• November 24, 2024

Kisah bintang yang hilang

Jakarta, Indonesia –Kasihan Radja Nainggolan. Dia kesal; dia kecewa. Sentuhan. Bagaimana mungkin dia tidak berangkat ke Rusia untuk membela negaranya, Belgia, di ajang sepak bola terbesar? Gelandang petarung berusia 30 tahun ini memiliki semua persyaratan untuk mendaftar awal XI tim besutan Roberto Martinez. Dan dia tidak terluka.

Namun rupanya Radja harus meminum empedu. Namanya tak masuk dalam daftar 24 pemain Setan Merah yang akan berlaga di Piala Dunia 2018. “Tentu saya sangat sedih, karena saya merasa pantas berada di tim,” kata Radja dikutip HLN.

Banyak yang geleng-geleng melihat keputusan Martinez menolak pemain sekaliber Radja, terutama pendukung setianya.

Martinez sendiri punya alasan yang diyakininya kuat soal pemecatan Radja. “Dia tidak masuk grup, sebenarnya murni karena kebutuhan (taktik) tim,” kata Martinez, dikutip Reuters. Berdasarkan pola 3-4-3 yang diterapkan Martinez, peran Radja adalah sebagai pembuat permainan tidak terlalu diperlukan.

Martinez tak memungkiri Radja punya peran krusial di klubnya, AS Roma, khususnya di pentas Liga Champions beberapa waktu lalu. I Lupi berhasil melaju ke babak semifinal dan Radja menjadi salah satu pemain yang memberikan kontribusi besar. Hanya saja Radja sudah tersisih dari timnas Belgia saat ini. Ada pemain lain yang dinilai lebih cocok memainkan perannya di lini tengah.

“Kami tidak bisa memberinya peran itu,” kata Martinez. Besar kemungkinan kedua nama tersebut akan menjadi jenderal lini tengah pengganti Radja, yakni Eden Hazard (Chelsea) dan Dries Mertens (Napoli).

Menjelang Piala Dunia ini, Radja memutuskan pensiun dari timnas yang dibelanya sejak 2009. “Tidak hadir di Piala Dunia merupakan pukulan berat bagi saya, karena saya merasa tersesat,” kata Radja.

Penyerang meluap

Radja tidak sendirian. Mauro Icardi, mesin gol Inter Milan, juga mengalami nasib serupa. Dua puluh sembilan gol yang dikoleksi Icardi yang sekaligus menjadikannya top skorer Serie A 2017/2018 tak membuat Jorge Sampaoli sang kreator La Albiceleste terkesan.

Argentina memang punya pasokan melimpah di lini depan. Ada Lionel Messi (Barcelona), Paulo Dybala, Gonzalo Higuain (Juventus), dan Sergio Aguero (Manchester City). Kecuali Icardi, banyak pihak yang mempertanyakan keputusan Sampaoli. Soalnya Icardi dinilai tak kalah mempesona dari keempat pemain tersebut. Apalagi Icardi berstatus Capocannoniere.

Sama seperti Martinez yang mendepak Radja, Sampaoli juga menegaskan bahwa Icardi bukan pilihan hanya karena strategi permainan. “Kami telah melakukan analisis panjang dan pemain yang dipanggil adalah pemain yang mendekati (cocok) dengan gaya permainannya,” kata Sampaoli, dikutip dari Football Italia.

Di skuad Portugal, pemain yang terkenal patut diwaspadai adalah Luis Nani. Performa buruk Nani di Lazio menjadi alasan Fernando Santos tak memanggil gelandang veteran berusia 31 tahun itu. Padahal, jika pengalaman menjadi tolok ukurnya, Nani bisa dikatakan sudah matang. Ia menghabiskan waktu cukup lama di seragam Manchester United, 2007 – 2015.

Pemain muda berbakat mewarnai skuad Portugal di Rusia mengisi lini demi lini, termasuk posisi yang ditinggalkan Nani yakni Adrien Silva (Leicester City).

Infografis oleh Rappler Indonesia

Infografis oleh Rappler Indonesia

Skandal dan pengorbanan

Prancis mengunjungi Rusia tanpa Karim Benzema. Benzema yang berjasa membawa klubnya Real Madrid kembali menjuarai Liga Champions 2017/2018 usai mengalahkan Liverpool 3-1 di final, harus kembali menggosok dada.

Benzema sudah melakukan negosiasi dengan pihak berwenang dua tahun lalu. Hal itu terkait tudingan pemerasan terhadap rekan setimnya, Mathieu Valbuena. Pemerasan lewat video seks menyebabkan Benzema ditahan polisi. Kejadian ini sungguh mencoreng citra Benzema, termasuk eksistensinya di skuad Les Bleus di bawah rezim Didier Deschamps.

Ketika mereka memainkan pertandingan penyisihan Grup C melawan Australia pada 16 Juni, Prancis akan disayangkan tanpa Benzema, seorang striker dengan banyak pengalaman terbang.

Memiliki amunisi yang melimpah memang membuat seorang trainer berada pada posisi yang sulit. Tak terkecuali Julen Lopetegui, juru taktik timnas Spanyol. Bagaimana tidak, ada nama-nama papan atas yang jadi “korban” terkait keputusan Lopetegui. Dia adalah Cesc Fabregas.

Tidak ada yang meragukan komitmen Fabregas selama mengenakan seragam timnas. Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, dimana Spanyol berhasil menjadi yang terbaik, tak lepas dari prestasi gemilang Fabregas. Begitu pula di kompetisi bergengsi lainnya: Piala Eropa 2008 dan 2012.

Sayangnya, performa Chelsea di Premier League musim ini berdampak tidak langsung pada Fabregas. Alhasil, Lopetegui mengalihkan perhatiannya ke pemain lain yang disinyalir bisa meniru taktik La Furia Roja. Hari-hari emas Fabregas perlahan tapi pasti mulai memudar, seiring dengan pergantian pelatih dari Vicente Del Bosque ke Lopetegui.

Inggris, salah satu peserta yang ditunggu penampilannya. Usai pesta di Wembley tahun 1966, Inggris tak lagi perkasa. Performa terbaik “Tiga Singa” hanya menempati posisi keempat dan itu sudah lama terjadi, 1990. Hiruk pikuk Liga Inggris tak berbanding lurus dengan performa timnas. Hal ini sangat terlihat jika dibandingkan dengan negara tetangganya di Eropa, misalnya Jerman atau Spanyol, yang persaingan domestiknya tidak seketat Premier League.

Namun Inggris, dengan materi yang dimilikinya kini, beberapa di antaranya merupakan pemain muda, setidaknya bisa menjadi favorit. “Saya harus membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin,” ujar Gareth Southgate, pelatih Inggris, seperti dilansir Sky Sports, soal peluang mereka mendapatkan wajah baru.

Southgate bukannya tanpa kritik. Keputusannya untuk tidak memasukkan Jack Wilshere ke skuad The Three Lions pun tak luput dari perhatian. Maklum, Wilshere bermain bagus musim ini meski Arsenal kurang beruntung di papan atas. Wilshere sudah tampil dalam 40 pertandingan dan mencatatkan dua gol dan tujuh assist di semua kompetisi.

Meski demikian, juru taktik berusia 47 tahun itu masih lebih percaya kepada Delle Alli (Tottenham Hotspur) dan Jesse Lingard (Manchester United) untuk memainkan peran sebagai gelandang.

Kami berempati dengan Radja, juga Icardi, Nani, Fabregas, serta Wilshere dan Benzema. Bagaimanapun, itu semua tergantung pelatihnya. Dan bukan hanya mereka saja yang tertinggal. Masih banyak pemain top lainnya yang juga tidak berangkat ke Rusia karena tidak bisa bertanding atau karena cedera. Namun, cedera tampaknya masih lebih “terhormat” daripada tidak terpilih. Sungguh menyedihkan.

—Rappler.com

SGP hari Ini