Kisah Anies Baswedan berbicara dengan Obama tentang toleransi
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Anies sependapat dengan pandangan Obama yang mengatakan toleransi dan kesenjangan harus ditangani bersama
JAKARTA, Indonesia – Gubernur terpilih DKI Anies Baswedan sempat berdiskusi di belakang panggung bersama Barack Obama usai menyampaikan pidato di The Hall Kota Kasablanka pada Sabtu, 1 Juli. Keduanya membahas topik pidato yang disampaikan Presiden Amerika Serikat ke-44 itu selama kurang lebih 60 menit.
“Mereka berbicara santai. “Obama juga bertanya tentang Tuan. Anak-anak Anies, mengenai usia dan sekolahnya,” kata Juru Bicara Anies-Sandi, Naufal Firman Yursak yang mendampingi pertemuan tersebut.
Keempat putra-putri Anies, yakni Mutiara Annisa, Mikail Azizi, Keizer Hakam, dan Ismail Hakim, mendampingi ayahnya menyaksikan pidato pertama Obama di kawasan Asia. Bahkan, sang kaisar tak segan-segan menyatakan bahwa dirinya sudah lama mengidolakan Obama.
Kaisar membawa sebuah buku dari rumah agar dia bisa meminta tanda tangan mantan senator negara bagian Illinois itu.
Kaisar bertanya langsung dan dia senang karena Obama memberikan tanda tangannya di depan kaisar, ujarnya.
Pada Konvensi Diaspora ke-4, mantan Menteri Pendidikan ini menjadi salah satu pembicara pada sesi diskusi bertajuk Peran Diaspora dalam Menyebarkan Toleransi dan Kerukunan Beragama di Panggung Dunia. Ia duduk berdampingan dengan pembicara lain yakni Imam Besar New York Shamsi Ali, Direktur Dialog Antaragama Vatikan Pastor Markus Solo Kewuta, dan aktor Indonesia Reza Rahadian.
Anies mengaku sangat antusias mendengarkan pidato Obama. Duduk di kursi barisan depan, Anies terlihat bertepuk tangan saat Obama membahas berbagai hal seperti pluralitas dan kesenjangan yang masih ada di berbagai belahan dunia.
Rupanya, topik serupa kembali dibicarakan di belakang panggung bersama Obama.
Pak Anies mengomentari pidatonya, bahwa toleransi dan kesenjangan harus dihadapi secara bersama-sama. Hal ini tidak dapat dilakukan sendirian tanpa perbaikan pada kesetaraan dan kesempatan. “Selain itu, kesenjangan kesenjangan yang semakin lebar akan membuat perdamaian dan persatuan semakin sulit dicapai,” kata Naufal.
Dalam pandangan Anies, jika ketimpangan ini berhasil diatasi, maka upaya membangun persatuan dalam keberagaman bisa lebih cepat tercapai.
Pidato yang disampaikan Obama pun dirasa pas dengan suasana Tanah Air. Dimana rasa saling menghormati dan toleransi antar masyarakat menurun drastis akibat diadakannya Pilkada.
Meski berbahaya, isu agama masih banyak dijadikan sebagai pemenang kompetisi pesta demokrasi. – Rappler.com