Kisah Obama tentang belajar toleransi dari ayah tirinya
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Diakui Obama, kunjungannya di Indonesia membuatnya menghargai perbedaan antar manusia
JAKARTA, Indonesia – “Inilah yang saya yakini. Jika Anda seorang beriman yang taat, maka Anda tidak perlu khawatir dengan penganut agama lain,” kata Barack Obama.
Ucapan Presiden AS ke-44 itu disambut tepuk tangan meriah dan seruan dukungan dari ribuan peserta yang datang pada sesi pidato inspiratif pada Konvensi Diaspora Indonesia ke-4 di mal Jakarta, Sabtu, 1 Juli. Obama yang menghabiskan masa kecilnya di Indonesia mengajak mereka yang peduli dan meyakini pentingnya toleransi beragama untuk bersuara, berjuang mendukung nilai-nilai toleransi, dan melawan propaganda intoleransi.
Menurut Presiden Amerika Serikat ke-44 ini, hal itu penting bagi Indonesia dan dunia. Sebab jika masyarakat tidak saling menghormati dan bertoleransi maka akan timbul perang dan konflik yang cepat atau lambat akan memecah belah masyarakat.
“Karena tidak semua orang sepenuhnya setuju bagaimana cara berdoanya, tidak semua orang sepakat bagaimana cara mengamalkannya agama dan ibadah. “Jika (kita) tidak bisa menghormati perbedaan satu sama lain, maka kemanusiaan tidak akan berhasil,” kata Obama.
Obama mengatakan dia adalah seorang Kristen yang taat dan bangga dengan agamanya. Namun tidak diperkenankan bagi pemeluk agama lain yang mengamalkan agamanya secara terhormat, baik beragama Islam maupun pemeluk agama lain.
Obama mengajak mereka yang meyakini pentingnya nilai-nilai toleransi untuk membangun koalisi lintas batas, termasuk batas negara. Obama juga menyinggung demokrasi yang seringkali terasa sulit namun merupakan pilihan terbaik.
Mantan senator yang mewakili negara bagian Illinois, AS ini mengatakan, Obama Foundation yang berkantor pusat di Chicago, siap mendukung berbagai proyek, termasuk kerja sama dengan pihak-pihak di kawasan Asia Tenggara.
“Tentu kami berharap dapat mendukung proyek-proyek di Indonesia. “Tujuannya adalah untuk menawarkan mereka dukungan untuk menemukan solusi terhadap permasalahan lokal, serta permasalahan global,” katanya. (BACA: Presiden Obama mengakui bahwa dia tidak meramalkan krisis Arab Spring)
Pada bagian lain pidatonya di forum resmi untuk pertama kalinya sejak ia mengakhiri masa jabatan keduanya, 20 Januari 2017, Obama menekankan pentingnya penghormatan terhadap hak-hak individu, komitmen terhadap martabat dan hak asasi manusia bagi semua orang, apapun latar belakangnya. berkembang biak, ingatkan. atau bagaimana mereka beragama.
“Nilai-nilai ini harus kita promosikan setiap hari, apalagi Indonesia terdiri dari ribuan pulau, ratusan bahasa, suku, dan dialek,” ujarnya.
Diakui Obama, kunjungannya di Indonesia membuatnya menghargai perbedaan antar manusia.
“Ayah tiri saya (Lolo Soetoro), ayah Maya, dibesarkan sebagai seorang Muslim seperti kebanyakan orang Indonesia. “Dia menghormati umat Hindu, Budha, Kristen,” kata Obama.
Dalam kunjungannya ke Candi Borobudur pekan ini, Obama melihat candi Buddha terbesar berdiri kokoh di tengah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Begitu pula saat Anda berkunjung ke Candi Prambanan, salah satu candi umat Hindu yang juga dirawat dengan baik oleh Indonesia dan masyarakat Muslimnya.
Boneka tangan dan tari Ramayana berkembang di negara Muslim ini dan menjadi bagian dari budaya dasar masyarakat Indonesia, kata Obama yang mengaku tercengang.
Melihat hal tersebut, Obama mengingatkan bahwa salah satu semangat penting di Indonesia adalah semangat toleransi. Semangat ini dijamin oleh konstitusi Indonesia dan ditunjukkan dengan dibangunnya masjid, pura, dan gereja secara berdampingan, warga hidup disekitarnya dengan damai, saling menghormati dan rukun.
“Semangat toleransi adalah hal yang paling mendasar dari Indonesia, salah satu ciri penting untuk menjadi contoh bagi negara-negara Muslim lainnya di dunia,” kata Obama mengacu pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika. – Rappler.com