• November 27, 2024

Kisah Umat Hindu dan Budha di Bali Berbagi Tempat Ibadah

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Candi Nusantara merupakan perwujudan simbol Dewa Siwa dan Buddha, sehingga pemeluk kedua agama ini bisa berbagi tempat beribadah.

BALI, Indonesia – Tahun Baru Imlek atau Imlek akan dirayakan lusa. Sebagian besar candi atau candi mulai berbenah menyambut perayaan tahunan ini.

Termasuk di Vihara Nusantara yang terletak di Kuta, Bali. Disebut juga Griya Kongco Dwipayana, candi ini menjadi saksi bisu eratnya persahabatan antara berbagai penganut agama Hindu dan Budha. Sebab, mereka berbagi tempat ibadah untuk salat.

Pemimpin Griya Kongco Dwipayana, Ida Bagus Made Aryana mengatakan, baik umat Hindu maupun Budha berdoa di pura tersebut. Umat ​​​​Hindu sering berhenti untuk berdoa di tempat suci di kompleks candi, dan kemudian melanjutkan berdoa di pura. Baru setelah itu mereka sembahyang di Pura Tanah Kilap.

Hal serupa juga dilakukan oleh umat Buddha. Selain berdoa di kuil, mereka juga akan berdoa di kuil.

“Hampir setiap hari jemaah mengadakan salat. Jika mereka beragama Hindu, maka mereka akan sembahyang di pura lalu pergi ke pura. Sebaliknya, kata pria yang kerap disapa Atu Mangku itu saat ditemui Rappler, Sabtu, 6 Februari.

Candi Nusantara yang dipimpinnya merupakan simbol Dewa Siwa dan Buddha. Itu sebabnya umat Hindu dan Budha bisa duduk bersebelahan dan berdoa dengan khusyuk.

Ia kemudian mengatakan bahwa Griya Kongco Dwipayana sudah ada sejak Dinasti Ching. Candi ini kemudian direnovasi dan digunakan sebagai tempat peribadahan.

“Candi ini ditemukan kembali pada tahun 1987. “Kemudian proses pembangunan dimulai dan pada tahun 1999 selesai,” ujarnya.

Atu Mangku mengatakan, berbagai persiapan telah dilakukan untuk menyambut Tahun Baru Imlek.

“Persiapan awal kami lakukan dengan berdoa ke langit, kemudian kami bersihkan,” jelas Atu Mangku.

Selain sebagai tempat ibadah, di sana juga terdapat tim kesenian Barongsai. Menjelang Tahun Baru Imlek, banyak sekali tawaran pertunjukan.

“Hari ini kami tampil di lima tempat berbeda. “Para penari singa ini terdiri dari berbagai penganut agama mulai dari Hindu, Budha, Islam, dan Kristen,” jelasnya.

Atu Mangku berharap toleransi antar umat beragama yang terjalin secara rukun di pura yang dipimpinnya dapat menjadi contoh positif di Indonesia. Menurut Atu Mangku, alangkah baiknya jika umat beragama bisa saling menghormati.

Saya yakin semua pihak bisa meniru cara ini, ujarnya. -Rappler.com

BACA JUGA:

Data SDY