• April 18, 2025
Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mengevaluasi pembinaan penyidik

Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mengevaluasi pembinaan penyidik

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

KPK belum mau berspekulasi siapa dalang penyerangan terhadap Novel. Mereka menyerahkan penyelidikan kepada polisi.

YOGYAKARTA, Indonesia – Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan mengatakan akan mengevaluasi pengawalan penyidiknya menyusul penyerangan yang dialami penyidik ​​Novel Baswedan. Evaluasinya, kata Basaria, bisa berupa penambahan petugas tunggu.

“Bisa ditambah pengawalnya untuk penyidik ​​atau apalah,” kata Basaria usai berbicara pada seminar antikorupsi di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Selasa, 11 April.

Roman diserang oleh dua orang tak dikenal dengan asam. Cairan berbahaya itu mengenai mata Novel dan membuatnya sulit melihat. Saat diserang, pria lulusan Akademi Kepolisian itu diketahui tengah menangani kasus mega korupsi pengadaan proyek KTP Elektronik yang merugikan negara Rp 2,3 triliun.

Ia dibawa ke sidang di pengadilan tipikor untuk dikonfrontasi dengan saksi anggota DPR Miryam S. Haryani. Perempuan asal Partai Hanura ini mengaku memberikan keterangan mengenai Berita Acara Pemeriksaan (BAP) karena mendapat tekanan dari penyidik ​​KPK. (BA: Penyidik ​​KPK: Pengakuan Miryam S. Haryani yang diancam adalah bohong)

Namun kesaksian Miryam itu ditolak mentah-mentah oleh Novel. Bahkan, Novel dengan tegas menyebut kesaksian Miryam hanya bohong.

Melihat ke belakang, ini bukanlah serangan teroris pertama yang dialami Roman. Pada tahun 2016, ia ditabrak oleh orang tak dikenal saat dalam perjalanan menuju kantornya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Sementara itu, Gusdurian Network dalam rilisnya menyebutkan Novel juga mengalami kecelakaan di Nusa Tenggara Barat. Diduga kuat kecelakaan tersebut merupakan bagian dari upaya penyerangan dan intimidasi terhadap Roman.

Selain penyerangan fisik, Roman juga dikriminalisasi. Pada tahun 2015, Polres Bengkulu menangkapnya dengan tuduhan menjadi tersangka penyerangan pencuri sarang burung walet. Saat kejadian tahun 2004 silam, Novel menjabat Kepala Satuan Reserse Kriminal Polda Bengkulu. Pada tahun 2016, Kejaksaan Negeri Bengkulu akhirnya menghentikan penuntutan Novel karena kurangnya bukti.

Basaria mengatakan, pihaknya telah menyerahkan penyidikan kasus tersebut kepada polisi. Ia enggan berspekulasi soal dalang aksi keji tersebut.

Biarkan mereka (polisi) bekerja, katanya.

Basaria mengatakan, kejadian yang menimpa Novel merupakan risiko terhadap pekerjaannya. Namun, meski mendapat ancaman dan intimidasi, ia tidak akan mengubah langkah lembaganya dalam memberantas korupsi di Indonesia.

“Anda tidak perlu takut,” kata Basaria.

Polri siap mengawalnya

Sementara itu, Mabes Polri mengaku siap mengawal seluruh anggota tim penyidik ​​KPK jika diperlukan. Hanya saja perlu dikoordinasikan.

“Tergantung kebutuhan. “Ini sepenuhnya berdasarkan penilaian KPK yang dikoordinasikan dengan kami (polisi),” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar, Selasa, 11 April, di Mabes Polri.

Minaret Boy, Polri selalu membantu KPK dalam urusan penegakan hukum. Dua di antaranya saat berupaya menjemput tersangka korupsi secara paksa atau saat mengawal penggeledahan yang dilakukan lembaga antirasuah.

Diduga terkait kasus KTP Elektronik

Menurut Direktur Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada (UGM), Hifdzil Alim, serangan teroris terhadap Novel terkait dengan mega kasus korupsi proyek pengadaan KTP Elektronik dan kasus besar lainnya yang sedang ditangani Novel. .

“Ini bukan kejahatan biasa dan dilakukan secara sengaja,” kata Hifdzil, Selasa, 11 April.

Hifdzil bersama beberapa aktivis antikorupsi di Yogyakarta menuntut polisi segera mengungkap tuntas kasus ini. Sementara itu, Direktur Pusat Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia Eko Riyadi menduga penindakan terhadap Novel tidak dilakukan sendiri-sendiri, melainkan direncanakan terlebih dahulu, kata Eko.

Hal ini diperbolehkan oleh Imam Masjid Al-Ikhsan, Abdur Rahim Hasan. Kepada Abdur, Novel mengaku sempat merasa diikuti orang tak dikenal selama dua pekan terakhir. Saat ini Novel telah dipindahkan dari Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga ke Rumah Sakit Pusat Mata Jakarta di Menteng. – Rappler.com

togel hk