Kisah Gamal Albinsaid, ‘pengelola’ sampah yang bertemu Presiden Putin
- keren989
- 0
MALANG, Indonesia — Sekitar sepuluh anak muda sibuk di depan komputer. Tangan mereka aktif bergerak di atas keyboard. Mereka telah mengawasi sejak pagi
percakapan di media sosial dan aplikasi pemantauan homedika.comsistem pelayanan kesehatan dengan aplikasi berbasis Android yang dikembangkan oleh Indonesia Medika.
Indonesia Medika berkantor di Jalan Kedawung nomor 17 Kota Malang. Sistem aplikasi ini terhubung dengan 650 mitra yang meliputi dokter umum, perawat, bidan, ahli gizi, analis kesehatan, dokter gigi, dan apoteker. Serta fasilitas kesehatan seperti ambulans, apotek, dan klinik. Aplikasi ini telah tersebar di 100 kota di Indonesia.
“Setiap kami pantau, ada evaluasi statistiknya,” kata CEO Indonesia Medika Gamal Albinsaid. Melalui sistem aplikasi homedika.com pasien dapat menerima layanan langsung di rumah.
Jika sakit, kata Gamal, pasien bisa cepat ditangani. Dengan sistem subsidi silang, pasien miskin bisa mendapatkan layanan gratis. Sementara itu, pasien yang mampu membayar sesuai ketentuan serta memberikan subsidi bagi pasien miskin.
Keuntungan menjadi mitra homedika, lanjut Gamal, mitra medis dapat memilih jam pelayanan, memberikan layanan sesuai kemampuan, menetapkan tarif secara mandiri, terhubung langsung dengan pasien, dan memberikan pelayanan kepada pasien miskin.
Dari kantor seukuran dua lapangan voli, homedika.com dikendalikan. Melalui ruang kontrol ini dilakukan distribusi dan layanan kesehatan secara online. Sementara itu, para staf sibuk melayani pasien dan pasangannya.
Hasil inovasinya tersebut, Gamal diundang oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai pembicara pada Festival Pemuda dan Pelajar Dunia ke-19 di Moskow dan Sochi, Rusia, 15 Oktober 2017. Gamal berbicara di hadapan 25 ribu orang. pemuda dari 150 negara. Tak berhenti sampai di situ, Gamal mengaku akan terus berinovasi mengembangkan layanan kesehatan.
Meski berlatar belakang pendidikan dokter, Gamal kerap menjadi motivator generasi muda. Ia mengaku senang membantu orang lain. Sebagai wirausaha sosial, Gamal harus terus berinovasi untuk beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat dan kemajuan teknologi.
“Inovasi ini harus terus dipertahankan. “Untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” ujarnya. Usai berbicara, Gamal juga diundang ke pesta teh oleh Vladimir Putin. Karya Gamal mendapat apresiasi Putin. Serta memberikan masukan dan saran dalam pengembangan inovasi kesehatan ini.
“Negara-negara harus menginvestasikan sumber dayanya di bidang kesehatan dan pendidikan. “Kehidupan manusia dan layanan kesehatan sangat berharga,” katanya Gamal menirukan ucapan Putin.
Mulai dari sampah
Gamal mulai melakukan inovasi pelayanan kesehatan sejak empat tahun lalu. Ia mengembangkan asuransi kesehatan dengan premi atau iuran yang dibayarkan
sampah kering. Termasuk botol plastik, kertas dan karton. Setiap peserta membayar biaya sampah sebesar Rp 10 ribu. Indonesia Medika memiliki klinik di Kelurahan Bumiayu, Kota Malang untuk melayani 300 peserta asuransi sampah.
“Mereka mendapat pelayanan kesehatan primer,” kata Gamal. Pasien terkadang mendapat pelayanan kesehatan di rumah, terutama bagi pasien dengan penyakit kronis dan pasca operasi. Konsep serupa sedang dikembangkan di tempat lain.
Sistem ini dibangun dan direplikasi dengan mengadaptasi kearifan lokal. Manajemen Indonesia Medika juga memberikan pengawasan dalam pelaksanaannya
program. Ia berharap daerah lain yang mengadopsi mengembangkan dan mempertahankan metode yang dapat menyelesaikan kedua permasalahan tersebut pada suatu waktu. Yakni masalah kesehatan dan pengelolaan sampah.
Indonesia Medika juga bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sehingga peserta asuransi tumpah bisa
menerima pelayanan sekunder di rumah sakit yang ditunjuk. BPJS Kesehatan tahap awal diberikan kepada 100 peserta asuransi. Indonesia Media memilih dan memprioritaskan peserta yang benar-benar membutuhkan.
Selanjutnya, jika donasi dan dana tanggung jawab sosial perusahaan lebih besar, maka seluruh anggota akan terdaftar. Indonesia Media juga menyediakan sedekah sampah.
Sehingga masyarakat yang ingin bersedekah dalam bentuk sampah bisa terlayani. Dana yang terkumpul akan disalurkan kepada masyarakat miskin membutuhkan layanan kesehatan.
Peserta cukup membayar Rp10 ribu per bulan untuk layanan kelas III. Sisa biaya sebesar Rp 15.500 ditanggung oleh dana tanggung jawab sosial dikelola oleh Indonesia Medika. Seperti diketahui, tarif layanan kelas III sebesar Rp 25.500.
Program asuransi sampah yang dikembangkan dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang tahun 2011 ini mendapatkan beberapa penghargaan. Salah satunya adalah Penghargaan Prince of Wales
Pengusaha Muda Keberlanjutan, diberikan oleh Pangeran Charles di Inggris. Gamal mengaku terharu dengan kisah Khairunnisa, anak pemulung yang tewas di truk sampah. Orangtuanya tidak mampu membiayai pengobatan.
“Pemulung hanya punya sampah yang harus dibayar,” katanya. Sejak itu, ia memulai asuransi kesehatan berbayar sampah. Namun, saat itu mereka hanya bisa mendapatkan layanan pengobatan penyakit ringan. Namun kami tidak bisa menangani pasien yang memerlukan perawatan atau rujukan ke rumah sakit karena keterbatasan anggaran.
Indonesia Media juga menerapkan subsidi silang, pasien yang mampu dapat membayar lebih untuk membantu pasien miskin. Dengan konsep gotong royong diharapkan seluruh masyarakat mendapat pelayanan kesehatan yang memadai.
Mariyati, 65 tahun, salah satu peserta asuransi sampah mengaku bersyukur bisa mendapatkan layanan kesehatan dengan asuransi sampah. Ia mengeluh sulit tidur dan nyeri sendi sejak seminggu terakhir. Setiap
Selama seminggu ia hanya mengumpulkan sampah kering seperti kertas dan botol plastik. “Bayar saja dengan sampah yang ada di sekitarmu,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Asih Tri Rachmi juga mendukung jaminan kesehatan Indonesia Medika meski Kota Malang sudah menerapkan pelayanan kesehatan masyarakat gratis. Ia menyatakan siap bekerja sama dan membantu fasilitas agar program tersebut dapat berkembang. “Program inovasi dari kelompok masyarakat harus terus dikembangkan dan didukung,” ujarnya. —Rappler.com