk didirikan dengan tujuan memberikan kesempatan kerja yang setara bagi para tunarungu. Ada lima sampai 6 karyawan tunarungu yang bekerja di Fingertalk.

Tugas mereka terbagi. Ada yang memasak di dapur, ada yang melayani pelanggan, dan ada pula yang bertugas bengkel untuk pernak-pernik rajut dan tas yang dijual di restoran atau dibuat sesuai pesanan pelanggan.

Selain menu makanan yang tersedia di atas meja, terdapat juga kartu instruksi Bahasa Isyarat Indonesia yang dapat digunakan pelanggan untuk berkomunikasi dengan karyawan.

Salah satu karyawan yang bertugas sebagai penerjemah dan penerjemah adalah Ali. Pria ini memiliki dua saudara laki-laki yang terlahir tuli, sehingga wajar jika dia memahaminya bahasa isyarat atau bahasa isyarat.

“Bahasa isyarat itu berbeda-beda. Seperti yang saya pelajari di Singapura, tata bahasa ditempatkan dalam bahasa isyarat. “Sedangkan bahasa isyarat yang kami gunakan di Deaf Talk Cafe adalah Bisindo atau Bahasa Isyarat Indonesia yang lebih sederhana dan mudah digunakan,” ujar Dissa yang menguasai bahasa Spanyol, Jepang, Arab, dan Bahasa Isyarat selain bahasa Indonesia dan Inggris.

Di Deaf Cafe Fingertalk, para karyawan didampingi oleh Ny. Pat Sulistiyowati yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin).

Ibu Pat melindungi para karyawan dengan mengajari mereka cara merajut dan menjahit. Sementara itu, Ny. Lisma D. Oktafoma yang tak lain adalah ibu Dissa, bekerja memasak, mengelola dapur, dan melayani pelanggan.

Bu Lisma sangat bangga dengan para pegawai kafe yang mempunyai keterampilan yang sangat baik dalam memasak dan merajut.

“Saya mengajari mereka menyajikan makanan dan minuman secara perlahan. Sebab, mereka tidak bisa mendengar suara saat piring atau gelas membentur meja. Awalnya mereka tidak terbiasa. Bahkan terkadang untuk menyambut tamu bersembunyi,kata Bu Lisma.

“Tetapi sekarang mereka bisa dan memahaminya sendiri. Mereka sangat rajin, percaya diri dan ikhlas dalam menjalankan setiap tugas.”

Salah satu anggota keluarga Fingertalk yang paling banyak dibicarakan adalah Ny. Rina. Ia tuli sejak lahir, namun kehilangan penglihatannya saat berusia 40 tahun.

Meskipun Ny. Rina tidak mendengar atau melihat, isi Ny. Rina selalu menghabiskan hari-harinya dengan aktivitas biasa, seperti merajut yang kini menjadi hobinya. Hasil jerih payahnya dipajang di depan kafe dan siap dijual kepada pelanggan.

Kunjungan ke Deaf Cafe Fingertalk tidak hanya memberikan wawasan mengenai komunitas tuna rungu, namun juga memberikan bahan refleksi batin. Melihat teman-teman yang tetap semangat bekerja meski memiliki keterbatasan bukan menjadi penghalang impian dan produktivitas.

Menjelang ulang tahun pertama Deaf Cafe Fingertalk, Dissa pun punya tujuan baru. Salah satunya adalah dengan menerbitkan buku yang menceritakan kisah awal berdirinya Deaf Cafe Fingertalk.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kegiatan Deaf Cafe Fingertalk, kunjungi halaman Facebook-nya di “Fingertalk Kafe Tunarunguatau menyapa keluarga Fingertalk di akun Instagram mereka @dcfingertalk.

Door Deaf Cafe Fingertalk yang beralamat di Jalan Pinang no. 37, Pamulang, Tangsel, buka Selasa hingga Minggu pukul 10.00 hingga 21.00. —Rappler.com

BACA JUGA:

Angka Sdy