• May 16, 2025

Kisah Nanda yang bertemu belahan jiwanya di Korea

JAKARTA, Indonesia – Tidak ada yang bisa memprediksi kapan dan di mana seseorang akan menemukan cinta sejatinya. Hal serupa juga mungkin dirasakan dan dialami oleh Nanda Putri, perempuan berusia 29 tahun asal Jakarta.

Beberapa waktu lalu, kisah cinta Nanda viral di dunia maya, khususnya media sosial. Apa yang dialami Nanda merupakan impian banyak orang di dunia. Untuk menemukan pasangan yang benar-benar mencintai kita apa adanya.

Kisah Nanda semakin seru karena ia bertemu dengan belahan jiwanya yang berasal dari latar belakang budaya dan negara yang berbeda, Korea Selatan. Namun dengan tekad dan cinta, keduanya membuktikan bahwa tidak ada yang bisa menghentikan cinta mereka.

Jatuh cinta di Seoul

Kami menghubungi Nanda yang saat ini tinggal di Seoul, Korea Selatan surel belum lama berselang Wanita kelahiran Jakarta ini pun bercerita tentang kisah cintanya dengan Park Jun, pria asal Korea yang kini resmi menjadi suaminya.

Semua bermula ketika Nanda memutuskan untuk mengambil kelas bahasa Korea di Seoul National University. Nanda dikenal menyukai segala hal yang berbau Korea, termasuk mengagumi artis-artis negeri Ginseng.

“Saya hanya menyukainya, tapi saya tidak berpikir untuk menikah dengan orang Korea. “Karena niat awal saya belajar bahasa Korea karena saya menyukainya,” kata Nanda yang juga merupakan penggemar acara tersebut. acara ragam Korea, salah satunya Orang berlari.

Tapi belahan jiwamu tidak ke mana-mana. Nanda akhirnya mengenal Jun. Singkat cerita, keduanya akhirnya resmi berkencan pada pertengahan tahun 2016. Seoul menjadi saksi perkenalan mereka hingga akhirnya jatuh cinta dan mulai berkencan.

Usia Jun yang setahun lebih muda dari Nanda tak pernah dianggap sebagai kendala. Padahal Nanda sempat ragu saat itu, karena perbedaan agama yang mereka berdua anut.

Perbedaan agama

“Sebelum menikah, kami berpacaran sebentar, lalu kami memutuskan untuk menikah. “Katanya prosesnya juga cepat, padahal awalnya belum terpikir untuk menikah dengannya karena beda agama kan,” kata Nanda mengenang perjalanan cintanya dengan Jun.

Namun Jun menunjukkan keseriusannya. Saat ia dan Nanda sedang berlibur bersama teman-temannya ke Pulau Nami, kebetulan ayah Nanda menelepon dari Indonesia. Jun memanfaatkan momen ini dengan baik untuk meminta restu pada ayah Nanda.

“Dia (Jun) berani ngomong sama Papa dan dia bilang mau serius. Di sana ia mengatakan rencananya selanjutnya adalah ingin berangkat ke Jakarta pada Februari untuk memperkenalkan diri menerapkan dalam bahasa Indonesia. “Keluarga saya tidak ada masalah, tidak ada pertentangan, yang penting dia mau masuk Islam.”

Jun pun memutuskan untuk mulai belajar Islam. Seminggu sekali Nanda menemani Jun belajar. Hingga akhirnya June resmi masuk Islam. Dan tidak ada lagi kendala dan perbedaan yang dapat memisahkan keduanya.

Jangan berpartisipasi dalam persiapan pernikahan

Nanda dan Jun akhirnya sepakat melangsungkan pernikahannya di Jakarta, Februari 2017. Namun kendala jarak membuat Nanda dan Jun tidak bisa terlibat 100 persen dalam persiapan pernikahannya di Jakarta. Banyak kendalanya, karena saat itu saya masih sekolah, jadi semua dokumen di Jakarta tidak bisa saya urus sendiri, mulai dari baju, undangan, saya tidak bisa urus semuanya sendiri.

Beruntungnya, adik dan sahabat Nanda membantu segala persiapan pernikahan di Jakarta. “Untuk gaun pengantin kita sendiri panggilan video dengan desainernya, ukur itu Juga ukuran Sendiri. Karena kalau sewa, itulah jawabannya ‘Maaf tidak ada ukuran’. Ha ha ha.”

Sekitar bulan Desember 2016, kakak dan sepupu Nanda pergi ke Seoul untuk menjenguk Jun. Untungnya tidak ada kendala bahasa karena Jun sebelumnya sudah lama tinggal di Australia. Oleh karena itu, semua komunikasi sehari-hari dilakukan dalam bahasa Inggris. “Untungnya mereka cukup dekat,” kata Nanda tentang hubungan Jun dengan keluarganya.

Saat ditanya apa alasannya menikah dengan Jun, padahal mereka belum lama berpacaran, Nanda menjawab, “Karena aku yakin, aku yakin, dan kenapa semuanya harus ditunda dan sudah waktunya aku menikah.”

Uniknya, kata Nanda, Jun baru melamarnya secara resmi ketika keduanya sudah menyiapkan dokumen yang dibutuhkan untuk menikah di Indonesia. “Beberapa hari sebelum saya berangkat ke Jakarta, Jun melamar mengundang nikah. Padahal dokumennya ada di sana mempersiapkan baru saja diperkenalkan. Ha ha ha. Lalu sebulan kemudian dia datang ke Jakarta untuk mempersiapkan segala sesuatunya seperti itu bugar pakaian, melapor ke kedutaan Korea, surat nikah dan sebagainya.”

“Empat hari kemudian, keluarga dan teman-temannya datang ke Indonesia untuk menikah secara resmi dengan keluarga saya, dengan menggunakan acara lamaran ala Indonesia. Lalu kami menikah pada 27 Februari 2017.”

SBY menjadi saksi

Pernikahan Jun dan Nanda tetap dilangsungkan sesuai adat Minang, Sumatera Barat. Bahkan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyaksikan pernikahan keduanya.

Pada resepsi adat Minang, Nanda dan Jun sama-sama mengenakan pakaian berwarna merah cerah dan emas. Penampilan Nanda dipercantik dengan tambahan aksesoris kepala, cahaya matahariyang menjadi ciri khas pengantin asal minang.

Keduanya pun tak melupakan budaya Korea Selatan. Jun dan Nanda tampil kompak dan serasi saat mengenakan baju Korea berwarna pastel. Ibu Jun yang juga hadir juga terlihat memakainya Hanbokbusana khas Korea.

Menyatukan perbedaan

Pernikahan adalah tentang menyatukan dua hati dan dua individu yang berbeda. Inilah yang dilakukan Jun dan Nanda. Meski diakui Nanda, kasusnya berbeda karena ia memiliki pasangan yang memiliki latar belakang kebangsaan, budaya, dan kebiasaan yang berbeda. Baik Nanda maupun Jun kini berusaha belajar dan beradaptasi dengan budaya dan adat istiadat masing-masing.

“Contohnya di Indonesia, kalau ngobrol dengan orang tua, kamu tidak punya bahasa sendiri. Jika di sini. Jadi suamiku berbicara dalam bahasa dengan sopan kepada orang tuanya. Ya, kadang-kadang saya suka menggunakan bahasa seperti yang saya lakukan dengan teman-teman. Tapi mereka agak mengerti karena saya bukan orang Korea.”

Jun dan Nanda kini berusaha memahami kebiasaan sehari-hari masing-masing. Apalagi Nanda yang kini tinggal di Korea bersama Jun yang berprofesi sebagai desainer grafis. “Dia sangat teliti. Jika Anda membeli furnitur satu per satu memperhatikan warna dan ukuran. Butuh waktu lama untuk memilih furnitur. “Orang yang sama rapinya, dia lebih rapi dariku.”

Oh ya, menikahlah dengan orang Korea dan tinggal di Korea nyata Jangan kira sama dengan di drama Korea. Semua dramanya lembaga-“Yah, tidak secantik di drama Korea, kamu harus bisa melakukan pekerjaan rumah, termasuk membuang sampah.” -Rappler.com