
Kerugian akibat kemacetan di Jabodetabek sebesar Rp 100 triliun
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Sebanyak Rp67,5 triliun yang kerugiannya dialami DKI Jakarta
JAKARTA, Indonesia – Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengatakan kerugian akibat kemacetan sepanjang tahun 2017 di Jabodetabek mencapai Rp100 triliun. Sebanyak Rp67,5 triliun yang kerugiannya dialami DKI Jakarta.
Berbagai terobosan yang disiapkan telah dan terus dikomunikasikan BPTJ dengan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta serta kepala daerah di Bodetabek, kata Bambang dalam perbincangan di Jakarta, Minggu, 3 Desember 2017.
Bambang mengatakan, penyebab utama kemacetan ini adalah semakin dominannya kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor. Sementara peran angkutan umum masih sangat rendah.
Saat ini penggunaan angkutan umum di Jakarta baru 19,8 persen dan di Bodetabek baru 20 persen, ujarnya.
Untuk itu, lanjut Bambang, perlu adanya program penanganan yang segera dilaksanakan, mengingat data statistik jumlah kendaraan yang terdaftar meningkat 4,6 kali lipat dari tahun 2000 hingga 2010.
Sementara itu, terdapat sekitar 1,1 juta penumpang dari kawasan Bodetabek ke Jakarta, dan terus meningkat 1,5 kali lipat sejak tahun 2002.
Untuk pergerakan lalu lintas harian di Jabodetabek, kata dia, yang semula 37,3 juta perjalanan/hari pada tahun 2003 meningkat sebesar 58 persen atau mencapai 47,5 juta perjalanan/hari pada tahun 2015.
Dari 47,5 juta perjalanan masyarakat per hari, sekitar 23,42 juta merupakan pergerakan dalam kota DKI, 4,06 juta merupakan pergerakan mudik, dan 20,02 juta merupakan pergerakan lain di dalam DKI dan Bodetabek.
Rata-rata perjalanan di Jabodetabek didominasi oleh sepeda motor, sebaran total pergerakan di Jabodetabek didominasi oleh sepeda motor yaitu 75 persen, kendaraan pribadi sebesar 23 persen dan kendaraan angkutan umum sebesar dua persen.
“Tentu berdampak pada perekonomian dan lingkungan hidup,” ujarnya.
Beberapa terobosan dilakukan untuk mengurangi kemacetan, seperti penerapan ganjil genap, pengaturan sepeda motor; pengukuran ramp pada jalan tol; Penegakan hukum secara elektronik; pengaturan angkutan barang. —dengan laporan ANTARA/Rappler.com