Koalisi masyarakat sipil menolak program ekspedisi NKRI
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Koalisi Masyarakat Sipil meminta Presiden Jokowi, Menteri Puan, dan Panglima TNI segera membatalkan ekspedisi RI ke Papua Barat dan ekspedisi lainnya.
JAKARTA, Indonesia— Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani baru saja meresmikan program ekspedisi negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan mengirimkan 1.200 personel TNI dan sipil ke Papua Barat pada akhir tahun lalu. tahun Januari.
Hari ini, Selasa 9 Februari, kelompok Masyarakat Sipil menolak keras program yang dinilai militerisme tersebut. Aspirasi tersebut mereka sampaikan melalui aksi yang dilakukan di depan Istana Negara.
Mereka terdiri dari Mahasiswa Papua, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), LBH Jakarta, Papua Itu Kami, Front Mahasiswa Nasional (FMN), Federasi Mahasiswa Populer (FMK), Federasi Serikat Buruh Indonesia (FSBI), Indonesia Tanpa Militerisme (ITM), Konsorsium Miskin Perkotaan (UPC), Jaringan Masyarakat Miskin Perkotaan (JRMK), dan Konfederasi Gerakan Rakyat Indonesia (KPRI).
Apa keberatan utama mereka?
//
Menurut Veronica Koman, kuasa hukum LBH Jakarta, program ini selain berbau militerisme, juga tidak peka terhadap kebutuhan masyarakat West Papua.
“Sejak kapan TNI/Polri bisa jadi peneliti? Jika benar tujuannya hanya untuk penelitian, mengapa personel TNI/Polri yang dikirim lebih banyak dibandingkan tim peneliti? Ini sangat militeristik,” kata Veronica Koman, pengacara umum LBH Jakarta kepada Rappler.
Rombongan ekspedisi NKRI tiba di Sorong, Papua Barat pada Sabtu, 6 Februari, dan disambut antusias masyarakat setempat, lengkap dengan tarian khas Papua.
Tujuan ekspedisi tersebut adalah untuk mendata dan memetakan seluruh potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di Papua Barat, mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan rasa cinta tanah air, serta meningkatkan pertahanan keamanan nasional.
Lebih dari separuh kelompok yakni 670 orang merupakan personel TNI/Polri dan hanya 530 orang sipil.
Padahal, menurut Vero, pendataan dan pemetaan sumber daya alam dan sosial budaya bukan tugas dan kewenangan Kementerian PMK apalagi TNI/Polri.
Kelompok masyarakat sipil menduga pemetaan kekayaan alam dan manusia ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses masuknya investasi asing ke Papua.
Vero melanjutkan, sangat ironis mengirimkan tim ekspedisi NKRI mengingat tewasnya 66 bayi dan balita di Nduga. “Kebutuhan Papua akan dokter dan guru sangat mendesak, tapi sekali lagi yang dikirim pemerintah adalah tentara,” ujarnya.
Untuk itu, Koalisi Masyarakat Sipil meminta Presiden Joko “Jokowi” Widodo, Menteri Puan, dan Panglima TNI segera membatalkan ekspedisi NKRI ke Papua Barat dan ekspedisi lainnya.
“Kami orang Papua tidak membutuhkan ekspedisi NKRI. “Kami membutuhkan dokter dan guru,” kata Vicky Tebay, seorang mahasiswa Papua yang juga ikut serta dalam demonstrasi tersebut. —Rappler.com
BACA JUGA