Kisah Dea: 43 jam diblokir Facebook
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Dea diminta menghapus foto perempuan Indonesia yang tidak memakai penutup dada. Setelah diaktifkan kembali, akun Dea kembali diblokir pada Kamis 25 Februari.
JAKARTA, Indonesia—Dea Safira, 23 tahun, tak menyangka foto unggahannya dibagikan oleh 2.800 akun di Facebook. Apa yang dia unggah? Foto wanita Indonesia jaman dulu yang tidak memakai penutup dada.
Foto tersebut ia unggah ke laman Facebooknya pada Selasa 23 Februari pukul 12.17 dini hari.
Facebook menonaktifkan akun saya untuk selamanya karena saya memposting foto-foto Perempuan Indonesia dalam sejarah. pic.twitter.com/SBPtBJtkgE
— DEA (@DeaSB) 24 Februari 2016
Unggahan tersebut kemudian dibagikan lebih dari seribu akun di Facebook. Dalam foto tersebut, Dea mengatakan alasan mengunggah postingan tersebut:
“Saya mengumpulkan foto-foto sejarah yang menggambarkan bagaimana perempuan Indonesia dari berbagai budaya dan suku berpakaian sebelum ada budaya sensor,” kata Dea.
Dea bahkan mengajak teman-temannya di FB untuk menyumbangkan foto-foto sejarah. Saat itu, ia hanya bisa mengoleksi foto dari Pulau Jawa, Kalimantan, Makassar, dan Bali.
“Kita memerlukan lebih banyak foto untuk mengedukasi masyarakat umum tentang budaya kita, yang juga merupakan bagian dari identitas kita, sehingga kita dapat merefleksikan betapa bias dan stereotip gender masyarakat kita saat ini,” kata Dea di Facebook.
Usai mengunggah foto tersebut, Dea mengaku mendapat pesan dari Facebook. “Facebook Mengatakan Aku Harus”mengurangi‘ 10 foto,” kata Dea. Rupanya ada lebih dari 50 orang yang melaporkan foto ‘mengganggu’ itu ke Facebook.
Kemudian pada pukul 18.53 sore Facebooknya diblokir. Ia pun baru mengetahui akunnya telah diblokir dari teman-temannya.
Dea pun diminta menulis surat pembelaan atas pemblokiran Facebooknya. Ia menyetujuinya dan menulis pembelaan di blog pribadinya yang bertajuk ‘Permohonan publik saya di Facebook’.
Dalam tulisannya, Dea membela dirinya sebagai warga yang mendukung isu perempuan. Ia mengaku terharu mengunggah foto tersebut setelah melihat sensor televisi di ajang Puteri Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Indosiar, stasiun TV penyelenggara acara tersebut, menghitamkan penampilan para kontestan kontes kecantikan yang mengenakan kebaya, pakaian tradisional Indonesia.
Dea kemudian mencari foto wanita Indonesia di Google dengan kata kunci ‘Foto wanita Indonesia lawas’. Dan foto-foto itu muncul.
Dia kemudian meminta Facebook untuk mengaktifkan kembali akun Facebooknya. “Jika Facebook adalah pendukung hak-hak kelompok LGBTIQ, maka saya yakin Facebook juga mendukung hak-hak perempuan, serta kebijakan kesetaraan di tempat kerja,” ujarnya.
Selain melakukan pembelaan, Dea juga meminta bantuan kolumnis @monaeltahawy di twitter untuk mencari dukungan.
Dea bahkan menulis petisi tentang perubahan.org.
Setelah 43 jam blokir akun Dea, Facebook akhirnya mengaktifkan kembali akun Dea pada Rabu, 25 Februari, pukul 01.45 siang tadi.
Hingga berita ini ditulis, Dea masih menyimpan foto-foto wanita tersebut. Namun pada hari Kamis, pukul 04.00 sore tadi, akunnya kembali diblokir.—Rappler.com
BACA JUGA