Kodim Malang mengajak mahasiswa yang bentrok untuk berdamai
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Komandan Kodim menyediakan aula untuk perayaan Paskah bersama dan menciptakan keharmonisan awal
JAKARTA, Indonesia – Sehari setelah ratusan pelajar asal Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggalkan Kota Malang, Jawa Timur, Wali Kota, Kapolri, Panglima Kodim, dan rektor berbagai universitas bertemu pada Kamis 24 Maret untuk membahas langkah-langkah pencegahan konflik berikutnya.
Bicara setelah pertemuan. Wali Kota Malang Mochamad Anton menyarankan agar seluruh pelajar dari luar daerah harus menjalani pembinaan sebelum belajar di Malang.
Malang sudah menjadi kota pendidikan, apalagi dari seluruh Indonesia, di sini ada mahasiswa asing dari 25 negara lain di dunia, kata Mochamad, Kamis, 24 Maret.
“Kami tidak akan (tidak melarang mereka datang ke Malang), tapi mencari cara agar calon mahasiswa yang akan dikirim ke Malang dilatih untuk memperdalam karakter budaya di sini,” ujarnya.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan Aremania, Forum Komunikasi Keagamaan Kota Malang, dan perwakilan Forum Komunikasi Pemuda Mahasiswa Indonesia Timur.
Diakui Walikota, kehadiran mahasiswa dari luar daerah turut meningkatkan perekonomian Kota Malang. Dia juga Saya berharap para siswa segera kembali ke Malang.
Ratusan mahasiswa asal Provinsi Nusa Tenggara Timur meninggalkan Kota Malang pada Rabu, 23 Maret, setelah beredar kabar mahasiswa asal Maluku akan melakukan penyerangan sebagai balas dendam atas meninggalnya Nasehan Leplepem alias Moger, mahasiswa asal Maluku pada Minggu, 20 Maret.
Polisi telah menetapkan 3 orang tersangka dan kini sedang melakukan pengejaran terhadap buronan yang disebut-sebut berperan penting dalam kejadian tersebut.
Rektor Universitas Wisnudardhana Sukowiyono mengatakan, ada sekitar 212 mahasiswa Unidha yang pulang kampung pada Rabu, 23 Maret.
Kodim mengajak perdamaian
Sementara itu, Komandan Kodim Malang Letjen. Kol. Arm Aprianko Suseno mengatakan, pihaknya akan memfasilitasi perdamaian antar mahasiswa yang bertikai dengan menyediakan aula Kodim untuk perayaan Paskah bersama.
“Paling tidak keharmonisan awal bisa tercapai,” ujarnya.
Ia juga menyarankan agar kampus melarang kegiatan primordial dan kegiatan yang dilakukan setelah jam 9 malam. “Jika kegiatan-kegiatan primordialisme dikembangkan di kampus, maka akan mengundang ketersinggungan dan menimbulkan rasa iri serta akan muncul benih-benih konflik. Namun bila perlu, kami berharap mendapat izin dari pihak kepolisian dan mengundang Kodim untuk mengawasi kegiatan tersebut, ujarnya.
Dandim juga menyarankan agar kampus mempunyai kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat kooperatif untuk mengatasi rasa cinta berlebihan terhadap suku dan penghinaan terhadap orang lain.
“Kalau ada yang suka minum, tugas ketua mengarahkan minum di rumah dan tidak melakukan aktivitas lain. “Karena kalau beraktivitas dengan minuman beralkohol, yang terjadi adalah kerusuhan,” ujarnya.
Kapolres Malang AKBP Decky Hendarsono mengamini penerapan jam malam tersebut. Selain itu, ia juga berharap ada pertemuan besar yang melibatkan mahasiswa senior daerah untuk berdiskusi dan menyepakati perdamaian di antara mereka sendiri.
“Saya berharap ada pertemuan yang melibatkan sesepuh atau pendampingnya, tapi juga mengundang kami, Kodim, Babinsa dan lain-lain. “Jangan alergi, daripada terlambat seperti kemarin,” ujarnya.
Mantan Kapolsek Batu ini juga mengingatkan, membawa senjata tajam di tempat umum adalah melanggar hukum. “Tidak hanya di Malang, di Surabaya, di mana pun yang membawa senjata tajam bisa dihukum berat, kebiasaan membawa senjata tajam tidak boleh diabaikan,” ujarnya. –Rappler.com
BACA JUGA: